L.H dan Oma Erni
No Daftar 192
by google
Sedang apa aku sekarang? Ya sedang menahan tanganku sendiri, agar tahan setahan perasaanku………. ingin banget aku merangkul lehernya, memeluk dan medekapkannya kedadaku.!, Tetapi hatiku menahan tanganku.!
Hmmmmm hanya helaan nafas yang bisa ku lakukan, siapa yang melarang untuk merangkulnya?, siapa pula yang akan lihat jika aku memeluknya bahkan menciumnya.! Ding………..suara di kepalaku saling menyahut. Bikin bête!
‘Lhaaa kenapa mas?, koq bête?’ Tanya Ririn disampingku. ‘Ooh………bukan kamu yang bikin bête’ desahku hampir berbisik, ternyata tanpa sadar aku mengeluarkan suara, hatiku tak tahan lagi rupanya!
Ririn,satu-satunya perempuan yang aku cinta, tidak bisa aku membohongi hatiku sendiri walaupun sekarang kenyataannya aku suami dari perempuan lain. Tidak ada yang lebih bahagia daripada melihatnya tersenyum, suaranya, candanya dan segalanya yang ada padanya selalu aku katakan “kau hebat, Rin!”
Mas, besok aku mau ikut lagi ya, lihat sawah dan makan enak di kampung, bosen dengan suasana jakarta hahaha
Ku lihat tawa bukan saja di bibirnya, tapi juga dimatanya!
Tak berasa aku menatapnya dengan takjub “Ach Rin! Kamu ini tetap saja seperti dulu, senang ke kampung!, ayoo kapan-kapan nyebur kesawah, lomba tangkap belut.!”
Hiiiiiiiii, sorry mas, kalau aku suruh nangkap belut, bisa-bisa badanmu babak belur dipeluk aku yang ketakutan. Jangan pernah deh ngajak aku urusan sama belut, liatnya aja dah geli!
Sieeeeeeeeeeer, hatiku berdesir mendengar kalimat "Ririn akan memelukku". Kapan itu…kapan bisa terjadi………… demikian tanya hati Bram.
Terpaku Bram memandang nisan bertuliskan, nama Ririn………….
Air hujan bertambah deras menyiram kepala dan sekujur tubuh sudah basah kuyup, tapi Bram belum juga beranjak dari depan pusara itu.
Rin………..Rin…………kekasih hatiku!, maaf aku yang tidak pernah punya keberanian menyatakan cinta untukmu.!Bangun Rin………….mari kurangkul lehermu, sekarang akan aku beranikan mencium bibirmu yang selama ini hanyalah angan-anganku.
Masih ingatkah kau Rin?, pada hari Valentine dua belas tahun lalu, aku sengaja membelikanmu balon pink, dimana kamu ngakak sambil memeluk balon itu dan menepuk pundakku terdengar derai tawamu “Lhaaaaaaaaa, mas.,........... aku ini dianggap masih bocah apa ya, koq dihadiahkan balon hahahaaaaa”
Rin aku rindu suara tawamu, aku senang mendengar ocehanmu, aku suka melihat caramu makan.
Bangun Rin……..bangun…………hari ini ‘Valentine Day’,
aku bawakan balon lagi………..aku suka melihat wajahmu memandang balon pink ini.
Mia, Istriku kesulitan mendapat tempat dihatiku, ini karena semua ruang dihatiku sudah diisi olehmu. Sampai kapanpun Rin………hatiku ini tetap milikmu, biarlah perempuan lain hanya memiliki tubuhku, tapi perasaanku, cintaku hanya untukmu. kenapa sekarang kau pergi meninggalkanku sendirian…………….Rin!
Bram tak kuasa menahan tangisnya, lama dia mencegah Ledakan hatinya ini, sekarang ditengah hujan yang menemaninya, diluapkannya tangisnya didepan pusara perempuan yang dicintainya, tetapi tidak dia miliki, sebab dia terlalu takut menyatakan cintanya, sampai Ririn menerima pinangan lelaki lain dan menikah. Walaupun itu terjadi,tetap saja Bram mencintainya, dengan berpura-pura suka dianggap oleh Ririn sebagai kakaknya, Dalam hati Bram, Ririn adalah kekasih satu-satu pemilik cinta dan perasaannya.
“Bila ku tahu umurmu, demikian sangat singkat Rin…………aku akan menghimpun keberanian untuk menyatakan cintaku, agar kau tahu bahwa aku sangat mencintamu!”……………….isak Bram sambil memeluk nisan Ririn.
-----***----
selamat merayakan "Valentine"
salam dari: LH
Nb: Silahkan Mampir di Karya KCV Lainnya KESINI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H