Mohon tunggu...
Mac Dhawanks
Mac Dhawanks Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saya hanya seorang blogger dan penulis pemula yang mencoba untuk belajar menjadi penulis profesional. Aku tinggal disebuah kota kecil yang bernama Pinrang yang menjadi asal makanan NASU PALEKKO, sebenarnya ada 3 Kabupaten yg menjadi asal dari Kuliner Bugis NASU PALEKKO yaitu Kab. Pinrang, Kab. Sidrap dan Kotamadya Pare-Pare yang biasa disebut AJATTAPARENG (Sebelah Baratnya Danau Sidenreng)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dialog Antara Saya dan Veteran TNI AD

21 Maret 2013   15:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:26 4041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : La Dawan Piazza

Tadi ada bapak tua beli Koran bola di kios, awalnya dia cari Koran Pos Kupang untuk mengetahui Pemenang Pilgub NTT. Keasyikan bercerita politik bapak tua ini bercerita tentang pengalamannya bertempur saat terjadi Peristiwa G30/S/PKI. Kebetulan beliau adalah mantan tentara yang dipanggil Komandan oleh rekan-rekannya yang ditugaskan ke Kalimantan untuk menyeberang ke Serawak Malaysia saat Soekarno memerintahkan Ganyang Malaysia pada tahun 1965. Kata bapak tua itu ada sekitar 5 batalyon TNI siap menyerang Malaysia yang waktu itu masih diduduki Inggris. Dalam kesatuannya ada 15 orang TNI tewas rekan bapak tua, mereka diberondong di sungai saat perahu mereka mendekati pasukan katak tentara Inggris.

Untuk masalah PKI katanya yang mendalangi peristiwa G30/S/PKI adalah Soeharto. Karena Soeharto tidak cocok dengan Jenderal Ahmad Yani yang keras hanya gara-gara dilarang berjualan pentil dan ban. Salah satu jenderal yang vocal dan menolak mempersenjatai buruh dan petani adalah tentara dari batal Letnan DI Panjaitan. Perlu Anda ketahui bahwa Jenderal Ahmad Yani adalah calon Presiden pilihan Seokarno untuk menggantikannya

Pengalaman bapak tua ini panjang, beliau masuk TNI tahun 1959 dan pensiun tahun 1985 dan ia mendapat gaji veteran sekitar 3 juta perbulan. Ia pernah di tugaskan di Palopo, Sulsel tahun 1965 saat penangkapan Pemimpin DI/TII Kahar Muzakkar. Kebetulan beliau tergabung dalam pasukan Siliwangi asal NTT, pas saya pancing apakah bapak mengetahui di mana kuburan Kahar Muzakkar. Ia tidak mengetahui karena bukan kesatuannya yang menangkap Kahar Muzakkar. Soalnya kuburan Kahar Muzakkar masih misterius, malahan pernah ada desas desus di Pinrang Sulsel bahwa Kahar Muzakkar masih hidup dan menyamar jadi warga biasa dengan menghilangkan tahi lalat di wajahnya, ia hidup sampai tua.

Beliau juga pernah ditugaskan di Timor-Timur pada tahun 1975, ia mengatakan sebenarnya yang terjadi di Timor Timur itu adalah orang-orang asli seolah-olah dijajah di negeri sendiri karena perusahaan-perusahaan dari Jawa lebih banyak mempekerjakan orang-orang Jawa dan orang luar Timor Timur dan hanya menjadikan penduduk Tetun-Porto sebagai buruh kasar atau bahasa kasarnya budak. Dan katanya lagi yang kepengen merdeka sebenarnya hanya sedikit karena hanya sekitar 800 ribu orang Timor Timur yang tinggal di Timor Leste sedangan hampier sekitar 2 jutaan orang Timor Leste tinggal di NTT Indonesia. Dan banyak dari mereka tidak mau pulang ke sana karena katanya akan dibunuh dan istrinya diambil, mungkin mereka sudah hidup makmur di Indonesia seperti sudah punya mobil, motor di NTT.

#Selama hampir 3 jam bapak tua ini bercerita, namun saya lupa merekam dialog antara saya dan dia. Semoga bapak tua ini sering-sering datang ke kios bercerita tentang kisah perjuangannya membela NKRI

ASAL MULA GOLKAR

Kata bapak tua seorang veteran TNI ini mengatakan Golkar sebelumnya dibentuk oleh TNI AD dan menurut beliau ia pernah ke bertugas ke Flores dan meneror warga di sana agar memilih Golkar. Ia menodongkan senjata laras panjang kepada warga dan disuruh tiarap dan diberi tanda dan rekan-rekannya mengatakan "Kau pilih Golkar atau kau mati !". Malahan ada warga yang terjatuh ke dalam jurang saat disuruh tiarap, mereka ditodong senjata agar memilih Partai Golkar yang saat itu masih baru. Sebuah pengakuan horror yang baru aku ketahui dari mantan seorang Komandan Batalyon TNI AD dari Pasukan Siliwangi. Bapak ini baru dua hari tinggal di Kota Kupang untuk mengurus tanahnya yang dia beli tahun 1968 dan dipasangi patok oleh Pemda dan mengakui sebagai tanah milik Pemda. Jelas bapak tua ini marah pada kepemimpinan Gubernur "Frans Lebu Raya". Di kota Kupang ini kalau ada ada tanah kosong yang tidak terurus selama 20 tahun atau 30 tahun akan dipasangi patok dan diakui sebagai tanah milik Pemda Provinsi. Aduh kasihan banget pengabdian veteran kita, tanah yang ia beli saat masih aktif jadi tentara tiba-tiba mau diambil oleh Pemda. Kasihan jadi rakyat kecil hanya menjadi alat kepentingan para birokrasi busuk di pemerintahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun