Mohon tunggu...
L H
L H Mohon Tunggu... profesional -

seorang ibu yang senang membaca & menulis ------------------ @ di Kompasiana ini TIDAK pernah pakai nick lain selain nama asli yg skg disingkat menjadi LH.----- di koki-detik pakai nick 'srikandi' \r\n\r\n----------------\r\nMy Website: \r\nhttp://www.liannyhendranata.com\r\n\r\n----------------\r\n\r\nmy twitter : \r\nhttp://twitter.com/#!/Lianny_LH\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(FPK) Cinta Dibalik Logika

28 Oktober 2011   13:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:22 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta Dibalik Logika

No. 61 LH & Choirul Huda

[caption id="attachment_138591" align="aligncenter" width="300" caption="by google"][/caption]

Cinta ibarat deruan ombak, datang menderu dengan bentuk beragam setiap cinta punya bisikan, mendatangi insan yang menangkap sinyalnya

Ketika malam tiba, ku samakan ritme detik dengan degup jantungku mata lelah, jiwa tak bisa diajak kompromi untuk terlelap

Ketika ayam berkokok, ku samakan gelisahku dengan sinar matahari mata hati memalingkan pandangannya mencoba untuk tersenyap

[caption id="attachment_138593" align="aligncenter" width="300" caption="by google"][/caption]

Kasih, angin pagi membawa aroma tubuhmu,

Hilang menjauh membawa sukmaku

Jangan meneriaki kata Cinta,

jika deruan pikiranmu masih diseberang lautan

Kasih, setiap hembusan nafasku adalah

kenangan suka dan duka untukku

Jangan beralasan Cinta,

jika kau biarkan nista menenggelamkan lamunan

Kasih, kisah cinta kita dibalik logika,

biarkan nurani mendesah bebas berlaku

Jangan satukan pikiran dan perasaan,

Cinta bukan untuk dihitung rugi dan laba

Kasih, langit kelam menyaksikan ulah ulahmu dan ulahku

Berikhlar Cinta, tapi merenda duka dan amarah.

Kasih, bumi mendesah tiap kali engkau paksa aku berkukuh

Apakah ini suratan yang kita akan buat untuk sejarah hidup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun