Mohon tunggu...
Syahrul Ramadhan
Syahrul Ramadhan Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menyukai banyak hal, sesuatu yang baru dan menantang....!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Titip Doa untuk Bapak

25 Februari 2013   15:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:42 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia seperti berputar kembali, menayangkan rekaman saat-saat aku bersamanya. Masa dimana sangat aku rasakan sayang dan perhatiannya, yang terus menerus mengalir seolah tak kenal muara. Pelukannya saat aku butuh kehangatan, suara bijaknya saat hati ini dilanda kegundahan. Dengan sepenuh hati dia selalu mengorbankan segalanya termasuk tenaganya walau lelah tak pernah lepas dari dirinya.

Teringat  pada suatu senja, ketika aku akan memulai hidup tanpa ada seseorang yang dekat  di sisiku. Hari itu, adalah hari terakhir aku bersama dengannya sebelum kami berpisah. Pesan dan nasehat pun mengalir dengan suaranya yang tetap lembut namun sungguh bijak. Sampai akhirnya detik itu datang juga, saat ku rengkuh tangan lembutnya, kemudian mengecup tangan nya, dia membalasnya dengan mengusapkan tangannya dikepalaku, tanda bahwa rasa sayangnya melebihi kekhawatirannya meninggalkanku sendiri. Kalimat singkat penuh makna pun terucap darinya, "Aina bengke ta rasa dou anak ya... cahapu sambea ra ngaji". Sungguh dalam ku rasakan deburan cinta sekaligus harapannya yang kuat dan tulus bagi diriku. Membuat air mata ini ingin segera menumpahkan segala yang dipunya. Tapi itu tak kulakukan di depannya. Aku harus tunjukkan bahwa aku baik-baik saja. Cukup pada Allah sajalah dia menitipkan aku. Tak ingin mengganggu konsentrasinya karena aku.

Aku tau, saat ini engkau sedang menghadapi masalah, banyak orang2 yang tidak suka dengan cara yang engkau ambil. Karna engkau, dengan begitu lantang meneriakan kebenaran di negeri yang rakus akan kekuasaan dan kecongkakan. Engkau terus disingkirkan oleh pemimpin yang tak tau malu, yang hanya menguras uang rakyat dan masuk kekantong pribadi. Engkau luar biasa bapak. Engkau dengan begitu brani meneriakan kebenaran, meskipun engkau tau akan berakibat pada jabatanmu.

Akh… dunia memang edan, yang benar justru disalahkan…

Ya Allah.....

Melalui doa-doa Hamba,

Tolong sampaikan sejuta sayangku untuk nya

Kuatkan dia menghadapi tiap cobaan hidup

Bapak... bagaimanapun aku tetap bangga padamu….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun