Mohon tunggu...
Nisrina Aisyatul Labibah
Nisrina Aisyatul Labibah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

Seseorang yang sedang berproses

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Boleh Mengeluh tapi Jangan Menyerah

15 Oktober 2023   15:53 Diperbarui: 15 Oktober 2023   16:05 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/1nvtqx7

Menengok kasus yang sedang ramai diperbincangkan saat ini, ternyata kondisi mental remaja di Indonesia banyak yang sedang tidak baik-baik saja. Terjadinya dua kasus bunuh diri oleh dua orang mahasiswa dalam waktu yang berdekatan, harusnya dapat menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dan rektor beserta jajarannya. Khususnya oleh kampus yang bersangkutan dan umumnya bagi semua kampus di Indonesia.

Walapun dalam satu kasus bunuh diri seseorang, banyak faktor yang menyebabkannya untuk memilih jalan ini. Bisa jadi bunuh diri merupakan opsi terkhirnya agar bisa terlepas dari masalah yang mereka hadapi. Salah satu faktor penyebab seseorang bunuh diri adalah tekanan dari berbagai pihak dan tidak adanya tempat untuk meluapkannya. Kondisi seperti ini, apabila tidak segera diselesaikan akan menyebabkan kondisi mental seseorang menjadi terganggu dan bukan tidak mungkin, bunuh diri akan dijadikan sebagai opsi terbaik untuk meyelesaikan masalahnya.

Setiap orang tentu saja memiliki kekuatan mental yang berbeda. Respon dalam menghadapi masalahpun juga berbeda tiap orangnya. Orang-orang dengan kekuatan mental yang masih rendahlah yang seharusnya menjadi prioritas utama untuk didekati, bukan malah dijauhi. Terkadang, mereka menganggap bahwa tak ada yang peduli pada mereka, dan akhirnya memilih untuk memendam masalahnya sendiri. Coba dekati dan posisikan diri kita sedang berada dalam posisi mereka. Awalnya mungkin akan terjadi penolakan, akan tetapi, tidak menutup kemungkinan meraka perlahan akan membuka diri.

Saat mereka sudah mulai menceritakan masalah yang sedang dihadapinya, dengarkan dulu sampai akhir. Jangan potong ucapannya sampai mereka merasa lebih tenang setelah menceritakan. Jangan menjudge ataupun membandingkan dengan permasalahan kita, ketika menurut kita masalah yang mereka hadapi sebenarnya tidak seberat itu. Ingat kembali bahwa, kekuatan mental setiap orang itu berbeda-beda.

Namun, ketika kita merasa bahwa tidak mampu untuk memberikan solusi atas permasalahannya, maka tidak masalah. Banyak dari mereka yang sebetulnya hanya membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah dan menceritakan masalahnya. Boleh juga kita menyarankan kepada mereka untuk berkunjung kepada seseorang profesional, seperti psikolog. Baik psikolog dari lembaga luar kampus maupun dari layanan konseling kampus yang telah tersedia pada beberapa kampus di Indonesia.

Bagi pelaku bunuh diri, mungkin mereka merasa bahwa bunuh diri adalah solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah. Padahal, tentu kita semua tahu bahwa bunuh diri tidak dapat dijadikan sebagai solusi, setelah menimbangnya dalam berbagai konteks, terlebih dalam konteks agama. Dalam konteks keluarga yang ditinggal misalnya, bukankah akan menimbulkan luka yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. Keluarga dari korban akan menyalahkan dirinya, karena mereka sebelumnya tidak menyadari bahwa telah memberi tekanan secara tidak langsung kepada pelaku. Pelaku seharusnya bisa mencoba untuk mengkomunikasikan dahulu pada keluarganya, jika merasa diberi tekanan oleh keluarganya.

https://pin.it/4bmiJmH
https://pin.it/4bmiJmH

Jika tidak memungkinkan bagi pelaku untuk mengatakan secara langsung kepada keluarganya. Bisa dengan menyampaikannya melalui perantara yang dapat ia percaya, misalnya teman atau para profesional seperti psikolog. Dari pihak keluargapun juga harus paham, bahwa kapasitas dan kemampuan setiap anak itu berbeda. Keluarga, khususnya orang tua harus memahami apa yang disenangi dan tidak disenangi oleh anaknya, sehingga tidak ada lagi anak yang merasa dipaksa untuk memenuhi keinginan orang tuanya.

Dalam konteks sosial, akan banyak orang yang mungkin saja dapat menjadikan kasus ini sebagai contoh. Para calon pelaku tindakan bunuh diri akan merasa bahwa keputusan yang akan mereka ambil sudah tepat. Terlihat dalam beberapa konten yang membahas terkait masalah ini, banyak content creator yang seakan-akan membenarkan tindakan dari pelaku bunuh diri. Kolom komentar dalam videonya pun berisi kalimat-kalimat yang cukup memprihatinkan, seperti "kok nggak ngajak aku" atau "aku ikut dong" dan kalimat lain yang sejenis. Ini adalah cerminan dari kondisi mental masyarakat yang sedang tidak baik-baik saja. Maka disinilah peran dari seorang content creator, bukan hanya sekedar dapat menghibur, tetapi juga harus dapat memberikan edukasi. Salah satunya terkait bagaimana cara menjaga kesehatan mental.

Kita tidak pernah dilarang untuk mengeluh, fungsi dari teman dan psikolog adalah sebagai tempat cerita, tempat kita mengeluh juga. Tidak masalah, karena yang terpenting adalah jangan memendam suatu masalah itu sendirian. Kita adalah seorang manusia, makhluk sosial yang memiliki rasa lelah. Semua orang di dunia ini pastilah memiliki masalahnya masing-masing, yang sudah disesuaikan dengan kemampuannya. Jika menurut kita tidak ada seseorang yang dapat kita percaya, sekalipun itu adalah seorang psikolog, kita masih punya tuhan yang pasti akan mendengarkan segala keluh kesah kita tanpa menjudge.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun