Semarang,(7/08/2022) Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Namun, pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Untuk itu sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat.Â
Bank sampah muncul sebagai inisiatif masyarakat lokal dalam upaya partisipasi menangani permasalahan yang selama ini ada. Dengan
strategi pengolahan sampah 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) berbasis masyarakat tersebut mampu mengubah imajinasi sebagian banyak orang terhadap sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi.
Bank sampah merupakan kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Pembangunan bank sampah merupakan momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk memulai memilah, mendaur ulang, dan memanfaatkan sampah karena sampah mempunyai nilai jual yang cukup baik, sehingga pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menjadi budaya baru Indonesia.
Kelurahan Muktiharjo Kidul merupakan daerah dengan penduduk yang cukup padat, khususnya RW 11. dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang ada sejalan dengan semakin bertambahnya sampah setiap harinya. banyak tumpukan-tumpukan sampah yang terdapat di sekitar lingkungan, padahal dengan kita mengerti bagaimana cara yang tepat untuk melakukan pengelolaannya sampah tersebut dapat menghasilkan nilai jual. Sampah tersebut bisa diolah menjadi kerajinan tangan, pupuk kompos, energi listrik dan masih banyak lagi.
belum terbentuknya Bank Sampah di lingkungan tersebut membuat TIM II KKN UNDIP memberikan sosialisasi sekaligus pendampingan dalam rangka pembentukan Bank Sampah yang dapat memberikan banyak manfaat. hambatan yang ada yaitu banyaknya masyarakat yang langsung menimbun dan menjual sampah yang mereka miliki dan tidak ada kesadaran untuk membantu mensukseskan program bank sampah tersebut.
solusi yang bisa diberikan yaitu dengan menanamkan modal pada Bank Sampah untuk jadi pengepul kecil. jadi para warga sekitar dapat menjual sampah kepada pihak Bank Sampah dengan harga yang selisih dibawah rata-rata, hal ini bertujuan untuk memberikan keuntungan kedua belah pihak. warga tetap mendapatkan uang sekaligus menambah kas lingkungan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H