Mohon tunggu...
Adhyatmoko
Adhyatmoko Mohon Tunggu... Lainnya - Warga

Profesional

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lupa Sejarah, Kambinghitamkan AS di Balik ISIS dan Teror Paris

16 November 2015   10:41 Diperbarui: 16 November 2015   11:44 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia terhenyak oleh teror di Paris yang merenggut 129 nyawa dan ratusan korban terluka. Media sosial diriuhkan dengan ucapan belasungkawa, sekalipun ada pula para pendukung Daulah Islamiyah atau the Islamic State (dulu ISIS) yang menyerukan kemenangan. Lewat situs resminya, ISIS mengaku sebagai dalang dari aksi biadab tersebut.

Beberapa pengamat terorisme turut bicara terkait teror di Paris 13 November kemarin. Mereka menyatakan adanya indikasi balas dendam dari kelompok ekstrimis ISIS kepada pemerintah Perancis akibat penyerangan dan pengeboman terhadap markas-markas ISIS. Seperti diketahui, Perancis adalah sekutu AS dan Inggris yang terus-menerus melancarkan serangan terhadap ISIS. Perancis juga seolah-olah tampil sebagai leader selama AS ditimpa krisis ekonomi.

Sehubungan dengan teror, Bashar al-Assad mengkritisi pemerintah Perancis karena mendukung pemberontak untuk melawan rezimnya. Senada dengan Assad, ISIS mengancam kebijakan luar negeri Perancis.

Let France and those who walk in its path know that they will remain on the top of the list of targets of the Islamic State, and that the smell of death will never leave their noses as long as they lead the convoy of the Crusader campaign, and dare to curse our Prophet, Allah’s peace and blessings be upon him, and are proud of fighting Islam in France and striking the Muslims in the land of the Caliphate with their planes, which did not help them at all in the streets of Paris and its rotten alleys. (Sumber: ISIS, diterjemahkan oleh SITE)

Banyak tuduhan yang tendensius dengan mengatakan bahwa teror di Paris disebabkan oleh teroris yang dilatih, dipersenjatai, dan didanai oleh pemerintah AS dan sekutunya. Mereka menuduh pemerintah Perancis ikut andil membiakkan para teroris untuk menumbangkan Bassar al-Assad. Memang, apa yang sudah Assad perbuat kepada rakyatnya, sehingga timbul pemberontakan?

Bahwa ada keterlibatan AS dan sekutunya dalam konflik di Suriah bukan merupakan penyebab utama adanya teror seperti di Paris atau lebih dari itu, lahirnya ISIS. Sejarah mencatat ratusan tahun pemberontakan silih-berganti di tanah Arab, sesama muslim bermusuhan, dan perebutan kekuasaan.

Ancaman dari ISIS pasca teror juga tidak menyebutkan Suriah, melainkan pernyataan yang bersifat umum – ‘in the land of the Caliphate’. Faktanya, Perancis tidak saja menyerang ISIS, pemerintahnya mengeluarkan kebijakan untuk menggempur Boko Haram di Nigeria dan Al-Qaeda di Mali.

Bukan faktor tunggal yang menyebabkan Paris diteror. Diskusi yang berabad-abad menyibak tabir sejarah masyarakat muslim di Arab melalui pertanyaan – bagaimana sistem demokrasi dan liberalisme dapat bersanding dengan fundamentalisme religius yang tidak liberal? Tengok tragedi Charlie Hebdo atau kasus Ahmadiyah, misalnya.

Edward Snowden dan Dokumen NSA

Lagi-lagi tokoh fenomenal Edward Snowden disebut-sebut membocorkan dokumen NSA tentang keterlibatan sekutu AS untuk membentuk dan mendanai ISIS. Kabar ini adalah hoax yang bersumber dari media Farsnews di Iran, lalu disebarluaskan ke media-media online. Dua artikel saya sudah mengulasnya setahun kemarin. Alamat URL berita itu masih bisa dikunjungi, tetapi isinya dihapus. Tampak bagaimana redaksi Farsnews dengan sengaja berusaha untuk menghilangkan jejak. Untung saja halaman berita itu tersimpan di Archieve.is.

Selain itu, Snowden tidak pernah mengucapkan secara eksplisit adanya dokumen NSA tentang keterlibatan sekutu AS untuk membentuk dan mendanai ISIS. Ia tidak pernah pula menyebarkan dokumen tentang itu. The Intersept, media yang membocorkan dokumen-dokumen dari Snowden, tidak memuatnya.

Seandainya Snowden membocorkan dokumen itu, apakah ia akan dielu-elukan masyarakat Amerika seperti sekarang? Snowden dihargai dan menjadi ikon kebebasan sipil di AS karena membocorkan dokumen intelijen negara yang tidak melindungi hak-hak kerahasiaan/privasi.

6 November 2015 dirilis wawancara bersama Snowden di Moscow dengan Lena Sundström and Lotta Härdelin. Pernyataan di bawah ini perlu digarisbawahi. (Sumber: Dagens Nyheter)

Edward Snowden himself has said he knows exactly how many documents he was carrying when he flew from Hong Kong to Moscow: Zero.

Seluruh dokumen telah ia serahkan kepada para jurnalis dan media, seperti The Guardian dan Washington Post. Hal itu dilakukannya agar terhindar dari resiko. Apakah Anda mengira Snowden jalan-jalan ke Iran, lalu menyerahkan dokumen NSA terkait ISIS?

Hillary Clinton dan Bukunya “Hard Choices”

Berawal dari Libanon, sebuah teori konspirasi menggunakan pernyataan Hillary dalam bukunya supaya menguatkan tuduhan bahwa ISIS bentukan AS dan sekutunya. Pernyataan Hillary, 'failure' to help Syrian rebels led to the rise of ISIS dipelintir.

Dalam wawancara, Hillary lantas coba menggambarkan arti ‘failure’, dan kegagalan yang ia maksud ialah hal di luar perkiraan semula bahwa akan lahir kelompok jihadis-salafi (ISIS) dalam perang sipil di Suriah.

“The failure to help build up a credible fighting force of the people who were the originators of the protests against Assad—there were Islamists, there were secularists, there was everything in the middle—the failure to do that left a big vacuum, which the jihadists have now filled,” Clinton said. (Sumber: theatlantic.com)

 

----------------***-----------------

Hoax: Kabar Snowden Bocorkan Dokumen NSA soal ISIS

Menyingkap Hoax Tiga Negara di Balik ISIS

ISIS atau Syariah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun