Mohon tunggu...
Labuda Shofiya
Labuda Shofiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

History enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Model Pembelajaran Harmonis Sebagai Sarana Peningkatan Kesadaran Multikultural

26 September 2024   09:54 Diperbarui: 26 September 2024   10:03 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Tim Pengabdian Kepada Masayarakat Departemen Sejarah Universitas Negeri Malang

Pendidikan sejarah memiliki peran krusial dalam menumbuhkan kesadaran multikulturalisme pada mahasiswa. Sejarah mengajarkan bahwa keberagaman adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Dengan mempelajari sejarah berbagai peradaban, mahasiswa dapat memahami bahwa setiap budaya memiliki keunikan dan kontribusinya masing-masing. Hal ini akan menumbuhkan sikap apresiasi terhadap perbedaan dan menghindari prasangka terhadap kelompok lain. Selain itu, sejarah juga menyajikan pelajaran berharga tentang konflik dan dampaknya. Dengan memahami akar konflik, mahasiswa dapat belajar untuk menyelesaikan perbedaan dengan cara yang damai dan konstruktif. 

Kesadaran multikulturalisme yang ditanamkan melalui pembelajaran sejarah akan membekali mahasiswa untuk menghadapi tantangan globalisasi. Dalam era yang semakin terhubung, mahasiswa akan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya. Kesadaran multikulturalisme akan membantu mahasiswa untuk berkomunikasi secara efektif, membangun kerjasama, dan menghargai perbedaan dalam konteks global. Selain itu, kesadaran multikulturalisme juga akan mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi agen perubahan sosial. Dengan memahami keberagaman dan menghargai perbedaan, mahasiswa dapat berperan aktif dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.

Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran multikulturalisme mahasiswa adalah dengan adanya sebuah inovasi model pembelajaran Harmonis yang memungkinkan mahasiswa mengeksplorasi berbagai sejarah lokal dan kearifan lokal di daerah masing-masing. Hal ini dapat dijadikan sebagai cara untuk mengetahui dan internalisasi nilai-nilai multikulturalisme di kalangan mahasiswa. Model Pembelajaran Harmonis berupaya mengintegrasikan prinsip-prinsip CRT untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan dinamis yang menghormati dan menghargai keragaman budaya. Dengan mengintegrasikan Culturally Responsive Teaching (CRT) dan sejarah lokal, model ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran multikultural dan mempersiapkan mahasiswa untuk menavigasi dan berkontribusi pada dunia yang semakin.

Pendidikan sejarah memiliki peran krusial dalam menumbuhkan kesadaran multikulturalisme pada mahasiswa. Sejarah mengajarkan bahwa keberagaman adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Dengan mempelajari sejarah berbagai peradaban, mahasiswa dapat memahami bahwa setiap budaya memiliki keunikan dan kontribusinya masing-masing. Hal ini akan menumbuhkan sikap apresiasi terhadap perbedaan dan menghindari prasangka terhadap kelompok lain. Selain itu, sejarah juga menyajikan pelajaran berharga tentang konflik dan dampaknya. Dengan memahami akar konflik, mahasiswa dapat belajar untuk menyelesaikan perbedaan dengan cara yang damai dan konstruktif.

Kesadaran multikulturalisme yang ditanamkan melalui pembelajaran sejarah akan membekali mahasiswa untuk menghadapi tantangan globalisasi. Dalam era yang semakin terhubung, mahasiswa akan berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang budaya. Kesadaran multikulturalisme akan membantu mahasiswa untuk berkomunikasi secara efektif, membangun kerjasama, dan menghargai perbedaan dalam konteks global. Selain itu, kesadaran multikulturalisme juga akan mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi agen perubahan sosial. Dengan memahami keberagaman dan menghargai perbedaan, mahasiswa dapat berperan aktif dalam membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis.

Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran multikulturalisme mahasiswa adalah dengan adanya sebuah inovasi model pembelajaran Harmonis yang memungkinkan mahasiswa mengeksplorasi berbagai sejarah lokal dan kearifan lokal di daerah masing-masing. Hal ini dapat dijadikan sebagai cara untuk mengetahui dan internalisasi nilai-nilai multikulturalisme di kalangan mahasiswa. Model Pembelajaran Harmonis berupaya mengintegrasikan prinsip-prinsip CRT untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan dinamis yang menghormati dan menghargai keragaman budaya. Dengan mengintegrasikan Culturally Responsive Teaching (CRT) dan sejarah lokal, model ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran multikultural dan mempersiapkan mahasiswa untuk menavigasi dan berkontribusi pada dunia yang semakin.

Model Harmonis diterapkan dalam pembelajaran sejarah dengan melakukan beberapa tahap yaitu:

Lesson Instruction

Pada tahap ini, pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dari proses pembelajaran yang akan datang. Selain itu, pendidik juga memberikan motivasi dan inspirasi kepada mahasiswa untuk mempelajari materi sejarah lokal yang akan dibahas. Pendidik menekankan pentingnya memahami sejarah lokal dan bagaimana hal itu dapat memberikan wawasan berharga tentang identitas dan warisan komunitas. Dengan menyoroti relevansi materi terhadap kehidupan mereka sendiri, pendidik mendorong mahasiswa untuk terlibat dengan materi pelajaran pada tingkat yang lebih dalam. Melalui pendekatan ini, pendidik bertujuan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan penghargaan terhadap sejarah lokal, yang pada akhirnya akan mengarah pada pengalaman belajar yang lebih bermakna dan memperkaya bagi para mahasiswa.

Concrete Experience

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun