Mohon tunggu...
L H
L H Mohon Tunggu... profesional -

seorang ibu yang senang membaca & menulis ------------------ @ di Kompasiana ini TIDAK pernah pakai nick lain selain nama asli yg skg disingkat menjadi LH.----- di koki-detik pakai nick 'srikandi' \r\n\r\n----------------\r\nMy Website: \r\nhttp://www.liannyhendranata.com\r\n\r\n----------------\r\n\r\nmy twitter : \r\nhttp://twitter.com/#!/Lianny_LH\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Buatlah Pasangan Jatuh Cinta Berulang Kali

25 Januari 2011   04:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:13 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu cita-cita manusia dalam kehidupannya ketika usia dan waktunya sudah tiba adalah, Menikah. Memang, tidak semua orang dalam hidupnya melaksanakan pernikahan, banyak diantara kita yang tetap memliih menjadi lajang. Ada juga yang memilih melajang dikarenakan 'peraturan' seperti dalam keagamaan tertentu, yang menuntut mereka untuk tidak menikah dalam karier pilihan hidupnya.

Sekarang kita berfokus pada orang-orang yang tidak berniat memilih melajang sepanjang hidupnya, Mereka bercita-cita memiliki pernikahan abadi sampai ajal memisahkan diri dan pasangannya.Tetapi seperti kita lihat, betapa banyak pernikahan kandas ditengah jalan dalam hitungan waktu yang singkat, apakah yang salah, sehingga hal ini terjadi?

Pendeta David WF Wong dalam bukunya mengatakan, “Pernikahan itu ditentukan di surga, tapi diperbaiki di bumi.” Menurut penulis, ini benar adanya, silahkan boleh dipercaya, boleh juga disangkal, dalam kenyataannya memang, kita percaya Tuhan menentukan siapa yang menjadi jodoh kita, tetapi untuk menentukan terjadinya pernikahan itu, tentu saja kita harus banyak melakukan usaha untuk mewujudkannya, terlebih lagi usaha untuk memelihara pernikahan itu berjalan dengan harmonis sepanjang hidup kita.

Sering kita terlalu berfokus pada pesta pernikahan, segala persiapan dilakukan agar pesta tersebut berlangsung "Agung & Berkesan", tetapi banyak dari kita sendiri melupakan apa inti dari pernikahan tersebut.

Pernikahan adalah penyatuan dua manusia yang dibesarkan dalam adat kebiasaan berbeda, dan memliki karakter masing-masing dalam pembinaan kehidupannya, Kebersatuan dalam membangun rumah tangga menajdi penting, karena generasi selanjutnya tumbuh dan menjadi bagian dari masyarakat suatu negara dan berbangsa.

Ketika kita menikah, lupakan nasihat yang mengatakan: "jika sudah menikah, pasangan kita pasti berubah". Apa yang kita cita-citakan dalam pernikahan tersebut?, apakah kita ingin merubah seseorang sesuai keinginan? atau kita ingin orang yang kita nikahi, selalu menuruti apa yang kita mau?, Bagaimana jika terjadi tidak sesuai keinginan?

Ketika kita memutuskan menikah, cobalah jujur terhadap diri sendiri, bertanyalah: 'apa niat dari pernikahanmu" tanyakan hal ini berulang kali, sampai alasan terkuat muncul sebagai jawabannya. Jawaban tersebut sangat penting, sangat berguna ketika kita sedang dalam pergumulan, antara kecewa terhadap pasangan dan berniat mengakhir ikatan nikah itu.

[caption id="attachment_86934" align="alignnone" width="384" caption="ilustrasi dari google dgn kode no 12959896575354309"][/caption]

Resep pernikahan langeng

Banyak bahasan seminar dan artikel yang dihasilkan berisi topik, 'resep-resep' agar pernikahan abadi sampai akhir hayat, tetapi pada prakteknya saat ini yang terjadi dilingkungan masyarakat, semakin banyak pasangan yang bercerai.

Dalam menjalani pernikahan, tentu banyak suka dan dukanya, kembali pada individu dalam pasangan pernikahan tersebut,tetapi percayalah, melalui pernikah, jiwa kita diasah, ditempa untuk mengikis ego dari diri masing-masing.

Latar belakang dari wujud pernikahan itu sendiri menjadi tiang penyangga dalam kekokohannya,Ada pernikahan yang disangga tiang dari cintakasih, dimana cita-cita dua orang yang melebur dalam kasihsayang, ada tiang yang berupa keterpaksaan, dan ada tiang penyangga yang berupa perhitungan bisnis dan masih banyak tiang-tiang penyangga dalam kontek 'alasan' kenapa pernikahan itu sampai terwujud.

Apapun tiang penyangga pernikahan kita, reaksi dan aksi kita sendiri yang menjadikannya pernikahan itu tetap berjalan,walaupun diterpa topan badai. Salah satu badai pernikahan yang mampu membuat kandas bahtera rumah tangga itu, adalah perselingkuhan yang terjadi ketika salah satu pihak merasa kecewa, tergoda atau tertekan dalam pernikahannya.

Perselingkuhan memang memakan banyak energi dan kelelahan psikis dan fisik pada pelakunya, Nah sekarang bagaimana jika pasangan kita terjebak menjadi pelaku? apa kita akan mengasihinya atau memusuhinya?, Jika pilihan kedua yang kita jalankan, ada kemungkinan bahtera rumah tangga yang kita bangun akan kandas tenggelam dalam lautan kebencian, diri kita bahkan anak-anak menjadi korban, mereka hidup dalam dilema pengaruh cinta dan benci orang tuanya.

Bagaimana dengan pilihan pertama yang kita jalankan, yaitu mengasihi pasangan kita yang 'jatuh' dalam perselingkuhan?, jika kita anggap perselingkuhan itu adalah 'dosa', kenapa kita tidak bantu pasangan kita untuk menyudahi dosanya itu?Tentu saja pertanyaannya, apakah kita sanggup mengatasi keperihan hati karena dihianati?

Pada klien yang datang, saya selalu menyarankan, intropeksi diri, coba telaah pada diri kita dulu, apa yang salah? kenapa sampai orang yang mencintai dan menikahi kita berpaling pada orang lain?, Tentu saja hal ini bukan hanya pada kaum perempuan, tetapi pada kaum lelaki yang merasa dihianati oleh pasangannya.

Menghakimi dan memberi vonis cerai, bukan solusi jika kita masih mencintainya dan melihat apa efek dari perceraian ini untuk diri kita dan anak-anak. Tetapi membiarkan pasangan tetap menjalankan perselingkuhannya, tentu bukanlah hal yang benar. Satu-satunya jalan positif adalah mari kita mengajak pasangan untuk "Stop" berhenti menjalin hubungan dengan orang lain, Sekarang apa tindakan kita untuk itu. Mulailah dengan mempelajari 'siapa' dia yang sudah menarik perhatian pasangan, apa kelebihannya sampai pasangan kita berpaling padanya.

Beberapa hal yang bisa dicoba sebagai langkah perbaikan untuk mengembalikan pasangan pada cita-cita luhur yaitu niat bahagia dari sebuah mahligai pernikahan yaitu:

- Coba koreksi prilaku, apa ada kelalaian dalam memberi perhatian, baik itu sebagai sahabat, kekasih bahkan hanya sekedar sebagai teman hidup yang selalu ada baik dalam suka dan duka, apa kita sudah menghormati perasaan pasangan kita dalam segala hal?.

- Lihat kembali dan coba renungkan, kira-kira kapan komunikasi berubah menjadi datar, apa hal ini terjadi setelah kita sibuk dengan dunia masing-masing, seperti tugas seorang istri yang repot mengurus anak dan karier, atau tugas suami yang repot dengan projek dan sering kerja lembur, bahkan sering tugas keluar kota, dimana tenaga dan pikiran terkuras.

Jika memang komunikasi yang menjadi sebab awal keretakan hubungan, kita bisa menelaah bersama dan mencoba merangkul kembali pasangan kita dengan komunikasi yang baik berisi kasih sayang, hindari mencaci dan menghakiminya, karena hal ini akan menambah parah keretakan hubungan, dan tidak tertutup kemungkinan, anda malah ditinggalkan dan menjadi sosok yang disalahkan dan dibenci.

- Bagaimana dengan penampilan? apakah kita senantiasa mempertahankan kerapian dan kebersihan tubuh dan penampilan?, ada baiknya kita menengok sejenak pada 'saingan' kita, dimana pasangan kita mengalihkan perhatian padanya,Belajar jujur dengan bertanya pada diri sendiri: "apa yang menarik, yang ada pada orang itu" Hal ini kita lakukan, bukan maksud penulis mengajar kita merubah diri menjadi orang lain. Tetapi untuk koreksi diri, kenapa dan apa yang terjadi sampai pasangan kita beralih perhatiannya.

- Yang utama harus kita tinjau adalah, bagaimana sikap kita di tempat tidur?, seks memang bukanlah hal terpenting dalam membangun rumah tangga, tetapi hubungan seks yang harmonis merupakan jembatan penyambung energi batin antar pasangan, Kita bisa memperhatikan pasangan yang lancar, rutin dan bahagia dalam kehidupan seksnya, menjadi pasangan yang lebih harmonis, menjadi pasangan yang lebih tahan 'banting' untuk menangkis segala godaan dan kerikil-kerikil tajam dalam perjalanan pernikahan.

-Tindakkan positif yang segera harus kita laksanakan adalah, buatlah pasangan jatuh cinta kembali, belajarlah dan pelajari apa saja yang bisa membuatnya jatuh cinta berulang kali, sebab sebuah perjalana cinta akan selalu ada ujian, dan biarkan cintanya berulang-ulang jatuh pada anda, pasangan hidupnya!

Semoga semakin banyak pasangan yang sadar akan niat luhur pernikahannya, walaupun betul pernikahan merupakan ujian cinta, tapi jangan sampai kita lancung keujian, dan tidak dipercaya lagi oleh teman hidup kita.

salam bahagia untuk semua,

LH

artikel ini juga tayang, dalam edisi cetak di S.P  edisi 23 Januari 2011

1296270416809379041
1296270416809379041

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun