Mohon tunggu...
karima zen
karima zen Mohon Tunggu... -

learn to write, write to learn

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Calon Wakapolri, Dua Alumni Terbaik Akpol ini Bermasalah?

22 Februari 2014   20:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:34 6940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Entah mengapa saya ingin menulis lagi tentang calon wakapolri baru, pengganti Pak Oegroseno yang memasuki masa purna tugas. Yang jelas menurut saya, posisi wakapolri menjelang pemilu 2014 ini penting dan krusial. Netralitas, profesionalitas, kinerja, dan “kebersihan” pemangku posisi wakapolri berpengaruh signifikan terhadap pemilu yang aman dan nyaman. Saya kira, kita ingin pemilu 2014 dapat berlangsung tertib dan aman tanpa gangguan berarti. Anak-anak dapat bersekolah tanpa terganggu rusuh, dan pedagang sayur langganan saya tetap berjualan tanpa kekhawatiran.Wakapolri memegang posisi dan peran penting. Wakapolri ini lah yang bertugas untuk mengawasi kegiatan satuan-satuan di Mabes Polri (Adang Darajatun, OkeZoneNews).

Menyambung tulisan Calon Wakapolri Titipan Siapa?, ada satu hal yang menarik. IPW, ini yang banyak dikutip media, menyebutkan dua Perwira Polisi bintang tiga dan empat Perwira Polisi bintang dua berpotensi menggantikan Pak Oegro. Beberapa pihak berpendapat, wakpolri sebaiknya bintang tiga.

Harus Bintang Tiga?

Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar mendukung Kapolri untuk memilih calon Wakapolri dari Perwira Polisi bintang tiga. Alasannya, bintang tiga yang ada sudah cukup baik (Harian Terbit). Haris Mansyur, tokoh masyarakat Tangerang, beropini bahwa wakapolri harus satu level di bawah pimpinan teratas. Jangan sampai bintang dua yang dikatrol dadakan jadi bintang tiga. Kalangan legislatif umumnya lebih normatif. Anggota Komisi III, Ahmad Kurdi Moekri, berpendapat selain senioritas, syarat menjadi Wakapolri juga harus memiliki prestasi menonjol. Jika bintang dua, justru berpotensi menimbulkan kecemburuan (kabar6.com). Kompolnas sendiri sejauh ini belum memiliki rekomendasi. Dapat dimengerti, bahwa hal ini berada di luar fungsi dan kewenangan Kompolnas. Meskipun sekedar masukan yang tidak mengikat tentu sah-sah saja kan?

Nah, dari beberapa komjen yang ramai diwacanakan publik (atau media?), dua orang diantaranya sudah dekat masa purna tugasnya, beliau adalah Komjen Anton Bachrul Alam (Irwasum, Akpol 1980) dan Komjen Suparni Parto Setiono (Kabaintelkam, Akpol 1980). Sesuai dengan senioritasnya, kedua Perwira ini sudah pasti sarat pengalaman. Profil dan sepak terjang beliau dapat ditanyakan sama Mang Google.

Dua Komjen lainnya, Komjen Anang Iskandar (Kalakhar BNN, Akpol 1982) merupakan pribadi yang unik. Gemar menulis, bahkan punya blog sendiri. Denger2 dari warung kopi, beliau sudah agak lama tidak berada di struktur (internal) Polri. Bisa jadi penerimaan internal kurang solid. Tapi siapa yang tahu pasti? Sedangkan Komjen Suhardi Alius (Kabareskrim, Akpol 1985) merupakan perwira yang cemerlang, melejit sebagai alumni Akpol 1985 yang mencapai bintang tiga. Beberapa pihak menilai, beliau belum tepat menjabat wakapolri karena pencapaian karir sebelumnya sudah sangat cepat. Potensi kecemberuan justru dapat menjadi kontraproduktif dalam pelaksanaan tugas sebagai wakapolri.

Nah, dua Komjen terakhir ini nampaknya menguat sebagai calon wakapolri. Senioritas dan pengalamannya sangat memadai. Coba deh tanya Mamang saya, Mang Google. Komjen Badrodin Haiti (Kabaharkam) adalah lulusan terbaik Akpol 1982. IPW menyebut peluang Pak Badrodin paling besar (Aktual.co). Sedangkan Komjen Budi Gunawan (Kalemdikpol), adalah lulusan terbaik Akpol 1983. Dua Komjen ini dapat dianggap sebagai kader-kader terbaik kepolisian kita. Nampaknya, persaingan kursi wakapolri menguat pada dua perwira ini.

Namun sayang, ada isu-isu miring terkait dengan dua calon terkuat wakapolri terakhir. Pada waktu pemilihan Kapolri tahun kemarin, Komjen Badrodin adalah calon Kapolri terkaya pertama dan Komjen Budi Gunawan adalah calon Kapolri terkaya kedua (sumber: TribunNews). Keduanya disebut-sebut sebagai memiliki transaksi keuangan tidak sesuai profil (Tempo Interaktif), dan dugaan rekening gendut (Aktual.co). Terakhir, LSM Komite Penyelidikan & Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KP2KKN) Jawa Tengah mempertanyakan kedua Komjen ini (Kedaulatan Rakyat).

Wallahu a’alam! Semoga segera ada respon positif dan terwujud Kepolisian kita yang semakin bersih dan profesional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun