Dari tiada menjadi ada
Dari nama menjadi benda
Tersulam layaknya renda
Berirama selaras nada
Berputar seperti roda
Mencari ada didalam dada
Sebelum senja telah tiada
Bersama malam dan keranda
Mari sejenak merenungkan tanda
(21 Januari 2017)
Kawan, pernahkah kita membayangkan apa yang ada diluar jendela sana? Sebuah pohon?Seekor kucing? Seekor burung ? Atau sebuah langit yang cerah ? Semua nampak nyata dalam pandang kita dibalik jendela yang ada ditiap-tiap rumah. tergantung lokasi pada tiap rumah yang kita huni, namun ada satu yang sama, yaitu langit yang sama.Â
Warna yang selalu sama setiap waktunya, baik saat fajar terbit maupun senja terbenam awal pergantian hari. Malam selalu menjadi tanda beristirahatnya sebagian makhluk termasuk kita untuk melepas penat dikala siang hari.
Kawan, pernahkah kita mengamati langit dimalam hari? Saat bintang-bintang menari dengan cahaya yang mereka pancarkan setiap malam, saat sang rembulan memantulkan sinar dari sang surya kala langit dibumi gelap. Peta bintang saat malam hari menjadi sebuah awal dari sebuah keagungan sang rabb atas segala ciptaannya di langit maupun dibumi.Â
Sang rabb tengah memberi pelajaran pada umatnya tentang sejarah semesta, baik diatas bumi yang kita pijak ini maupun diatas langit yang luasnya tak terukur oleh nalar kita.Diatas langit yang kita huni ini terdapat para pelindung bumi yang selalu terjaga dari segala bahaya yang mengancam keberlangsungan manusia di bumi pertiwi ini.
Siapa para pelindung bumi itu, tak lain dan tak bukan adalah sahabat kita, sang bulan dan planet-planet melintas di tiap orbit yang mereka lintasi. Mereka mendapat amanah dari sang pencipta semesta untuk melindungi bumi dari segala sesuatu yang mengancam keberlangsungan penghuni pertiwi serta menjadi mitra baginya dalam beribadah maupun melakukan amaliyahnya sehari-hari.
Kita mulai dari tetangga terdekat kita bulan, yang setia menemani bumi dalam rotasi dan mengitari matahari secara bersamaan. Rotasi sang rembulan selama kurang lebih 29 hari telah menjadi patokan para pendahulu kita dalam menentukan waktu, baik itu pergantian hari, bulan, maupun tahun selain dari sang surya sebagai patokan waktu.Â
Belum lagi tentang gerak "tarian kehidupan" sang lunar yang memberi daya gravitasi pada samudra berupa pasang dan surut bagi penghuni lautan. Pasang surut lautan yang memberi "nyawa" pada biota laut dan daratan, sebuah kekuatan yang kasat mata yang tak terpikirkan sebelumnya oleh manusia sebelumnya.
Lalu bergeser pada dua rekan terdekat ibu pertiwi, planet merkurius dan venus yang menjadi batas wilayah radiasi matahari yang selalu berkobar sepanjang waktu tanpa henti.Â
Merkurius menjadi gerbang utama yang berpasasan langsung dengan sinar matahari. Jaraknya yang begitu dekatnya dengan sang mentari membuat dirinya begitu gersang dan membara layaknya gurun pasir yang dibakar karena panasnya radiasi mentari yang diterimanya setara dengan panas permukaan matahari itu sendiri tanpa ada penyaring.Â
Andai saja bumi ada di posisi merkurius sudah pasti tak ada satu kehidupan yang mampu bertahan dari terik matahari secara langsung.Tumbuhan dan binatang takkan berumur panjang dalam sejarah kehidupan.