Mohon tunggu...
L H
L H Mohon Tunggu... profesional -

seorang ibu yang senang membaca & menulis ------------------ @ di Kompasiana ini TIDAK pernah pakai nick lain selain nama asli yg skg disingkat menjadi LH.----- di koki-detik pakai nick 'srikandi' \r\n\r\n----------------\r\nMy Website: \r\nhttp://www.liannyhendranata.com\r\n\r\n----------------\r\n\r\nmy twitter : \r\nhttp://twitter.com/#!/Lianny_LH\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Aktivitas Jiwa Itu Saling Menularkan!

27 November 2011   11:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:08 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak penelitian membukukan, tingkah laku seseorang itu, bisa memengaruhi orang disekelilingnya, terkadang begitu kuatnya pengaruh tersebut, sehingga memengaruhi kelompok, bahkan memengaruhi kebiasaannya sebuah bangsa.

Para ahli kejiwaan sudah mendapatkan angka untuk perkembangan jiwa manusia, ternyata 25% merupakan karakter bawaan seseorang, tapi tingkah laku selanjutnya sebanyak 75% ditentukan oleh lingkungannya. Sayangnya sejalan dengan ritme kehidupan seseorang, ternyata lingkungan yang mengajarkan dan menerapkan hal-hal positif kalah cepat dalam memengaruhi seseorang. Dalam pembentukan karakter, justru hal negatif lebih dominan untuk hal ini.

Untuk hal itu Indonesia punya kalimat kiasan yang pas yaitu “jika kita masuk ke toko ikan asin, maka keluar dari situ seluruh pakaian dan kulit kita akan tercium bau ikan asin. Tetapi tidak demikian halnya jika kita masuk ke toko minyak wangi”

Beberapa tahun lalu tercatat beberapa pengaruh yang ditimbulkan seseorang dan pengaruhnya menyebar sampai seluruh dunia. Sebagai contoh, model rambutElvis Presley, Lady Diana, Demi More bintang film Gost yang popular. Begitupun dengan model pakaian,model kebaya encim pernah popular tahun 1970, lengan baju model Imelda Marcos, model mengembang seperti kelopak bunga, celana bahan ‘jean’ dengan lutut sobek-sobek pernah gaya ini menularkan, selera berpakaian seluruh anak muda di dunia untuk mengenakannya. Bahkan model dengan tubuh kerempeng pernah melanda dunia, dimana semakin kurus kerempeng semakin cocok menjadi model berpakaian, seorang model bernama Isabelle Caro pernah menjadi icon model kerempeng.

Bukan hanya Bangsa Indonesia yang mempunyai daya serap pengaruh yang cepat terhadap hal-hal yang datang dari luar, tetapi hampir seluruh bangsa di dunia ini mempunyai kadar yang sama. Dan ketika ada yang sulit dipengaruhi biasanya dianggap sebagai orang aneh. Sebagai contoh, saat ini siapa anak muda maupun orang tua yang tidak tahu benda yang bernama ‘Black Berry’, pasti semua orang tahu dan memilikinya, ketika ada orang yang tidak terpengaruh untuk ikut-ikutan memilikinya, selalu dipandang dengan wajah heran, dengan pertanyaan ‘Kenapa.?’

Soal pengaruh mempengaruhi ini, bukan saja dalam bentuk rambut dan model pakaian saja, tetapi bagaimana cara memakainyapun saling memengaruhi.Banyak orang meniru apa yang dikenakan orang lain, berharap dia akan tampil sebagus yang dilihatnya pada orang lain, tidak perduli, bentuk tubuh dan ukuran tubuhnya sangat berbeda dengan contoh mode tersebut. Maka hasil akhirnya terlihat seperti orang berpakaian yang salah tempat dan salah model.

Contoh lain dari cara berpakaian yang berpengaruh dengan negatif pada anak-anak muda dunia. Dimana hal ini tercatat bermula dari kota New York yang menggelar “No Pants Day” di dalam kereta subway yang merupakan perayaan tahunan yang pertama kali dilakukan di Kota New York, yang dilakukan oleh Improv Everywhere sebuah grup komedi yang selalu melakukan lelucon, di tempat umum untuk merayakan “Tindakan bodoh”. Anehnya tindakan bodoh ini dan terbilang kelakuan konyol ini, saat ini menular kebeberapa kota dan negara. (lifeisreallybeautiful)

No Pant day, adalah kelakuan dari sekelompok orang yang tidak memakai pakaian bawah (baik itu celana panjang, celana pendek atau rok) jadi bagian bawah tubuh mereka terlihat hanya mengenakan pakaian dalam saja. Jika hal ini dilakukan oleh group Everywhere, dimana banyak kaum lelaki yang berpartisipasi, tetapi di negara Jepang dan di Taipeh, Taiwan (AsiaOne 21/2/2011) pelakunya adalah gadis-gadis muda belia yang nyata-nyata dengan berani, memamerkan kemulusan dan kemudaan pahanya. Tak pelak lagi pemadangannya ini, membuat kehebohan pada masyarakat yang menyaksikannya.

Berlebihan atau Kekurangan

Apapun di dunia ini segala hal jika dilakukan dengan berlebihan atau kekurangan akan menjadi hal yang tidak baik, tidak bagus dan berbahaya. Sebagai contoh: fungsi vitamin adalah untuk menyehatkan tubuh, tetapi jika vitamin tersebut dikonsumsi secara berlebihan, maka akan menjadi racun bagi tubuh itu sendiri, demikian juga jika tubuh kekurangan vitamin, maka akan melemahkan tubuh. Tidur yang cukup adalah sehat untuk kebugaran tubuh kita, tetapi jika tidur secara berlebihan, maka tubuh kita menjadi lemas dan lemah, sama halnya jika kita kekurangan waktu tidur.

Demikian juga dalam hal berpakaian, terlalu minim seperti rok mini yang hanya memiliki panjang sejengkal telapak tangan diukur dari pinggang, atau terlalu berlebihan seperti rok maxi yang panjang sampai kemata kaki, dan ketika berjalan seperti orang sedang lomba lompat karung untuk melangkah saja sudah susah. Apalagi jika berpakaian warna hitam secara berlebihan di cuaca terik matahari, dengan menutup seluruh tubuh sampai yang terlihat hanya kedua bola mata saja dibalik cadar, tentu hal inipun menjadi pemandangan yang ‘aneh’. Dalam hal inisaya tidak membahas dalam kontek keagamaan, tetapi dalam mencermati bagaimana cara berpakaian yang bisa pas dalam ukuran normal atau standar yang berlaku dalam masyarakat setempat, sesuai jamannya dan kebiasaannya dengan tidak berlebihan juga tidak kekurangan.

Kita ambil contoh cara berpakaian ‘No Pants Day’, apa yang para partisipan perbuat dengan penampilannya adalah menjadi pemandangan yang sangat aneh, sebab tubuh bagian atas memakai pakaian lengkap bahkan ber jas dan berdasi, tetapi tubuh bagian bawah hanya dibiarkan memakai celana dalam saja. Apa salahnya jika kita memakai pakaian yang normal saja, selayaknya kehidupan yang normal dalam standar masyarakat disekeliling, walaupun soal mode tiap orang punya selera masing-masing.

Kita tidak membicarakan cara berpakaian kesukuan atau kedaerahan, sebabcontohnya di Papua, masyarakat merasa normal dengan penampilan tanpa penutup dada dan memakai penutup alat kelaminnya saja yaitu koteka saja. Jika orang berkoteka jalan dan membaur di pusat-pusat perbelanjaan yang ada pada masyarakat perkotaan semisal Jakarta, tentu hal ini menjadi pemandangan yang aneh. Begitu juga dengan pakaian bercadar apalagi berwarna serba hitam, orang berpenampilan demikian membaur dalam masyarakat yang mana semua memakai pakaian standar masyarakat setempat.

Pengalaman penulis dengan penampilan pakaian bercadar ini, adalah ketika anak-anak masih sekolah di Taman Kanak-kanak, saat istirahat mereka bermain di halaman sekolah, kami ibu-ibu serentak berlari keluar kelas, ketika mendengar anak-anak berlari sambil berteriak takut, sebab dalam bayangan mereka, itu sesosok hantu dalam film kartun yang mereka lihat, yang Ternyata mereka melihat seseorang dengan pakaian berwarna hitam lengkap dengan cadar hitamnya yang terlihat hanya bola matanya saja, memasuki halaman sekolah, karena ibu tersebut mau menemui kepala sekolah.

Untuk negara-negara lain, mereka punya tempat-tempat tertentu dengan peraturan ketat untuk orang-orang yang berselera khusus dalam hal berpakaian atau berprilaku. Seperti negara tetangga Malaysia mempunyai ‘Genting Highlands’ arena perjudian yang lux dimana hanya turis yang diperbolehkan, sedangkan warga negara Malaysia sendiri dilarang memasuki arena ini. Di Pegunungan Harz, tak jauh dari Leipzig, ada trek sepanjang 18 kilometer itu membentang dari Desa Dankerode hingga Bendungan Wippertal Kawasan ini cukup populer sebagai tujuan wisata hiking di Jerman Tengah. Heinz Ludwig, pengelola proyek tersebut, mengatakan pembangunan trek hiking khusus wisatawan tanpa busana. Pemerintah kota Appenzeel Swiss, yang berada di sekitar perbatasan membuat peraturan, Isinya:‘Melarang pejalan kaki tanpa busana memasuki kota tersebut, hanya boleh di trek yang disediakan. Yang tertangkap akan mendapat denda £120 atau sekitar Rp1,6 juta’. Peraturan tersebut ditetapkan untuk menghormati orang lain yang tidak satu selera, yaitu berbugil ria. (vivanews)

Lapangan golf 6-holes yang berlokasi di sebuah kompleks bernama La Jenny Naturist Course, dan merupakan lapangan golf satu-satunya di dunia di mana mengharuskan semua pemainnya telanjang (sumber: odditycentral). Pantai khusus dimana semua pengunjungnya boleh berjemur dengan bebas tanpa sehelaipun benang menempel ditubuh, diantaranya : Montvilet-Perancis,Hedonish Negril Jamaica, Samurai Beach Australia, Wreck Beach Vancouver. Bc Canada. Red White and Blue Santa Cruz California.Bahkan di Australia pantai khusus pengunjung telanjang ini, pada bulan November, diadakan acara semacam olimpiade, banyak acara di gelar disini, seperti voli pantai, lari estafet dan surfing, dan yang menariknya, semua pesertanya, penontonnya, maupun jurinya wajib bugil.

Menurut pemikiran penulis, sebaiknya memang jika ingin tampil dengan selera khusus, ya harus ditempat khusus yang memang disediakan. Diharapkan pemerintah menyediakan area ini, sama seperti area untuk perokok yang disediakan, untuk menghormati orang yang tidak merokok.Begitu juga dengan selera berpakaian dan berprilaku, jika ingin telanjang sekalipun tidak masalah seandainya memang dilakukan di tempat yang sudah disepakati tersedia untuk hal itu.Tetapi jika dengan cara berpakaian ‘berbeda’ di kereta api, di pusat pertokoan (mall) memakai pakaian hanya bagian atas saja seperti pelaku “No Pants Day” ya itu perlu dilarang, karena mereka melakukannya di tempat umum, dimana tidak semua orang satu selera dengan cara mereka berpakaian.

Prilaku berlebihan lainnya, selain berpakaian, adalah melakukan hubungan seks. Umumnya orang melakukan hubungan intim ini dalam tempat tertutup, sebab hal ini merupakan aktivitas yang sangat pribadi dari pelakunya.Tetapi bagaimana sekarang jika sekelompok orang menuntut untuk dilegalkannya aktivitas mereka dalam melakukan hubungan seks di alam terbuka. Alderman Paul Van Grieken anggota dewan kota Amsterdam yang mendukung rencana ini, melegalkan ‘outdoor sex’ yang dilakukan di taman dengan peraturan hanya boleh dilakukan pada petang dna malam hari. (mrcoppas.blogspot)

Kembali pada judul topik bahasan ini, Aktivitas jiwa itu saling menularkan,penelitian mengungkapkan ketika kita menguap itu menular pada orang disekeliling. Tertawa juga menular, coba anda tertawa terbahak-bahak ketika berada disekeompok teman, maka akan banyak teman lain ikut tertawa, walaupun tidak tahu apa penyebab dari tertawanya diri anda. Bahkan Nadine Kaslow psikologi Emory University mengatakan, kebahagiaan menular, kesedihan juga menular dan perilaku negatif sangat cepat menular.

Jika kesedihan dan kebahagiaan itu menular, maka jika ingin orang lain bahagia, kita harus menjadi orang yang berbahagia dulu, agar bisa menularkan kebahagiaan itu. Demikian juga dengan cara berpakaian dan berprilaku, jika kita ingin orang lain berpakaian dan berperilaku yang ‘pas’ dengan tempat dan waktu, maka mulailah dari diri kita sendiri. Tidak mungkin orang tuaberhasilmelarang anaknya merokok, ketika larangan tersebut dilakukan, sambil mengepulkan asap rokok dari mulutnya. Demikian juga dengan para pejabat kita, jika berteriak untuk mengurangi kemacetan jalanan denganmenghimbau masyarakat, untuk naik kendaraan umum seperti bis Trans Jakarta, tetapi dirinya sendiri berjalan memakai kendaraan dengan jumlah banyak, karena tambahan iringan mobil pengawal.

Soal model pakaian itu selera individu, tetapi berpakaian yang nyaman dengan situasi dan kondisi itu sangat berbeda sensasinya bagi pemakainya.Semoga kita bisa menularkan hal-hal yang positif yang ada gunanya untuk kehidupan bermasyarakat. Jika hal yang membuat kehebohan atau perilaku yang bisa mencelakai diri sendiri dengan ulah yang negatif untuk apa kita tularkan?

artikel ini tayang dalam edisi cetak koran Suara Pembaruan edisi Minggu, 27 Nov 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun