Secara gampangannya, kita mengambil pemikiran dari orang yang berjualan nasi sehari - hari. Misal hari ini, dia habis 10 kg beras dalam 2 jam, dan ternyata besoknya lagi juga habis 10 kg beras dalam 2 jam, maka keesokan harinya tambahlah menjadi 11 kg beras. Jika 11 kg ini juga habis dalam 2 jam, maka anda mungkin telah memiliki pangsa pasar yang kuat, jadi naikkan lagi menjadi 12 kg dan seterusnya. Lakukan penambahan yang bertingkat hingga di suatu saat ternyata ada yang tidak laku. Ketika hal itu terjadi, maka keesokan harinya kurangilah produksinya secara bertahap.
Dari analogi tersebut, dapat juga kita terapkan pada produksi barang kita dengan time frame yang kita set sendiri, misalnya saya melihat evaluasi penjualan dalam satu bulan untuk penentuan produksi bulan berikutnya. Untuk beberapa barang yang fast moving, seperti sabuk bonceng maka saya buat buffer stok 2x lipat sementara barang - baran yang lain saya buat buffer stock nya hanya 1,5x lipat.
Buffer stock ini penting untuk mencukupi lonjakan permintaan pasar yang tidak wajar. Banyak orang yang mengatakan bisnis itu seperti suatu mahluk hidup, yang akan senantiasa berkembang dan tidak pernah stagnan, maka kita sebagai pemilik bisnis juga hendaknya senantiasa berkembang untuk mengakomodasi bisnis kita.
Selamat berbisnis kawan, semoga kesuksesan dan keberhasilan yang akan kita raih :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H