Etika Berkomuniksi Terhadap Tuna Netra
Komunikasi sangat penting untuk individu, banyak individu yang merasa komunikasi nya tersampaikan dengan menatap matanya. Namun sulit bagi seorang tuna netra untuk melakukan hal itu. Tuna netra atau yang biasa kita ketahui dengan kondisi seseorang yang menyandang gangguan penglihatan. Seorang tuna netra melakukan aktivitas sehari-harinya dengan mengandalkan indra peraba. Seorang tuna netra terkadang membutuhkan bantuan dari kita akan tetapi ada pula tuna netra yang lebih suka melakukan aktivitasnya sendiri, mereka lebih suka meminta bantuan jika mereka rasa itu sulit untuknya.
Tutur kata dan sentuhan menjadi salah satu cara untuk berintekasi dengan seorang tuna netra. Bila sudah melakukan hal tersebut maka kesalahpahaman tak akan terjadi di antara non disabilitas dan disabilitas seperti tuna netra.
Ada 6 Hal – hal yang di lakukan saat ingin berinteraksi dengan seorang tuna netra, agar tidak terjadinya kesalahpahaman, yaitu, :
- Tepuk bahu atau punggung tangan
Saat bertemu dengan seorang tuna netra alangkah baiknya, jika ingin berbicara menepuk bahu atau punggung tangan seorang tuna netra yang ingin di ajak berbicara. Hal ini menjadi penting jika ingin berinteraksi dengan seorang tuna netra, karna mereka memerlukan sentuhan agar tahu bahwa sapaan itu tertuju kepadanya.
- Memperkenalkan nama dan menanyakan bantuan
Setelah menepuk bahu seorang tuna netra atau punggung tangan, kalian bisa langsung memperkenalkan diri, setelah itu menanyakan bantuan kepada tuna netra. Biasakan lakukan hal ini jika bertemu seorang tuna netra agar terlihat sopan dan tidak terjadinya kesalahpahaman, lalu setelah itu kita tahu rapa yang mereka butuhkan dan kita lakukan.
- Gandeng di lengan
Tuna netra lebih nyaman atau lebih baik mengandeng pada bagian lengannya, bukan di rangkul sehingga tuna netra berapa satu lansgung di belakang kita.
- Panduan arah
Perhatikan penggunaan kata arah seperti, kanan, kiri, depan, belakang, atas dan bawah. Jika seorang tuna netra menanyakan arah lebih baik di beri tahu secara detail, hindari kata “disana” dan “disini”
- Pahami penolakan
Tidak semua tuna netra membutuhkan bantuan kita, mereka sering kali melakukan aktivitasnya sendiri. Individu yang ingin membantunya perlu memahami penolakan bantuan yang dilakukan tuna netra.
- Komunikasi
Pentingnya membangun komunikasi aktif dua arah dengan tuna netra, komunikasi dua arah dapat membuat penyandang tunanetra merasa nyaman berkomunikasi dengan orang asing. Bertanya jika tuna netra membutuhkan bantuan. Jika sudah melewatkan komunikasi tersebut, interaksi akan berjalan dengan mulus dan tak ada salah paham.
Penyandang tuna netra memiliki hak yang sama dengan kita yang tidak memiliki kekurangan, tetapi terdapat hak yang khusus terhadap seorang tuna netra, adapun hak yang khusus terhadap tuna netra sebagai berikut :
- Hak hidup, tuna netra dapat memperoleh yang layak seperti individu pada umumnya.
- Jauh dari stigma, banyak masyarakat umum yang memberikan stigma negatif kepada tuna netra. Stigma negatif ini harus di hapuskan.
- Keadilan, seorang tuna netra harus mendapatkan keadilan seperti individu pada umumnya.
- Aksesibilitas, pemerintah harus memperhatikan aktitivas untuk para tuna netra melalui fasilitas umum yang ramah terhadap mereka (penyandang tuna netra)
Ketika kita bertemu dengan seorang tunanetra dan ingin berkomunikasi, kita dapat menerapkan beberapa etika tersebut di atas. Sebagai orang normal, kita harus mempertimbangkan kekurangan orang buta. Salah satu cara menunjukkan rasa hormat kepada penyandang tunanetra adalah dengan menggunakan etika saat berkomunikasi dengan penyandang tunanetra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H