Mohon tunggu...
Ladinata Jabarti
Ladinata Jabarti Mohon Tunggu... pegawai negeri -

pecinta negeri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

JIWA-JIWA MATI KARYA NIKOLAI GOGOL: SEBUAH PENGANTAR

7 Maret 2011   19:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:59 1542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JIWA-JIWA MATI KARYA NIKOLAI GOGOL: SEBUAH PENGANTAR

Oleh: Ladinata

Abstract

‘Dead Souls’ is a Gogol’s reflection to his beloved Russia. ‘Dead Souls’ is not only the dead peasants, but also the bureaucrats and the landowners, who lost their soul. In the ‘Dead Souls’ Gogol showed the first capitalistic hero in Russian literature. He very succeed to describe the first, but disappointed about the second volume. He burnt the second – several chapters are rescued -and he died by deep crisis and disappointment: he felt, that he didn’t find the good heroes in real Russian life.

Keywords: krepostnoye pravo, code of laws, cathedral code, jiwa-jiwa mati, para birokrat, para tuan tanah, revisi, hipotek, degradasi, dan rebirth

1. Pembuka

Di Rusia, ada satu aturan penting, yang dapat dikatakan sebagai aturan dasar bagi segala aspek kehidupan bermasyarakat, terutama sangat berpengaruh di dalam perkembangan kesusastraan yang mengeksplisitkan kemuraman sejarah, yakni:apa yang disebut dengan krepostnoye pravoserfdom’, yang ditetapkan melalui code of laws kaisar Ivan III pada tahun 1497, aturan mengenai larangan dan kestabilan, dan cathedral code Aleksei Mikhailovich tahun 1649, yang mengakibatkan pada abad XVII dan XVIII semua penduduk yang tidak bebas, dengan sendirinya akan menjadi kaum petani sahaya, yang mesti bekerja pada para tuan tanah (barshina) dan mesti membayarkan sewanya kepada kaum tuan tanah pemilik (obrok), dan yang juga mesti membayar pajak kepada kekaisaran, serta harus memikul kewajiban-kewajiban yang sangat telah ditentukan dan diputuskan.

Aspek buruk pemberlakuan serfdom tersebut tampak jelas dipaparkan di dalam ‘A Journey from Petersburg to Moscow’ karya Alexander Radishev (1749-1802), yang merupakan penulis revolusioner pertama Rusia. Lantaran tulisannya yang memunculkan ide revolusi itu, atas perintah Ekaterina II, Radishev dibuang ke Siberia. Demikian juga ‘Dead Souls’, yang merupakan karya masterpieceNikolai Vasilievich Gogol (1809-1852), menggambarkan bagaimana eksploitasi, penderitaan, kesedihan, dan ketiadaberdayaan para petani atas pemberlakuan serfdom, dan yang jauh lebih jadi fenomenal adalah munculnya tokoh seperti Pavel Ivanovich Chichikov.

2. Buku Jilid Pertama ‘Jiwa-jiwa Mati’

Buku jilid pertama ‘Jiwa-jiwa Mati’ ditulis Gogol pada tahun 1835-1841 dan dipublikasikan tahun 1842. Buku ini mengisahkan mengenai perjalanan tokoh sentralnya: Chichikov, yang pada suatu ketika datang ke kota bernama NN dan berhenti di penginapan, kemudian dia berkenalan dengan para birokrat kota dan para tuan tanah setempat. Chichikov adalah orang yang santun dan terdidik dengan baik. Dia mampu melakukan percakapan dalam beragam tema, kecuali mengenai dirinya sendiri. Tuan tanah Manilov dan Sobakevich mengundang Chichikov untuk singgah bertamu.

Mula-mula Chichikov berkunjung kepada Manilov, tuan tanah - usianya kira-kira 50 tahun - yang santun dan menyenangkan, yang tinggal di tanah perkebunannya bersama istri dan dua orang anak. Manilov dan istrinya adalah manusia terdidik, tetapi mereka sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk mengatur pertanian. Para petani yang dimilikinya hidup dalam kesusahan dan perkebunannya sendiri secara terus-menerus jatuh ke dalam kepailitan. Manilov sangat senang bermimpi dan di dalam impian-impiannya dia ingin membangun kembali tanah perkebunannya.

Setelah percakapan yang menyenangkan, Chichikov mengutarakan maksudnya: dia bertanya kepada tuan rumah, apakah setelah revisi, banyak petani di pertanian Manilov yang mati. Setelah mendengar jawaban Manilov, Chichikov berkata, bahwa dia ingin membeli petani-petani yang mati. Manilov terkejut dan tidak dapat mengerti, apa yang diinginkan tamunya, yang kemudian menjelaskan, bahwa dia akan membuat dokumen para petani yang mati, seperti dokumen pada para petani yang hidup. Manilov setuju, tetapi dia tidak punya keinginan untuk menerima uang dari penjualan petani-petani yang mati.

Chichikov kemudian menuju ke Sobakevich, tetapi di dalam perjalanan terjadi badai, yang membuat kusir troika Chichikov tersesat. Mereka akhirnya sampai ke desa kecil dan bertemu dengan Korobochka, seorang janda paruh umur, yang pandai mengurus pertanian, tetapi bukan seorang wanita yang cerdas dan sangat kikir. Seperti Manilov, Korobochka pun tidak mengerti, mengapa Chichikov ingin membeli jiwa-jiwa mati, tetapi kemudian, karena dia tidak tahu berapa harga pasaran jiwa-jiwa mati, Korobochka melakukan tawar-menawar dengan tamu yang tak dinyananya tersebut. Ia pun akhirnya menjual 18 petaninya yang mati kepada Chichikov.

Dalam perjalanan ke rumah Sobakevich, Chichikov bertemu dengan Nozdrev, yang berusia 35 tahun, seorang yang sehat dan memiliki karakter terbuka. Nozdrev adalah seorang penjudi dan pendusta. Dia mudah berkenalan dengan siapa saja dan mudah juga menipu kenalan barunya tersebut. Nozdrev mengundang Chichikov datang bertamu. Mengenai penjualan jiwa-jiwa mati, Nozdrev mengusulkan untuk melakukan perjudian dengan Chichikov. Nozdrev tidak mempercayai alasan apapun dari Chichikov mengenai pembelian jiwa-jiwa mati. Selama permainan judi, Chichikov mengetahui, bahwa Nozdrev bermaksud memperdayainya. Terjadi pertengkaran dan Nozdrev ingin memukul Chichikov, tetapi Chichikov berhasil melarikan diri.

Akhirnya Chichikov sampai ke rumah Sobakevich, yang tubuhnya seperti beruang dan semua barang-barang yang ada di sekitar Sobakevich mirip beruang. Sobakevich tidak menyukai manusia, hubungannya dengan semua kenalannya tidaklah bagus, karenanya berbincang-bincang dengan Sobakevich sangat rumit. Sobakevich tidak merasa heran dan tidak mengajukan pertanyaan, ketika Chichikov mengutarakan maksudnya. Sobakevich langsung memberi harga 100 rubel untuk setiap petani yang mati. Terjadilah tawar-menawar yang sengit dan akhirnya Sobakevich menjual setiap jiwa mati seharga 2 rubel 50 kopek!

Dari Sobakevich, Chichikov mengetahui, bahwa Plyushkin mempunyai banyak petani yang mati dan beberapa petani yang melarikan diri. Chichikov pun menuju ke rumah Plyushkin dan sesampainya di sana, Chichikov melihat seseorang, yang sulit ditentukan berdasarkan pakaiannya, apakah dia seorang lelaki atau perempuan. Itu adalah Plyushkin.

Dulu Plyushkin seorang suami dan ayah yang bahagia. Dia sangat dihormati karena pengalaman dan pengetahuannya. Tetapi setelah kematian istrinya, dia berubah menjadi lebih kikir dan lebih berprasangka. Anak perempuan tertuanya jatuh cinta pada seorang opsir dan lari dari rumah dengan kekasihnya tersebut dan Plyushkin menyumpahserapahi anaknya. Dia mengirim anak lelakinya ke kota untuk bekerja, tetapi anaknya itu masuk menjadi seorang serdadu. Sang anak memohon bantuan ayahnya karena kalah berjudi, tetapi Plyushkin menampiknya. Anak perempuan keduanya mati, tinggallah Plyushkin hidup sendiri. Semenjak itu kekikiran, dengan cepat menguasai dirinya. Dia mengumpulkan dan menyembunyikan barang-barang dan bahan-bahan makanan, berhenti mengerjakan pertanian. Rumahnya segera menjadi rumah yang tampak tidak dihuni, semua yang di sekitar ditumpuki dengan barang-barang rongsokan. Para pedagang tidak lagi datang kepada Plyushkin untuk membeli barang, karena dia telah berubah menjadi serakah dan sangat lama melakukan perniagaan. Semua, yang dihasilkan oleh para petani, disimpan di dalam gudang. Putri sulungnya datang dua kali bersama anak-anaknya, Plyushkin memaafkan anaknya, tetapi dia tidak memberi sepeser pun uang.

Chichikov kesulitan berbicara dengan Plyushkin, tetapi akhirnya mereka berbincang-bincang. Dari percakapan tersebut, Chichikov mengetahui, bahwa Plyushkin memiliki 120 petani mati dan beberapa petani yang melarikan diri. Dengan suka hati Plyushkin menawarkan kepada Chichikov untuk membeli para petani yang mati dan melarikan diri tersebut.

Pada hari berikutnya bersama dengan Manilov dan Sobakevich, Chichikov mendaftarkan pembelian kaum petani. Chichikov berkata, bahwa dia memiliki tanah pertanian di provinsi Khersonskaya. Di kota, dengan cepat, semua orang mengetahui, bahwa Chichikov telah melakukan pembelian kaum petani sebesar 100 ribu rubel. Dia segera menjadi orang yang sangat termasyur, semua orang ingin mengundangnya untuk bertamu, dan menyebutnya sebagai jutawan. Dia bahkan menerima surat cinta! Di dalam suatu pesta dansa Chichikov berkenalan dengan seorang putri gubernur, yang sangat memikat hatinya. Saat itu muncul Nozdrev yang sedang mabuk berat dan menceritakan pembelian jiwa-jiwa mati oleh Chichikov. Berita itu tampaknya ganjil, karena semua orang tahu, bahwa Nozdrev seorang pembohong. Chichikov yang merasa sedih, pulang ke penginapan. Pada malam itu juga Korobochka datang ke kota. Dia ingin mengetahui berapa harga benarnya jiwa-jiwa mati. Ceritanya mengenai pembelian jiwa-jiwa mati yang dilakukan oleh Chichikov, diluaskan ke pelosok kota oleh para wanita, yang kecewa karena Chichikov tertarik dengan putri sang gubernur. Semua orang sangat terkejut. Seorang pun tidak dapat memahami, untuk apa Chichikov membeli jiwa-jiwa mati. Muncul beberapa prediksi: pembelian jiwa-jiwa mati adalah pendalihan untuk membawa lari putri sang gubernur, Chichikov adalah seorang birokrat kiriman rahasia dari gubernur jendral untuk melakukan pengusutan orang-orang sakit, yang mati di rumah sakit, pedagang-pedagang, yang dibunuh di dalam perkelahian karena mabuk, bahkan menyelidiki adanya pembunuhan polisi yang dilakukan oleh para petani. Ada juga prasangka, bahwa Chichikov adalah seorang pemalsu uang, seorang yang berperangai Napoleon, seorang begal! Kaum birokrat kota yang ketakutan berkumpul untuk memecahkan masalah tersebut. Tiba-tiba kepala jawatan kantor pos mengatakan, bahwa Chichikov adalah kapten Kopeikin, yang kehilangan kaki dan tangan. Tetapi hal ini ditampik oleh kepala kepolisian, yang berargumen, bahwa Chichikov adalah manusia normal, tidak invalid. Seorang pun tidak lagi berpikiran jernih. Perdebatan terus berlanjut, jaksa agung yang tidak tahan terhadap tekanan tersebut, tiba-tiba saja mati. Dan kematiannya makin menimbulkan ketakutan.

Apa yang sedang terjadi, tidak langsung diketahui Chichikov, karena dia sakit dan selama beberapa hari dia tidak menampakkan diri. Ketika dia telah pulih dan mengunjungi gubernur serta birokrat lainnya, dia tidak lagi diterima. Nozdrev menceritakan semua, apa yang terjadi. Chichikov pun memutuskan - tetapi karena beberapa situasi -meninggalkan kota NN, pada sore hari. Dan sekali lagi di depan Chichikov terbentang jalan yang tidak memiliki batas.

3.Kejelian Chichikov

Chichikov adalah seorang manusia yang ingin menjadi kaya melalui jalan yang tak pernah terpikirkan oleh benak orang lain, bahkan, sekali pun, oleh kaum tuan tanah pemilik para petani. Dia membeli ‘jiwa-jiwa mati – dokumen para petani sahaya yang belum lama mati’ dengan harga yang semurah-murahnya. Kemudian, dokumen tersebut dihipotekkan ke bank oleh Chichikov, seperti dokumen ‘jiwa-jiwa hidup’ dan lewat penghipotekan tersebut,yang dipijakkan pada kejeliannya melihat celah, bahwa: di kekaisaran Rusia, saat itu, berlaku aturan, petani yang mati setelah revisi – yang dilaksanakan sekali dalam lima tahun – akan dianggap hidup sampai revisi selanjutnya, Chichikov pun memperoleh sejumlah besar uang, seperti yang diinginkannya. Tidaklah mengherankan, di dalam kesusastraan Rusia, Chichikov ditonggakkan sebagai tokoh bercorak baru, seorang pengecoh, niagawan, dan seorang kapitalis. Dia memanfaatkan ketidakberadaan hukum Rusia untuk pencapaian tujuan-tujuannya sendiri yang berpamrih dan terencana.

4. Kisah Kapten Kopeikin dan Pavel Ivanovich Chichikov

Kapten Kopeikin adalah pahlawan Perang Patriotik 1812. Dia kehilangan tangan dan kaki. Ayahnya sangat miskin dan tidak dapat memberikan kehidupan. Karenanya Kopeikin pergi ke Petersburg untuk meminta bantuan tsar. Dia diterima oleh seorang menteri, yang mendengarkan semua kisahnya, tetapi kemudian dia diminta untuk datang kembali selang beberapa hari. Kopeikin pun berkali-kali datang dan selalu diminta untuk menunggu. Sampai kemudian uangnya habis dan dia pun sangat memaksa untuk memecahkan masalahnya. Sang menteri pun akhirnya mengusir kapten Kopeikin dari Petersburg. Kopeikin menghilang, tetapi selang dua bulan di hutan-hutan Ryazan muncul sekelompok begal, yang menurut kepala jawatan kantor pos, dipimpin oleh kapten Kopeikin, yang diasumsikan sebagai Chichikov.

Sementara itu, seorang pun: baik 5 tokoh pokok tuan tanah, kepala jawatan kantor pos, kepala kepolisian, jaksa agung, maupun gubernur, tidak ada yang mengetahui persisnya siapa Chichikov. Perian mengenai Chichikov di dalam ‘Jiwa-jiwa Mati’ dilakukan sendiri oleh Gogol, ketika Chichikov dengan troika-nya meninggalkan kota NN dan berusaha menemukan jalan baru, yang terbentang.

Chichikov dilahirkan di dalam keluarga ningrat yang tidak begitu kaya. Dia melewati masa kanak-kanaknya yang membosankan dengan ayahnya yang sakit-sakitan. Kemudian dia belajar di sebuah sekolah lanjutan, di kota. Berdasarkan saran ayahnya, dia menyenangkan hati guru-gurunya dan kaum pemimpin-penguasa, menyimpan uang, dengan mengecoh kawan-kawan dan gurunya sendiri. Setelah menamatkan sekolah dia menjadi seorang birokrat dan berpikiran untuk menyimpan uang sebanyak-banyaknya. Hanya bukan uang yang kemudian diperlukan oleh Chichikov, tetapi kedudukan yang menyenangkan, yang dengan mudah uang dapat diperoleh. Melalui kecohannya dia mendapatkan posisi yang menguntungkan, posisi yang membuatnya banyak menerima suapan. Akan tetapi kemudian muncul pemimpin baru, yang sangat ketat dan tidak dapat disuap: Chichikov pun dikeluarkan. Setelah beberapa upaya yang gagal, Chichikov mendapatkan pekerjaan baru di pabean. Di tempatnya yang baru tersebut dia bisa mengorganisasikan barang-barang selundupan, tidak mengherankan, selang setahun dia telah menjadi orang kaya. Akan tetapi Chichikov bertengkar dengan seorang kawannya, yang kemudian mengadukan perilaku Chichikov. Dia pun sekali lagi diberhentikan, kehilangan sejumlah besar uang dan harus memulai segalanya dari awal. Pada saat dia memperoleh pekerjaan yang biasa saja, muncul pemikiran di dalam dirinya untuk membeli jiwa-jiwa mati dan menghipotekannya. Chichikov sangat yakin, bahwa idenya tersebut akan berhasil, lantaran banyak para petani yang mati karena sakit, para tuan tanah sangat buruk mengurus pertaniannya, menuju kepailitan, dan mereka senang karena terhindar dari keharusan membayar pajak perseorangan.

5. Antara Dua Takdir

Di dalam ‘Jiwa-jiwa Mati’ kisah kapten Kopeikin merupakan kisah sematan Gogol, yang mengakhiri konsep jilid pertama. Cerita satir Gogol ini menyentuh lapisan masyarakat tertinggi.Takdir Kopeikin diterima sebagai bagian dari kenonsenan-kenonsenan yang tragis. Tak bisa disangkal, kisah sematan ini memiliki hubungan yang mendalam dengan pemikiran Gogol mengenai keheroikan yang otentik dan tidak otentik. Kisah kapten Kopeikin memiliki kaitan dengan sejarah awal Chichikov.

Kisah mengenai kemunculan dan perluasan perilaku niaga Chichikov memiliki maksud tersendiri. Gogol ingin mengupas proses sosial yang baru, yang timbul di dalam sistemkefeodalan Rusia. Tak bisa ditampik – dan ini amat terasa - bahwa di dalam ‘Jiwa-jiwa Mati’ ada satu kedalaman pertentangan klasik di dalam aspek kehidupan. Kapten Kopeikin yang memperjuangkan tanah air, menemukan kesulitan untuk mencari cara dalam mempertahankan eksistensi, yang bahkan paling sederhana. Hal – yang tentu saja – tidak berlaku bagi tokoh-tokoh lain. Melalui kisah kapten Kopeikin, Gogol berusaha mengingatkan mengenai kehidupan heroik Rusia, menunjukkan bukan hanya sekedar penderitaan, tetapi juga perlawanan.

6. Degradasi Rusia

Dengan ‘Jiwa-jiwa Mati’, Gogol ingin memaparkan degradasi kekaisaran Rusia - akibat pemberlakuan serfdom - yang diperlihatkan melalui 5 orang tokoh tuan tanah. Manilov yang hanya senang bermimpi – namanya berasal dari kata manyat: ragam ide – dan tidak melakukan sesuatu pun untuk merealisasikan impiannya tersebut. Para petani miliknya hidup dengan tidak layak dan dia tidak memperdulikan tanah pertaniannya. Manilov adalah manusia kosong. Korobochka yang sangat mengurus tanah pertaniannya, tetapi hanya agar dia dapat menyimpan uang menjadi lebih banyak. Pertaniannya sendiri tidak berkembang dan tidak menjadi lebih baik. Korobochka menyimpan uang untuk uang itu sendiri dan dia tidak mengerti, apakah yang harus dilakukan. Nozdrev yang tidak begitu memiliki tujuan hidup. Dia senang berjudi, minum anggur dan mudah melakukan sesuatu perbuatan yang jelek kepada orang lain, untuk kemudian kembali melakukan perkawanan. Dia sama sekali tidak memikirkan para petani miliknya. Sobakevich yang merupakan pengeksploitasi keji. Para petani miliknya hidup dengan lebih baik, karena dia menyadari, petani yang kelaparan tidak mungkin bekerja dengan baik. Tidak ada moral di dalam diri Sobakevich: dia siap menjual dan membeli, bahkan ‘jiwa-jiwa mati’. Dan yang terakhir adalah Plyushkin yang memiliki nafsu tunggal untuk menyimpan. Plyushkin memiliki 1000 petani, sebagai pemarkah kekayaannya. Tetapi dia kehilangan sosok manusia dan para petaninya mati karena kelaparan.

7. Jalan Chichikov dan Kala Lima Tuan Tanah

Di dunia Manilov tidak ada waktu: di dalam kamarnya ada buku setebal 14 halaman, yang dibacanya selama dua tahun! Dan selama delapan tahun perkawinannya, dia dengan istrinya selalu berperilaku seperti kaum muda. Dunia Manilov adalah dunia indah yang palsu, yang menyimpan mimpi semu. ‘Kebohongan’ semu Manilov dan dunia indah Manilov ditentukan oleh, bahwa di dalam diri Manilov tidak ada keindahan masa lalu - sebagaimana ketidakadaan masa kini - juga tidak ada perwujudan masa depan. Jalan Chichikov, yang menuju ke tanah pertanian Manilov – secara tidak kebetulan –digambarkan seperti jalan yang tidak menuju ke mana-mana. Bahkan ketika Chichikov keluar dari rumah Manilov, dia mengalami kesulitan melanjutkan perjalanannya, dia justru harus bermalam di rumah Korobochka dan kemudian ke rumah Nozdrev – para tuan tanah di luar rencana - yang pada akhirnya menghancurkan reputasi Chichikov. Di dalam ‘Jiwa-jiwa Mati’ posisi Manilov tidaklah begitu rendah, seperti halnya Plyushkin dan bahkan Chichikov sendiri. Manilov tidak menuntaskan sesuatu yang tidak patut, karena dia memang tidak menuntaskan apa-apa di dalam kehidupan. Sedangkan waktu di dunia Korobochka berjalan lambat, seperti bunyi tik-tik jam dinding yang menjadi pernik rumahnya, namun demikian waktu di dunia Korobochka masih jauh lebih baik dibandingkan di dunia Manilov yang di luar waktu. Korobochka masih menoleh ke masa lalu, yang ditandai dengan tampilan gambar jenderal Kutuzov – pahlawan Perang Patriotik 1812, yang meluluhlantakkan serdadu Napoleon – di dekat jam dindingnya. Nozdrev adalah tuan tanah yang hidup hanya pada setiap menit yang diperolehnya.Lewat benda-benda yang ada di rumahnya, jiwa Nozdrev dapat ditentukan: di ruangannya tidak ada satu buku pun, bahkan selembar kertas dan di dinding rumahnya tergantung pisau buatan Turki. Dia juga senang berburu. Jika sebelum Nozdrev, Chichikov hanya bertemu dengan para tuan tanah yang tanpa harapan, maka dimulai dari Nozdrev-lah, Chichikov berjumpa dengan tokoh-tokoh yang masih sedikit agak menyimpan kehidupan. Pertemuan Nozdrev dengan Chichikovdi suatu penginapan merupakan cermin jalan yang hilang dan yang kembali: jalan perwujudan ke masa depan.

Plyushkin adalah satu-satunya tuan tanah yang memiliki segalanya, termasuk memiliki masa lalu, sebagaimana Chichikov. Melalui Plyushkin, Gogol ingin menunjukkan, bahwa tanpa masa lalu, masa kini bisa dihindari, tetapi tanpa masa lalu, maka tidak ada jalan bagi siapa pun untuk pergi ke masa depan. Berbeda dengan tokoh-tokoh yang lain, Sobakevich hidup dalam realitas kekinian. Dia melihat, bagaimana kehidupan sekarang telah menjadi lemah, hancur dan dangkal. Ketika dia melakukan transaksi penjualan kaum petani yang mati, dia berkata: “Tetapi, apakah yang harus dibicarakan: apakah itu manusia? Itu adalah para lalat, bukan para manusia.”

8. Jilid Kedua ‘Jiwa-jiwa Mati’

Selama masa penulisan jilid kedua ‘Jiwa-jiwa Mati’ Gogol mengalami krisis kejiwaan yang luar biasa dan sangat menderita. Tahun 1845 Gogol membakar varian pertama tulisan jilid keduanya. Sedangkan di dalam varian kedua, meskipun masih ada tokoh-tokoh satir seperti Petukh, Koshkarev dan Samosvistov,melalui tuan tanah Kostanzhoglo, Murazov dan gubernur jenderal, Gogol berusaha menunjukkan jalan keluar dengan memperlihatkan keidealan. Di dalam diri mereka diwujudkan ide-ide Gogol mengenai struktur hidup yang harmonis: penjalanan ekonomi yang logis, perelasian yang bertanggung jawab terhadap orang-orang yang mendukung tanah pertanian, dan penggunaan ilmu pengetahuan. Orang seperti Chichikov, lewat Kostanzhoglo, Murazov dan gubernur jenderal, harus mengkaji ulang hubungannya dengan kerealitasan dan melakukan ‘perbaikan’ dan rebirth. Akan tetapi eksistensi tokoh-tokoh baik yang dikemukakan Gogol, di dalam kehidupan nyata Rusia ketika itu, tidak ada. Dia juga menyadari, bahwa ide dan tema jilid kedua, jauh lebih lemah dibandingkan buku jilid pertama.Pada tanggal11-12 Pebruari 1852 - karena krisis kejiwaan yang semakin dalam dan berlarut-larut - Gogol membakar tulisan jilid keduanya, yang tertinggal hanyalah draft lima bab pertama dan lima bab terakhir.

9. Penutup

Buku jilid pertama ‘Jiwa-jiwa Mati’ merupakan pencapaian yang luar biasa dari Nikolai Vasilievich Gogol di dalam kesusastraan Rusia. Meskipun dia memaparkan keburukan-keburukan melalui Manilov, Korobochka, Nozdrev, Sobakevich, Plyushkin, dan Chichikov, Gogol tetap menyukai dan membelaskasihani para tokohnya.Dia ingin melihat sesuatu secara lebih baik, bahkan terhadap orang-orang dengan karakter buruk, ‘memperbaiki kembali’ jiwa-jiwa mati mereka. Mencintai manusia dengan segala kelemahannya, membantu mereka menjadi lebih baik adalah tujuan tulisannya, sebagai seorang sastrawan. Sedangkan di dalam jilid kedua, Gogol ingin menunjukkan jalan rebirth manusia, penyelamatan jiwa manusia, dan, tentu saja,pelahiran suara hati. Pada hari-hari terakhirnya - Gogol meninggal pada tanggal 21 Pebruari 1852 – dia menjadi lebih relijius dan berharap: tsar, kaum tuan tanah, kaum birokrat yang baik, melalui gereja ortodoks, akan mampu menolong kekaisaran Rusia keluar dari krisis, yang dicerminkan melalui perjalanan Chichikov. Dengan demikian, tidak pelak lagi, Gogol pun banyak dikritik oleh kaum reaksioner-demokrat, karena ketidakpercayaan pada adanya perubahan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun