Mohon tunggu...
LA2KP
LA2KP Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lembaga Analisis dan Advokasi Kebijakan Publik UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Lembaga Analisis dan Advokasi Kebijakan Publik (LA2KP) merupakan sub unit jurusan Administrasi Publik FISIP UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang diresmikan pada tahun 2019 yang bergerak dalam mengkaji isu-isu terkini yang berkaitan dengan kebijakan publik, memberikan pelatihan dan advokasi kebijakan, serta melakukan riset dan analisis yang bekerjasama dengan lembaga ataupun instansi pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Presiden Prabowo Berencana Untuk Kenalkan Matematika Mulai Dari TK

7 November 2024   00:00 Diperbarui: 7 November 2024   00:04 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan berita yang dikutip dari KBRN, Kupang Presiden Prabowo berencana memperkenalkan pelajaran matematika mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (22/10/2024). "Presiden sangat peduli terhadap peningkatan kualitas sains dan teknologi, yang salah satu fondasinya adalah matematika," ujarnya. Abdul Mu'ti menambahkan bahwa pengenalan konsep matematika sejak usia dini bertujuan untuk memperkuat kualitas sumber daya manusia Indonesia di bidang sains dan teknologi di masa depan. 

Menurutnya, Presiden sangat memperhatikan aspek penting dalam pembelajaran matematika, termasuk kualitas pembelajaran, metode pengajaran, dan pengembangan profesionalisme guru matematika.“Presiden Prabowo menekankan pentingnya kualitas pembelajaran matematika serta perbaikan metode pengajaran. Ini juga mencakup perlunya pelatihan bagi guru matematika,” ungkapnya. Presiden juga menyoroti pentingnya peningkatan kualitas pembelajaran matematika sejak dini, mulai dari kelas 1 SD, serta kemungkinan memperkenalkannya di tingkat Taman Kanak-Kanak (TK).

 Belajar matematika dasar sejak dini sangatlah penting, karena kondisi otak anak pada usia dini sangat cepat menyerap ilmu baru. Selain membantu anak dalam berinteraksi, matematika juga digunakan dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Tapi dalam prosesnya, memperkenalkan matematika pada anak harus menyesuaikan mereka dalam pengenalannya dan proses pembelajarannya seperti cara penyampaiannya contohnya dengan menggunakan jari tangan dengan mengenal angka berhitung dari angka kecil dan selanjutnya masuk ke tahap berikutnya. 

Menurut National Institute of Health, anak yang mulai belajar matematika sambil berhitung dengan jari cenderung memiliki nilai matematika lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak terbiasa berhitung dengan jari. Lalu menggunakan mainan yang edukatif dengan penggunaan puzzle seperti memasukkan kubus, persegi, silinder ke lubang yang sesuai juga akan dapat meningkatkan keterampilan anak dalam berpikir dan menyelesaikannya dalam waktu singkat sehingga anak tidak merasa bosan dan menggunakan video pembelajaran agar anak tidak merasa bosan dan ada inovasi baru yang membuat focus anak lebih mengerucut pada hitungan atau angka.

Dalam hal ini presiden Prabowo mengharapkan agar anak-anak di usia dini bisa lebih fokus dan paham dalam menuntut ilmu karena menurut (Haryono, 2015) menyatakan bahwa matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dengan kekhasan bersifat pasti sehingga kedudukan matematika sebagai ilmu pengetahuan dapat memberi inspirasi dalam mengembangkan dasar pemikiran. Yang membuat mereka lebih mudah dan bebas dalam mengembangkan pikirannya. 

Pada anak usia dini mereka harus diberikan banyak kesempatan untuk mengoptimalkan perkembangan mereka, termasuk pada perkembangan kognitif dapat difasilitasi melalui pengajaran matematika untuk anak usia dini naum, perlu pertimbangan dalam penyampaian matematika ini agar tidak memberikan beban yang berat. Contohnya dengan mengemas pembelajaran melalui kegiatan bermain, pengelihatan objek langsung atau gambar juga perlu diingatkan bahwa para guru harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pengajaran ideal matematika pada anak usia dini.

Kita bisa mengambil contoh negara Singapura yang berhasil menerapkan Pelajaran matematika pada anak-anak di usia dini, pemerintah Singapura menyakini bahawa pendidikan matematika berperan penting dalam membekali anak untuk beprikir secara logis dan analitis. Meskipun ini masih rencana dan belum dipastikan keputusannya oleh Menteri Pendidikan di Indonesia namun, hal ini memberikan keuntungan kepada kita semua agar bisa mengantisipasi anak-anak di usia dini untuk bisa memahami Pelajaran matematika agar kedepannya mereka tidak akan kaget dan merasa sangat susah dalam mempelajari matematika ini dan bisa mematahkan statement bahwa Pelajaran matematika adalah hal yang menyebalkan dan memusingkan karena mereka sudah diajari Pelajaran matematika dari hal dasar di usia dini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun