Mohon tunggu...
Kyota Hamzah
Kyota Hamzah Mohon Tunggu... Freelancer - penikmat sejarah yang kebetulan menulis

Penulis puisi, cerita sejarah dan hal-hal menarik soal sejarah. Kadang menulis fenomena yang terjadi di masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Para Pelindung Bumi

19 Agustus 2019   01:07 Diperbarui: 19 Agustus 2019   01:13 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tak jauh berbeda dengan kawannya merkurius, venus menjadi gerbang selanjutnya. Saat gelombang panas matahari merambat melalui radiasi, sang bintang senja menyerapnya dalam rumah kaca yang dimilikinya. Tak mengherankan bilamana sang shukra (venus) menjadi lentera saat fajar tiba. Venus tak ubahnya seperti cermin bagi bumi, sama namun menampilkan perlawanan. 

Bila bumi menjadi rumah bagi kehidupan, maka venus menjadi anonim dimana kehidupan enggan menghampiri sang dewi kecantikan itu meski sejatinya mereka sama baik rupa maupun kedudukan mereka. kadang kala nalar belum paham apa rencana dari sang rabb, namun apapun yang dikehendakinya adalah yang terbaik bagi umatnya yang mau memikirkannya.

Saat merkurius dan venus melindungi pertiwi dari ancaman dilingkaran terdalam, yaitu radiasi matahari yang sangat masif. Di halaman belakang bumi telah berjejer para pelindung mulai dari mars dan jupiter yang menahan batuan langit dalam sabuk asteroid. Sang planet merah dan raja dewa dalam mitologi romawi menahan asteroid itu melalui gravitasi yang dimilikinya saat mengorbit pada matahari.

Seperti sisir yang merapikan barisan asteroid yang menonjol keluar mendekati bumi. Kedua garda penjaga itu selalu mengatur barisan bebatuan langit itu agar tidak keluar dari jalur yang seharusnya.

Ketika mars dan jupiter bersatu padu dalam menata shaf asteroid, sang planet cincin saturnus ikut andil dalam mengikat asteroid es yang hendak menuju bumi. Kumpulan es tersebut terperangkap dalam gravitasi sang dewa pertanian itu lalu membentuk lempengan es yang mengelilingnya menyerupai cincin. Tahukah engkau bila jupiter dan saturnus adalah planet yang menjadikan asteroid-asteroid itu menjadi "anak-anak asuhnya" berupa satelit-satelit yang mengelilinginya.

Asteroid-asteroid itu yang telah menjadi "anak-anak asuh" bagi mereka berdua, yaitu brihaspati (jupiter) sang guru dan shani (saturnus) sang hakim. Satelit-satelit itu membantu mengatur kecepatan berputar kedua planet itu saat membersihkan langit dari asteroid liar serta melindunginya bila asteroid tersebut menuju bumi maupun kedua planet perkasa itu.

Saat pengetahuan manusia terdahulu mengetahui benda langit hingga saturnus sebagai titik terjauh dari tata surya, kemudian muncul wawasan baru, jika masih ada lagi benda langit yang belum terjamah oleh akal manusia kala itu. Ada banyak planet yang belum terpantau oleh kita yang ada dibumi, hingga muncul dua nama planet lain yang memiliki permukaan yang dingin sedingin angin musim dingin bahkan lebih dari yang kita bayangkan. 

Kedua planet itu adalah uranus yang selalu diselimuti badai angin layaknya sang dewa langit dalam mitologi romawi, serta neptunus yang dingin mengalahkan dinginnya kutub dan diselimuti misterius layaknya sang dewa lautan serupa seperti uranus.

Kedua planet kembar tersebut memiliki tugas sebagai "pagar terluar" dalam menghalau asteroid yang berasal dari sabuk kuiper, yaitu lintasan asteroid yang berada diluar tata surya maupun dari awan oort yang menjadi asal terciptanya batuan langit tersebut. Bila dilanjut maka akan ada banyak lagi "para pelinding bumi" seperti pluto, sedna, dan banyak sejenisnya. 

Namun bukan itu yang terpenting, rencana dalam penciptaan yang tanpa cacat inilah yang terpenting dalam memahamai hikmah hidup tentang betapa lemahnya kita di semesta ini.sungguh maha kuasa yang menciptakan segala yang ada dialam ini bagi yang mau berpikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun