Tentang Desaku, Â Hendea Namanya
30 Juni 1997 Pemerintah Daerah Kabupaten Buton meneken selembar putusan resmi pertanda lahirnya sebuah desa baru di utara Sampolawa.
Desa kecil pegunungan. Warganya bertutur dalam bahasa daerah Cia-Cia dialek Laporo.
Secara etimologi kata Hendea di ambil dari bahasa Cia-Cia itu sendiri yang artinya naik. Dapat pula diartikan menanjak.Â
Menurut tokoh adat nama Hendea dipakai dengan harapan agar warga di kampung itu makmur dan selalu naik level hidupnya.
Merunut ke sejarah masa lalu, zaman peradaban Kesultanan Buton. Hendea merupakan bagian dari masyarakat komunal Laporo.Â
Berada dalam struktur pemerintahan paling bawah di Kesultanan (setingkat desa dalam pemerintahan modern) yang dipimpin oleh seorang Parabela.
Tidak diketahui kapan tepat berdirinya pemerintahan adat disana. File Kesultanan pun memang tidak pernah merekam nama ini Hendea.
Dalam sejarahnya Buton, Hendea memang tidak memilki peran dan posisi menonjol.
Berbeda dengan nama komunal besar lain tetangganya seperti Lapandewa dan Wabula yang dipercaya sebagai Matana Surumba atau penyangga keamanan Kesultanan.