Mohon tunggu...
Ahmad MA
Ahmad MA Mohon Tunggu... -

blogger yg jarang update | traveller kere | jazz | senja | fotografer dadakan | google wannabe | Blogger Anging Mammiri Makassar | dari timur indonesia | www.bebmen.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perjalanan Syekh Yusuf Tuanta Salamaka Ri Gowa Part I

11 Oktober 2009   11:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:36 1509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gemuruh Pembicaraan diluar istana gowa lagi hangat membicarakan sosok anak muda berusia 17 tahun anak dari Imanngarangi Daeng Manrabbiya Sultan Alaudin Raja Gowa ke 14. Masyarakat kerajaan gowa membicarakan mengenai Yusuf remaja yang pintar dalam bidang agama. Yusuf remaja mempunyai adik kesayangan yang bernama Sitti Daeng Nisanga yang mengakui keahlian kakak kesayangannya dalam menangkap ilmu sangat lah cepat dari Daeng Tasammeng.

Yusuf telah tamat dari segala ilmu yang didapatnya dari Daeng Tasammeng, termasuk ilmu Tasawuf, ilmu fiqi dan ilmu-ilmu lainnya.

Disebuah danau di pinggiran mawang kabar tersebut sampai pula ke telinga Idato ri Panggentungang Putera Chatib tunggal Syekh Abdul Makmur atau yang biasa dikenal dengan Dato Ri Bandang dan Ilo’mo ri Antang keduanya adalah Syekh (Panrita) yang tersohor di bumi kerajaan gowa karena ilmu agama nya sangat tinggi.

Mereka berdua menatap keindahan malam sambil berbincang-bincang mengenai kepintaran Yusuf remaja yang dimana yusuf sering berkhalwat tengah malam yang berarti Yusuf Remaja sering mengadakan hubungan langsung dengan Allah SWT. Sehingga terbirsir pikiran kedua syekh ini ingin menemui yusuf dan ingin mengetahui sampai sejauh mana ilmu agama yang telah dimiliki oleh yusuf sambil memancing di danau mawang.

“Kapan kita undang kemari Yusuf ?”
“Makin Cepat Semakin Baik”
“Bagaimana kalau sekarang saja”

Begitulah perbincangan kedua Syekh ini. Setelah tidak berapa lama kedua syekh ini duduk menenangkan diri, mereka memusatkan konsentrasi mereka sambil mengirim undangan dengan hatinya kepada yusuf yang sedang mengaji di Ballalompoa Maccini Dangang Somba Opu. Yusuf tersentar mendapatkan panggilan dari jauh dan membalas panggilan tersebut dengan cara yang sama. Dan berangkatlah yusuf ke danau Mawang menemui kedua syekh Idato ri Panggentungang Putera Chatib tunggal Syekh Abdul Makmur atau yang biasa dikenal dengan Dato Ri Bandang dan Ilo’mo ri Antang

“Assalamu Alaikum Warahmatullahi wabarakatu” dan dijawab oleh kedua syekh “Walaikum Salam Warahmatulahi Wabarakatu”

“Aga Kareba (Apa kabar) Anakku Yusuf” Keduanya bertanya kepada yusuf
“Alhamdulillah Sehat walafiat Dato” Yusuf membalas

Idato Ri Pangentungan : “Anakku yusuf kami sudah lama rindu kedatangan anakku yusuf”

Yusuf : “terlebih atanta (pernyataan hormat kepada yang lebih tua dalam suku makassar) atanta sekarang ini dalam keadaan haus, sangat perlu air penyejuk untuk menghilangkan rasa haus dihati atanta”

Ilo’mo Ri Antang : Anakku yusuf kami berdua memberimu air penyejuk untuk menghilangkan rasa hausmu, agar mendapatkan mata air yang lebih jerni dan bening”

Setelah melakukan perbincangan mereka bertiga duduk dipinggir Danau Mawang sambil memancing ikan dengan di selimuti awan mendung. Tak lama berselang hujan pun turun dan mereka bertiga memilih berteduh di pondok bambu samping danau.

Idato ri Panggentungang mengeluarkan sebuah bungkusan tembakau dari dalam sarugnya dan membagikannya kepada Ilo’mo ri antang dan yusuf dan mereka menggulung termbakau itu dan dijadikan sebatang rokok.

Ilo’mo ri antang : “ada api ta dato”
Idato ri Panggentungang : “tidak ada telah padam tersiram air hujan”

Setelah mendengar jawaban dari Idato ilo’mo mengambil rokoknya dan meletakkannya rokoknya di bawah tetesan air hujan atas izin allah tetesan air hulan lah yang memberikan api ke rokok Ilo’mo.

Melihat kejadian itu Idato tidak tinggal diam, tidak ingin meminta api rokok Ilo’mo dan ingin menguji sampai sejauh mana perkembangan ilmu dunia yusuf maka idato menuggu petir yang datang dan atas izin tuhan rokok yang diangkat tersambar petir dan memberikan sebuah api pada rokok idato

Melihat kejadian yang telah di lakukan kedua syekh yusuf bergegas beridi dan melipat sarungnya sampai ke paha dan berjalan kepinggir danau. Tidak satu tetespun hujan yang mengenai yusuf, setelah yusuf telah sampai dipinggir danau lalu yusuf menenggelamkan rokoknya kedalam lumpur danau sampil memanjatkan doa kepada tuhan yang maha esa. Setelah yusuf telah melakukan dia, bergegas yusuf mengambil rokok yang sudah di tenggelamkan tadi kedalam lumpur danau. Rokok yang diperkirakan basa, atas izin allah rokok tersebut tidak basa sama sekali dan rokok tersebut sudah mengeluarkan api dan berasap.

Kedua syekh melihat heran bercampur kagum melihat yang dilakukan yusuf.

Idato : anakku Muhammad Yusuf luar biasa ilmu yang kamu miliki
Ilo’mmo : saya kira ilmu yang kamu miliki sudah melebihi diatas kami berdua
Yusuf : alhamdulillah ini cuman sebagian kecil ilmu yang diberikan allah kepada ku. Ilmu yang saya cari adalah bukan ilmu dunia. Ilmu yang saya cari itu adalah :

1. Jalan Menuju Keridohan Allah
2. Cinta Yang Hakikih
3. Saya ingin menghilangkan hijab antara saya dan dia

Setelah mendengar maka kedua syekh pun memberikan apa yang yusuf minta dan menyarankannya agar mencari ilmu-ilmu tersebut ke tanah suci mekkah. Karena mereka belum terlalu mendalaminya. Kedua syekh menyarankan agar yusuf pergi berguru kepada Syekh Abdul Qadir Jailani

Telah di Posting di Perjalanan Syekh Yusuf

Bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun