Berkaca dari dua kasus yang sedang ramai diperbincangkan, yangmana pelaku adalah seorang mahasiswa, lembaga kampus harus lebih waspada dan aware dengan kondisi mahasiswanya. Misalnya dengan meningkatkan kualitas layanan konseling bagi mahasiswanya. Tiap fase dari seorang mahasiswa dalam proses mengejar pendidikan S1 memiliki ujian masing-masing. Bagi mahasiswa baru, masa peralihan antara SMA dengan kuliah akan terasa berat apabila tidak memiliki support dari lingkungan terdekatnya.
Sama halnya dengan mahasiswa yang berada di tingkat akhir. Tuntutan untuk segera menyelesaikan pendidikannya, terkadang tidak seimbang dengan suppot yang didapatkannya. Ditambah dengan kekhawatiran lain yang mulai bermunculan, seperti kecemasan akan pekerjaannya setelah lulus kuliah nanti dan rasa insecure karena melihat banyak teman seumuran yang sudah sukses.
Mengeluh itu adalah hal yang wajar. Setiap orang boleh merasa lelah atas apa yang sedang ia jalani. Akan tetapi, jangan pernah lupa, bahwa banyak yang sayang terhadap kita. Ketika dari rumah kita tidak mendapatkan rasa sayang itu, tidak masalah untuk mencarinya ditempat lain. Berkunjung kepada seorang profesional bukan aib yang harus membuat kita malu untuk melakukannya.Â
Justru sebaliknya, itu adalah salah satu bentuk mencintai diri kita. Dengan selalu mengusahakan untuk kuat dan bertahan. Bukan untuk orang lain, tetapi untuk diri kita sendiri dan untuk kebahagiaan kita. Ingat juga bahwa kita punya tuhan, yang dapat kita jadikan sebagai tempat ternyaman untuk berkeluh kesah. Jadi, jangan pernah menjadikan bunuh diri sebagai opsi dalam menyelesaikan masalah yang sedang kita hadapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H