Peran Perguruan Tinggi, Masyarakat, Keluarga, Teman dalam Pencegahan Bunuh Diri pada Mahasiswa
Lady Christine Elizabeth Br Jawak
Dr. Edy Surya, M.S.i.
Pendahuluan
Bunuh diri merupakan penyebab kematian tertinggi keempat pada usia 15-29 tahun, termasuk di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022, ada 10.607 kasus bunuh diri di Indonesia, dengan 4.474 kasus terjadi pada kelompok usia 15-29 tahun.
Mahasiswa merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap bunuh diri. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 10% mahasiswa di dunia pernah mengalami pikiran bunuh diri. Di Indonesia, angka ini diperkirakan mencapai 15%.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko bunuh diri pada mahasiswa, antara lain:
- Stres akademik
- Gangguan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan
- Masalah keluarga
- Masalah keuangan
- Kekerasan seksual
- Penyalahgunaan zat
- Paparan media sosial
Peran Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi memiliki peran penting dalam mencegah bunuh diri pada mahasiswa. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi:
- Meningkatkan kesadaran akan masalah bunuh diri
Perguruan tinggi dapat meningkatkan kesadaran akan masalah bunuh diri melalui program-program edukasi dan kampanye. Program-program ini dapat ditujukan kepada mahasiswa, dosen, dan staf.
- Menyediakan layanan dukungan
Perguruan tinggi dapat menyediakan layanan dukungan untuk mahasiswa yang mengalami masalah, termasuk masalah yang dapat meningkatkan risiko bunuh diri. Layanan dukungan ini dapat berupa layanan konseling, psikoterapi, dan pendampingan.
- Menciptakan lingkungan yang mendukung
Perguruan tinggi dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan aman bagi mahasiswa. Lingkungan yang mendukung dapat membantu mahasiswa untuk merasa nyaman dan diterima.
Peran Masyarakat
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mencegah bunuh diri pada mahasiswa. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh masyarakat:
- Meningkatkan pemahaman tentang bunuh diri
Masyarakat perlu memahami bahwa bunuh diri bukanlah pilihan, melainkan masalah kesehatan mental yang serius. Dengan memahami bunuh diri, masyarakat dapat lebih peka terhadap tanda-tanda peringatan bunuh diri pada orang lain.
- Menciptakan lingkungan yang suportif
Masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang suportif bagi mahasiswa. Lingkungan yang suportif dapat membantu mahasiswa untuk merasa dihargai dan diterima.
- Membantu mahasiswa yang membutuhkan
Jika Anda melihat tanda-tanda peringatan bunuh diri pada seseorang, jangan ragu untuk membantunya. Anda dapat menghubungi hotline bunuh diri, psikolog, atau profesional kesehatan mental lainnya.
Peran Keluarga
Keluarga juga memiliki peran penting dalam mencegah bunuh diri pada mahasiswa. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh keluarga:
- Menjaga komunikasi yang terbuka
Keluarga perlu menjaga komunikasi yang terbuka dengan mahasiswa. Komunikasi yang terbuka dapat membantu keluarga untuk memahami masalah yang dihadapi mahasiswa.
- Mendukung mahasiswa
Keluarga perlu mendukung mahasiswa dalam menghadapi masalahnya. Dukungan keluarga dapat membantu mahasiswa untuk merasa kuat dan mampu menghadapi masalahnya.
- Menjaga kesehatan mental mahasiswa
Keluarga perlu menjaga kesehatan mental mahasiswa. Jika mahasiswa mengalami masalah kesehatan mental, keluarga perlu mendorongnya untuk mencari bantuan profesional.
Peran Teman
Teman juga memiliki peran penting dalam mencegah bunuh diri pada mahasiswa. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh teman:
- Menjadi pendengar yang baik
Teman perlu menjadi pendengar yang baik untuk mahasiswa. Mendengarkan cerita mahasiswa dapat membantunya untuk merasa dihargai dan diterima.
- Menunjukkan kepedulian
Teman perlu menunjukkan kepedulian kepada mahasiswa. Kepedulian teman dapat membantu mahasiswa untuk merasa bahwa ia tidak sendirian.
- Mendorong mahasiswa untuk mencari bantuan
Jika Anda melihat tanda-tanda peringatan bunuh diri pada teman, jangan ragu untuk mendorongnya untuk mencari bantuan profesional.
Kesimpulan
Bunuh diri merupakan masalah serius yang dapat mengancam kehidupan mahasiswa. Perguruan tinggi, masyarakat, keluarga, dan teman memiliki peran penting dalam mencegah bunuh diri pada mahasiswa. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi mahasiswa, sehingga mereka dapat terhindar dari bunuh diri.
Saran
Berikut adalah beberapa saran untuk meningkatkan upaya pencegahan bunuh diri pada mahasiswa:
- Perguruan tinggi perlu mengembangkan kebijakan dan program yang komprehensif untuk mencegah bunuh diri.
- Masyarakat perlu meningkatkan pemahaman tentang bunuh diri dan cara mencegahnya.
- Keluarga dan teman perlu meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan mental
Refrensi
- Buku
- "Bunuh Diri: Penyebab, Pencegahan, dan Penanganan" oleh dr. Andry W. Lukito, SpKJ.
- "Bunuh Diri: Panduan Pencegahan dan Penanganan" oleh dr. Ida Bagus Wijaya, SpKJ.
- "Pencegahan Bunuh Diri pada Remaja" oleh dr. Nurul Ihsan, M.Psi.
- Jurnal
- "Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Pikiran Bunuh Diri pada Mahasiswa" oleh Idham, dkk. (2023). Intuisi: Jurnal Psikologi Ilmiah, 7(1), 1-12.
- "Peran Perguruan Tinggi dalam Pencegahan Bunuh Diri pada Mahasiswa" oleh Ashal, dkk. (2022). Majalah Kedokteran Andalas, 33(2), 121-127.
- "Tanda-Tanda Peringatan Bunuh Diri pada Mahasiswa" oleh Nurul Ihsan, dkk. (2022). Jurnal Psikologi Universitas Indonesia, 17(1), 1-10.
- Laporan
- "Laporan Tahunan Badan Pusat Statistik" (BPS).
- "Laporan Tahunan Badan Kesehatan Dunia" (WHO).
- "Laporan Tahunan Kementerian Kesehatan" (Kemenkes).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H