Demikian secuil lelucon mengenai dulu dan sekarang. Seperti yang mungkin rekan-rekan sekalian sudah banyak mengetahui lagi ng-trend yang namanya generasi 90an. Bisa muncul dari permainan, tayangan, pembelajaran,dan berbagai macam hal yang dihubungkan dengan kebiasaan bocah masa sekarang.
Tapi disini bukan perspektif seorang anak yang akan saya bahas, tetapi mengenai kita sendiri yang pernah hidup di masa 90an. Kenapa? Karena lumrahnya anak hanya ”peniru” apa yang telah kita sajikan sekarang sebagai orang yang selalu membanggakan masa bahagia di 90an.
Sekarang kembali lagi, kenapa kita yang di 90an bisa dianggap salah? Menurut saya sendiri yang juga hidup di 90an, kita tidak mencontohkan yang baik. Kenapa permainan kita dulu beragam? Kenapa kita sering main dilapangan bersama teman-teman? Karena kita dulu terbatas. Kita berfikir bagaimana caranya menghabiskan waktu dengan keterbatasan yang kita miliki. Misalnya, tayangan dulu terbatas sehingga kita tidak menghabiskan waktu hanya menonton di depan tv seharian dan lebih memilih bermain diluar. Tapi ingat, pada hari minggu kita bebas menonton sepuasnya dari pagi sampai sore karena tayangan untuk kita tayang. Atau pada saat ada tayangan tertentu kita bisa pulang kerumah sejenak hanya untuk menonton tv dan setelah tayangan habis kita kembali lagi keluar bermain. Atau saat tetangga ada yang punya console game terbaru kita datang kerumah dia hanya untuk melihat dia bermain dan pada akhir 90an saat Play Station muncul kita berbondong-bondong ketempat rental untuk bermain.
Bagaimana dengan sekarang? Semua yang terbatas pada kita dahulu sudah mulai menipis, bahkan bisa dibilang sudah tak terbatas. Tayangan berbagai pilihan ada 24 jam, console game sudah mudah ditemui bahkan kita tidak perlu console untuk bermain games yang kita suka. Dan jangan dipungkiri, dengan teknologi sekarang kita seperti balas dendam dengan keterbatasan kita dulu. Saat kita balas dendam tersebut, generasi berikutnya meniru tingkah laku kita. Dan saat kita mulai puas balas dendam, sang peniru yang benar-benar hanya meniru tidak berhenti melakukannya karena motivasi mereka tidak ada batasan seperti kita.
Jadi intinya, kita bertanggung jawab atas generasi sekarang. Jangan menjudge mereka atas tindakan kekinian yang sebenarnya hanya meniru kita. Kita dulu terjaga oleh keterbatasan, sekarang jagalah mereka dari tidak adanya batasan.
So, semoga Indonesia Jaya Selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H