Mohon tunggu...
Kyota Hamzah
Kyota Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penikmat sejarah yang kebetulan menulis dan menggambar.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Saat Bahasa Menentukan Nasib Komunitas

9 September 2024   14:25 Diperbarui: 9 September 2024   14:27 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pixabay 

Era pelayaran yang dipelopori Portugis dan Spanyol membawa dampak besar terhadap kolonialisme di dunia. Keseimbangan yang teratur pada masa jalur sutra tiba-tiba rusak begitu saja saat kedua negara tersebut memotong Kompas distribusi rempah-rempah.

Tidak hanya merusak keseimbangan sosial, jejak kolonialisme juga membawa pengaruh lain seperti penyebaran bahasa. Gak tau bahwasanya bahasa adalah alat komunikasi antar komunitas. Bahasa adalah bentuk kreasi manusia untuk menggambarkan ide dan lingkungan sekitar berdasarkan pengalaman pribadi secara kolektif.

Bahasa muncul karena adanya interaksi antara satu individu dengan individu lain, bisa juga satu orang yang memiliki ide yang ditulis dalam satu media tertentu. Bahasa menjadi identitas suatu kelompok atau bangsa. Tanpa bahasa, masyarakat akan tercerai dan mulai mencari kesamaan dengan kelompok lain. 

Lalu apa hubungannya bahasa dengan kolonialisme? Pada dasarnya interaksi manusia melalui bahasa itu berjalan secara alamiah. Mereka mempelajari bahasa lain agar memahami pesan dan juga kebiasaan. Mereka belajar bahasa asing tanpa paksaan dan membuat bahasa mereka sendiri makin kaya dengan sarapan bahasa asing. 

Ketika bahasa dipaksakan, ada rasa diskriminasi yang dialami salah satu kelompok. Umumnya mereka yang ditindas oleh komunitas yang lebih dominan, hal tersebut membuat bahasa yang awalnya menjadi alat komunikasi menjadi simbol kekuasaan. 

Kita ambil contoh penggunaan bahasa Inggris, Spanyol, dan bahasa Prancis di penjuru dunia. Negara-negara bekas koloni Inggris dan Perancis umumnya menggunakan bahasa negara penjajahnya sebagai bahasa utama ataupun bahasa nasional.

Di  Amerika latin, sebagian besar negara-negara di sana menggunakan bahasa Spanyol karena dijajah oleh Kerajaan Spanyol. Di Afrika, Amerika Utara, dan kepulauan Pasifik umumnya menggunakan bahasa Inggris dan Perancis karena mereka berdua memiliki koloni di sekitar situ. 

Ketika mereka (negara yang dijajah) menggunakan bahasa asli mereka entah bahasa Mauri, bahasa aborigin, Native American, atau bahasa lainnya akan kesulitan karena selain tidak diakui juga sudah terlanjur menggunakan bahasa penjajah dalam kegiatan sehari-hari. 

Tidak heran jika peran bahasa itu penting dalam hal menjaga kesatuan suatu komunitas. Bahasa bisa menjadi benteng terakhir dalam perjuangan melawan penindasan maupun membangkitkan semangat juang. 

Bahasa menjadi alat perjuangan yang tidak hanya mempermudah komunikasi, bahasa mampu menyatukan komunitas yang berbeda secara setara.

Dalam kasus ini, penggunaan bahasa sebagai alat perjuangan benar-benar terasa ketika negara penjajah melakukan diskriminasi terhadap kelompok tertentu. 

Di Indonesia misalnya ada tulisan "pribumi dan anjing dilarang masuk" dalam suatu bangunan milik kolonial Belanda. Umumnya ditulis dengan bahasa Belanda dan di bawahnya ada bahasa Melayu yang menegaskan bahwa bahasa Belanda lebih baik daripada bahasa pribumi yang dianggap sebagai kelas ketiga dalam strata sosial.

Diskriminasi bahasa kerap kali menyakiti masyarakat secara perlahan. Oleh sebab, itu pada era pergerakan muncul gagasan agar perlawanan melawan kolonialisme perlu melibatkan peran bahasa agar masyarakat bisa bersatu.

Dalam sumpah pemuda, bahasa Indonesia menjadi pilihan karena mampu mengakomodir berbagai kelompok yang berbeda tetapi bisa dipahami oleh orang banyak. Bahasa Indonesia sendiri merupakan pengembangan dari bahasa Melayu pasar yang sudah populer sejak era Kerajaan Sriwijaya. 

Kemudian bahasa ini juga masih dipakai oleh masyarakat umum karena tidak semua orang Nusantara kala itu bisa berbahasa Belanda kecuali para pejabat dan pengusaha yang dekat dengan Belanda. 

Tapi hanya sederhana yakni pemimpin bahasa, pergerakan kemerdekaan suatu negara bisa lebih cepat dilakukan. Penyampaian propaganda dan juga semangat perjuangan kala itu menggunakan bahasa Indonesia sebagai media perlawanan terhadap tulisan-tulisan Belanda yang mencegah masyarakat berpikir kritis. 

Karena itu, bahasa menjadi alat yang sangat powerful sekaligus mampu memecah belah suatu kelompok. Jika yang menggunakan orang bijak, negara akan lebih cepat maju dan sebaliknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun