Semesta dalam balutan jubah api,
dalam cengkraman tangan besi
dan genangan lautan air mata.
Ia yang selalu mencintai tanpa dicintai,
yang tetap memberi tanpa meminta,
dan terus mengasihi tanpa dikasihi.
Ia abadi dalam sakit dan pedih,
ia abadi dalam luka dan perih,
ia abadi dalam duka dan pilu.
Perilaku
kita adalah
sengsara semesta yang abadi.
Capung Merah
Dampit, 20 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!