Mohon tunggu...
L H
L H Mohon Tunggu... profesional -

seorang ibu yang senang membaca & menulis ------------------ @ di Kompasiana ini TIDAK pernah pakai nick lain selain nama asli yg skg disingkat menjadi LH.----- di koki-detik pakai nick 'srikandi' \r\n\r\n----------------\r\nMy Website: \r\nhttp://www.liannyhendranata.com\r\n\r\n----------------\r\n\r\nmy twitter : \r\nhttp://twitter.com/#!/Lianny_LH\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bagian Ketiga untuk J50K

8 Januari 2012   12:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:10 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ringkasan cerita:

Jaka, kepala sekolah yang tertangkap sedang mencium Renny, membujuk muridnya, untuk menyelamatkan karier dan Rumah tangganya.

Bagian ke tiga J50K

"Kamu ada keperluan apa datang kesini, diwaktu jam pelajaran?" terdengar Jaka bertanya dengan suara dibuat sewibawa mungkin, walaupun sebetulnya, dia dalam kondisi frustasi. dia sadar betul, apa yang diketahui anak muridnya ini, merupakan 'skak' mati untuk karier dan rumah tangganya. "ini pak, surat dari pak Roy" Nining menyodorkan surat vonis dari  Roy, guru kelasnya. "kamu keterlaluan ya.! masa saat teman-temanmu belajar, kamu malah jajan di kantin" handrik Jaka sambil pasang muka angker. "Pak, jangan munafiklah!, kita 'kan sama. Bapak juga, teman-temannya lagi ngajar, eh bapak malah asyik pacaran" kilah Nining sambil nyengir dan mengedipkan mata.

Terdengar Renny terisak tertahan, dia tidak kuasa menahan tangisnya, lebih tepatnya menahan rasa gundahnya. Dia tahu masalah rumit dan bahaya untuk karier dan nama baiknya.

Jaka, mengambil sapu tangan untuk membersihkan keringat di wajahnya. padahal ruangan tempatnya saat ini berada, memiliki pendingin ruang. Tetapi sekarang ruang tempatnya berdiri, seolah berubah dari tungku api yang membuatnya gerah dan geram.

Kemuning celingukan melihat ke Jaka dan Renny, dengan nada nakal dia berkata : Bu Renny mengapa menangis?

Renny, bungkam...........hanya isaknya semakin terdengar

Kemuning............. terdengar suara Jaka yang dibuat selembut mungkin, dia berpikir keras harus bisa menjinakkan anak tomboy ini. dia sadar ini masalah serius jika sampai si tomboy menyebarkan apa yang barusan dia dan Renny lakukan.

Dengan menelan ludah untuk membasahi kerongkongannya yang tiba-tiba terasa sangat kering, Jaka melanjutkan bicaranya,   "Bapak minta tolong sama kamu, bisakah masalah bapak dan bu Renny cukup hanya kamu yang tahu?, bapak tahu kamu anak yang lembut perasaannya, bagaimana kamu bisa rasakan sedihnya jika kedua orang tuamu bercerai".

"ibu saya sudah meninggal pak!, jadi tidak bisa cerai lagi." Nining menjawab dengan spontan. 'iya...ya maaf........bapak lupa.!' sergap Jaka dengan kikuknya, dia mulai grogi menghadapi anak dihadapannya ini.

maksud bapak begini lho.............kamu tahu 'kan bapak ingin sekali punya anak, jika bisa nanti akan sepertimu, manis, cerdas dan penyayang. tapi istri bapak ada masalah kesehatan, dia tidak bisa memberi bapak momongan, dan Renny ini dulu teman akrab bapak pada masa dibangku SMP.

oh, jadi ini ceritanya CLBK..........Cinta Lama Yang Berkembang kembali.  Nining, manggut-manggut sambil mengerling pada dua insan yang sedang gundah gulana itu, dia memainkan mata nakalnya, dia tahu sekarang posisi jualnya sangat tinggi.!

'Hussss, jangan berkata begitu Ning.........' suara Jaka terdengar memelas.!

"Masalahnya bapak tidak ingin menyakiti hati istri bapak, jika dia tahu hubungan bapak dengan bu Renny, nah bapak minta tolong sama kamu, apa yang kamu ketahui ini, cukupkan hanya pada dirimu saja. 'kamu tidak mau, 'kan? menyakiti hati istri bapak dengan memberitahu hal ini". Suara Jaka terdengar lirih....... sekarang dia sangat berhati-hati menyusun dan menggunakan kata-kata.

'saya juga tidak mau jika ayah saya punya selingkuhan.!' terdengar suara Kemuning setengah berbisik, tapi ditelinga Renny dan Jaka terdengar seperti bunyi petasan yang memekakkan.

'iya.....ya bapak mengerti.! tapi dengan amat sangat, bapak mohon jangan beritahu siapapun soal ini ya.!' kembali Jaka menelan ludahnya dan menyeka keringat dingin yang mengalir dikeningnya.

'Soal pak Roy, nanti akan bapak bicarakan untuk memberi maaf agar beliau mencabut vonis skorsing yang sudah diberikan padamu.!' kembali terdengar Jaka membujuk Nining yang duduk sambil memainkan kedua kakinya. Pemandangan ini membuat Jaka terlebih Renny menjadi lebih depresi. 'ceritanya, mau barter ya pak?' suara Nining memecah keheningan diantara mereka yang terjadi beberapa saat. 'bukan begitu juga.!' sergap Jaka dengan wajah merah menahan geram, karena dia tahu sedang ikut dalam permainana anak bau kencur ini. 'Habis, apa namanya?, ini jelaskan pertukaran rahasia, seperti mata-mata CIA dan KGB kalau dalam film 007' jawab Nuning, semakin berani menekan gurunya. 'baiklah, jika ini kamu anggap barter, bapak rasa sepadan dengan masalahmu sendiri'. Kembali Jaka menekan suaranya, agar tetap selembut mungkin. Dalam hatinya dia ingin rasanya menempeleng wajah Nining yang cengar cengir dengan mata nakalnya. 'boleh, ngak pak.....saya pikirkan dulu, sampai jam pulang sekolah tiba.! dalam jangka waktu itu, saya jamin rahasia bapak hanya ada pada saya.  Nining berkata, sambil berdiri dengan gerakan ingin keluar dari ruang kantor kepala sekolah itu.'

'masa Allah, Ning.!!!! kenapa harus dipikirkan lagi?' terdengar suara jaka sekali ini tidak bisa mengontrol geramnya. 'ini 'kan, masalah serius pak.! harus dipikirkan baik-baik.!' Nining mulai melangkah menuju pintu.

Jaka terbengong menghadapi situasi ini, dia tidak sangka sama sekali, si Kemuning benar-benar membuatnya tobaaaaaaat. jengkelnya aku.! demikian batinnya menjerit.

sumber:

http://inspirasilh.blogspot.com/2012/01/bagian-ketiga-aku-kemuning-jangan-paksa.html

bersambung kebagian keempat

berjalan di km.1.775

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun