Kekerasan seksual adalah perkataan atau perilaku  seseorang untuk memanipulasi dan mengarahkan korbannya ke dalam aktivitas seksual yang tidak diinginkan. Kekerasan seksual bisa terjadi pada siapa saja, baik laki-laki, perempuan, anak-anak maupun orang dewasa. Kasus ini masih sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Faktanya, kekerasan seksual membawa dampak negatif bagi para penyintasnya.
Kategori atau jenis pelecehan seksual dibedakan menjadi dua bentuk pelecehan verbal, yaitu: menyalahkan, meremehkan, mengkritik, mendorong, menghina, menghakimi, memanipulasi, menyalahkan, melecehkan, mengancam, menahan. Bentuk-bentuk pelecehan non-verbal antara lain: memposting gambar tanpa izin, mengirimkan foto yang tidak diinginkan, tatapan mata, hadiah yang tidak diinginkan, kontak fisik yang tidak pantas, gerakan wajah yang tidak pantas, isyarat tangan, memposting pesan atau foto pribadi seseorang di forum publik, cyberstalking.
Kekerasaan atau pelecehan seksual yang sudah menjadi isu sosial timbul tenggelam tanpa penyelesaian. Keadaan ini justru merugikan bagi korban penyintas, di mana kasus tersebuat menjadi bahan olokan saat mereka melaporkan kepada pihak berwajib. Aparat dan pelaku kerap menyalahkan dan meneror korban, sehingga banyak korban berujung meminta maaf, menarik laporannya, atau bahkan dikriminalisasi.Â
Kini semakin berkembangnya teknologi, maka pelecehan yang dilakukan semakin beragam. Semakin canggihnya program kecerdasan buatan yang mampu menghasilkan gambar realistis, justru menimbulkan kekhawatiran baru di masyarakat, termasuk meningkatnya kasus pornografi anak.
Apa itu AI? AI adalah Kecerdasan Buatan, seperti kepanjangan AI yaitu Artificial Intelligence, AI merupakan teknologi yang bertujuan untuk membuat sistem komputer mampu meniru kemampuan intelektual manusia. Kecerdasan buatan memungkinkan komputer belajar dari pengalaman, mengenali pola, membuat keputusan, dan menyelesaikan tugas kompleks dengan cepat dan efisien.
Kecerdasan buatan telah menjadi topik populer dalam  sastra, film, dan televisi dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa cerita fiksi ilmiah, seperti "Westworld (2016-2022)" dan "Ex Machina (2014)," mengeksplorasi hubungan kompleks antara manusia dan kecerdasan buatan, termasuk situasi yang melibatkan kekerasan seksual.
Korbannya kini sudah tidak mengenal kalangan kecil ataupun dewasa, kekerasan atau pelecehan memanfaatkan teknologi AI ini menggunakan teknik pengeditan foto asli seorang remaja berpakaian lengkap dan mengubahnya menjadi gambar telanjang. Contohnya diungkap Litwin kasus yang melibatkan seorang anak laki-laki berusia 15 tahun yang fotonya diedit menjadi gambar telanjang dan digunakan untuk memeras remaja tersebut.
Lalu, kasus ini pula terjadi pada seorang pengguna TikTok bernama Rachel membagikan pengalaman pahitnya saat ia menjadi korban pelecehan. Pengguna media sosial anonim menggunakan AI untuk membuat foto palsu di mana Rachel terlihat tidak menggunakan busana. Rachel menjelaskan apa yang terjadi padanya melalui akun TikToknya. Saat itu, ia menerima sebuah pesan di Instagram. Pesan tersebut berisi foto-foto yang ia unggah di Instagram, namun telah diedit menggunakan AIÂ dan ia terlihat tidak mengenakan busana.
Menurut analisis baru-baru ini, gambar anak-anak yang terlibat dalam tindakan seksual yang dihasilkan oleh AIÂ dapat mengganggu sistem pemantauan pusat yang mencegah CSAM mengakses Internet. Saat ini, sistem ini dirancang untuk hanya mendeteksi gambar pelecehan yang diketahui, bukan gambar buatan. Variabel baru ini dapat berarti bahwa penegak hukum menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencoba menentukan apakah suatu gambar itu nyata atau dibuat oleh AI.
Berikut beberapa hal untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual : Tidak mudah percaya kepada oranglain, membatasi penggunaan internet, mencegah hal-hal yang berbau dewasa. Dengan beberapa pencegahan ini mungkin bisa membantu kita dalam mencegah kejahatan seksual.mungkin bisa membantu kita dalam mencegah kejahatan seksual. mungkin bisa membantu kita dalam mencegah kejahatan seksual.
Tindakan atau soslusi yang harus dilakukan yaitu dengan memanfaatkan sistem teknologi yang dibuat oleh google, yaitu, sistem artificial intelligence buatan Google. Dimana sistem ini akan mencari konten yang terindikasi berbau pelecehan seksual di internet. Google Content Safety API menggunakan jaringan untuk memindai foto-foto dengan cara membuat gambar yang dianggap tidak pantas menjadi tidak terlalu mencolok.