Mohon tunggu...
L H
L H Mohon Tunggu... profesional -

seorang ibu yang senang membaca & menulis ------------------ @ di Kompasiana ini TIDAK pernah pakai nick lain selain nama asli yg skg disingkat menjadi LH.----- di koki-detik pakai nick 'srikandi' \r\n\r\n----------------\r\nMy Website: \r\nhttp://www.liannyhendranata.com\r\n\r\n----------------\r\n\r\nmy twitter : \r\nhttp://twitter.com/#!/Lianny_LH\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjadi Pahlawan Kejiwaan Keluarga

17 November 2012   14:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:10 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari yang lalu, Bangsa Indonesia memperingati hari Pahlawan untuk kesekian tahunnya. Kita mengenang jasa-jasa orang yang sudah berjuang merebut kemerdekaan Republik Indonesia, sehingga saat ini kita menikmati hasil perjuangan mereka.

Jika dulu para pahlawan kita berjuang mengangkat senjata, bagaimana dengan kepahlawaan jaman sekarang.? Difinisi kepahlawan adalah indentik dengan pengorbanan. Sosok seseorang yang mampu berbuat untuk kepentingan orang lain, dengan tidak memerdulikankepentingan/keselamatan dirinya. Kepahlawaan jaman modern ini bisa dilakukkan dalam banyak jenis, yaitu seseorang yang menjadi pahlawan dalam berjuang mempertahankan sesuatu hal penting untuk orang banyak, pahlawan yang berjuang memajukan perusahaan, dan pahlawan yang berjuang membangun kejayaan negara.Sosok pahlawan bukan lagi hanya sebagai pejuang yang berperang mengangkat senjata melawan musuh. Sekarang kita diwajibkan untuk menjadi pahlawan dalam keluarga dan masyarakat.

Gelar kepahlawaan dalam kontek kehidupan modern, tidak perlu menunggu orang tersebut meninggal dunia, baru gelar pahlawan tersebut disematkan pada namanya dan diabadikan sebagai nama jalan dan sebagainya. Saat ini banyak gelar kepahlawaan diberikan untuk memberi penghargaan dan sebagai suri teladan untuk masyarakat atas perbuatan yang masuk dalam katagori kepahalwaan, contoh secara Internasional gelar “CNN HERO” Indonesia meraihnya melalui Kapten Budi Soehardi yang pantas disematkan sebagai pahlawan dengan dedikasi kemanusiaannya, menampung dan memelihara anak-anak terlantar di Kupang.

Sayangnya dari semua kepahlawaan, biasannya sejalan dengan waktu. Semua perjuangan/pengorbannan yang sudah diberikan menghilang dari ingatan generasi selanjutnya, demikian juga dalam kontek pejuang yang membesarkan satu perusahaan, ketika perusahaan tersebut baru berdii,dibutuhkanlah pengorbanan dari banyak orang yang terlibat didalamnya, tetapi begitu perusahaan tersebut berjalan dan sukses diraih, maka orang-orang lama yang sudah berdedikasi tersebut, dilupakan! Mereka digantikan oleh orang baru yang tidak tahu menahu sejarah pembangunan dari perusahaan tersebut, dan menikmati manisnya sukses yang mana berasal dari perjuangan generasi sebelumnya.

Pahlawan kejiwaan

Banyak penemuan yang saat ini membantu kehidupan kita, berasal dari perjuangan, kegigihan dari generasi di masa lalu. Bagaimana kita bisa menikmati listrik untuk semua peralatan modern ini, jika tidak ada Thomas Alfa Edison, demikian juga dengan penemuan-penemuan lainnya.

Kepahlawaan jaman sekarang, tetap sangat diperlukan, terutama untuk generasi lanjutan. Kita bicara dalam kontek kelompok hidup yang paling kecil, yaitu keluarga, difinisi kepahlawaan wajib dilakukan oleh orang tua untuk anak-anaknya, suri teladan dalam segala hal harus diperjuangkan untuk bisa dilaksanakan, kepahalwaan dalam membangun keluarga sehat sejahtera, kepahlawaan dalam sikap moral, mental positif dan budi pekerti.

Khusus untuk pelajaran budi pekerti bukan saja harus diberikan oleh guru disekolah, bukan hanya sebatas mata pelajaran, tetapi diterapkan dalam kehidupan. Dan budi pekerti lebih indentik pada kecontohan, keteladanan yang mana lebih pada praktik langsung bukan hanya teori. Sayangnya Kurikulum pembelajaran di sekolah-sekolah yang ada di tanah air kita ini, sangat jauh berbeda dengan negara-negara maju lainnya. kita melihat bagaimana anak-anak setingkat Sekolah Dasar sudah sangat berat, membawa tas berisi buku-buku dan pulang dengan setumpuk pekerjaan rumah yang membuatnya lelah di rumah, setelah kelelahan di sekolah, maka terjadilah kelelahan fisik yang mengikis kesehatan psikis anak, sehingga membuatnya frustasi dan minta perhatian orang tua dan masyarakat dengan prilakunya yang salah tingkah.

Tata cara pola ajar mengajar yang sangat jauh berbeda dengan negara maju yang lebih mengutamakan keharmonisan jiwa anak didiknya. Dimana tempat ini menjadi wadah dalam kehidupan seorang anak yang sedang tumbuh menuju dewasa. Negara maju lebih menitik beratkan pola interaksi praktik langsung dua arah dalam keseharian, sedangkan Indonesia lebih menerapkan teori, dengan pola interaksi searah. Siswa diwajibkan mengikuti peraturan, sedangkan pihak pengajar tidak dilibatkan dalam pelaksaaan peraturan, pola asuh asah yang masih berpola pada ‘kecongkakan’ pihak yang lebih tua, yaitu sosok guru, sosok orang tua.

Kita harus belajar mengubah sesuatu dengan cara pandang yang berubah, tentang membuat dan menerapkan pelaksanaan peraturan. Pihak guru dan orang tua harus bisa berpikir bijaksana untuk tidak sekedar menjadi sosok pembuat peraturan, tanpa mau mendapat sanksi dari pelanggaran yang dibuatnya. Contohnya: anak-anak tidak boleh terlambat masuk sekolah, sedangkan guru banyak yang terlambat.

Orang tua melarang anak untuk merokok, dan larangan tersebut diucapkan ketika dia menyulut rokok di mulutnya. Bagaimana pihak yang dimasukan untuk mengikuti peraturan bisa mematuhinya?, ketika pembuat peraturan melanggarnya. Wayne Dyer yang mengatakan “Jika anda mengubah cara melihat sesuatu, maka makna dari sesuatu yang anda lihat itu juga akan berubah”

Pola asuh terhadap anak, tentu saja tiap keluarga berbeda, tetapi apapun yang anak dapatkan akan terealisasi dalam prilakunya. Disinilah pelajaran budi pekerti yang dijabarkan dalam bentuk contoh nyata dimana penjabaran secara suri teladan yang dilaksanakan, akan lebih efektif daripada sekedar himbauan, dan hal ini harus diterapkan pada anak sedini mungkin, dan anda menjadi pahlawan kejiwaan untuk generasi muda dan penerus bangsa ini.

Mengutip apa yang diungkapkan Dorothy Law Nollte:

Jika anak dibesarkan dengan celaan, maka ia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia belajar berkelahi

Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia belajar rendah diri

Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia belajar menyesali diri

Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia belajar mengendalikan diri

Jika anak dibesarkan dengan motivasi, maka ia belajarpercaya diri

Jika anak dibesarkan dengan kelembutan, maka ia belajar menghargai

Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, maka ia belajar percaya

Jika anak dibesarkan dengan dukungan, maka ia belajar menghargai diri sendiri

Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang, maka ia belajar menemukan kasih dalam kehidupannya.

Dengan budi pekerti yang bagus dan mental yang positif, diharapkan generasi muda penerus bangsa ini, menjadi seseorang yang mempunyai moral positif, yang akan membawa angin segar yang sehat untuk dirinya sebagai manusia, dan lingkungan hidupnya serta negaranya!.

[caption id="attachment_209801" align="aligncenter" width="300" caption="artikel ini tayang dalam edisi cetak 16 Nov 2012"][/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun