Mohon tunggu...
Labuda Shofiya
Labuda Shofiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

History enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penurunan Muka Tanah dan Banjir Demak, Akankah Selat Muria Kembali Eksis?

23 Agustus 2024   08:15 Diperbarui: 23 Agustus 2024   08:29 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bentang Sawah (atas)(Sumber: dokumentasi pribadi oleh peneliti, 2023)

Chi-young, J. (2012). Korean perceptions of the environment as viewed through village names. Korea Journal, 52(1), 74–104.

Dwiakram, N., Amarrohman, F. J., & Prasetyo, Y. (2021). Studi penurunan muka tanah menggunakan dinsar tahun 2017 - 2020 (Studi Kasus: Pesisir Kecamatan Sayung, Demak). Jurnal Geodesi Undip, 10(1), 269–276.

Dwitriansyah, Herman, A., & Bo’do, S. (2024). An ethnographic study of communication on disaster mitigation. International Journal of Education Humanities and Social Science, 7(02), 43–55.

Guimbatan-fadgyas, R. (2021). Indigenous toponyms in landslide hazard mapping for land use and infrastructure planning. In University of Twente.

Hiwasaki, L., Luna, E., & Marçal, J. A. (2014). Local and indigenous knowledge on climate-related hazards of coastal and small island communities in Southeast Asia. Springer, 35–56. https://doi.org/10.1007/s10584-014-1288-8

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun