Mohon tunggu...
Kylea T. Anafda
Kylea T. Anafda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga Program Studi Antropologi

Menyukai hal-hal yang berhubungan dengan bahasa, musik, film, dan desain grafis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Perfilman Indonesia yang Semakin Jaya: Sebuah Kebanggaan atau Malapetaka?

7 Juni 2022   16:38 Diperbarui: 7 Juni 2022   16:49 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dari Atas ke Bawah) Poster The Doll, Danur, dan Sebelum Iblis Menjemput/imdb.com

Keempat film yang disebutkan memiliki aspek pengambilan gambar yang sudah sangat jauh berkembang, CGI (Computer-generated Imagery) yang semakin terlihat halus, serta aspek-aspek lainnya. 

Hal ini juga tidak hanya terlihat pada film-film horror Indonesia saja, tetapi juga fim Indonesia dengan genre yang lain. Salah satunya adalah film pahlawan super berjudul  Gundala (2019), meski alur cerita kurang kuat dan terasa ada yang kurang pada film ini. 

Ada pula film pahlawan super Indonesia lain yang patut ditunggu dan akan tayang tahun ini, yaitu Satria Dewa GatotKaca. Yang mana pengambilan gambar serta CGI yang dipakai tentu semakin terlihat canggih apabila dilihat dari trailer-nya.


Di balik kejayaan film Indonesia di masa kini, apakah mengundang malapetaka? Tentu saja hal tersebut dapat terjadi, salah satunya adalah ketika ada film yang menggunakan suatu formula tertentu dan sukses, maka akan ada film lain yang menggunakan formula sama. Memang terkadang film yang klise itu diperlukan dan tidak akan membuat seseorang bosan. 

Tapi ada juga formula dalam film yang apabila digunakan terus-menerus, membuat film Indonesia seakan tidak memiliki ide lain untuk digunakan. Sehingga, masa kejayaan tersebut hanya akan berlangsung sesaat saja dan berubah menjadi sebuah malapetaka.

Contohnya adalah ketika menggunakan secara terus-menerus formula remake alias membuat film berdasarkan film lama dengan alur cerita yang cukup identik. Di tahun ini, kurang lebih tercatat akan ada dua film remake yang tayang di bioskop. 

Bukankah hal ini akan mengakibatkan masyarakat yang sudah cukup tertarik dengan film-film Indonesia, menjadi bertanya-tanya "Kenapa harus ada remake-nya kalau bisa nonton film yang asli?" Lain halnya dengan film reboot alias film yang dibuat berdasarkan film lama tetapi dirombak alurnya, sehingga mengakibatkan adanya cerita baru yang cukup berbeda dari cerita pada film sebelumnya.

Perlu diingat juga bahwa, 'beda kepala beda pikiran'. Tiap individu tentu memiliki pemikiran dan pendapat yang berbeda mengenai hal ini. Di luar sana pasti ada yang berpikir bahwa tidak ada salahnya menggarap film remake. Toh, ada juga film-film remake yang malah lebih sukses dari film aslinya. 

Pada akhirnya, sebuah kebanggaan atau malapetaka dari kejayaan perfilman Indonesia ini adalah bergantung pada seperti apa film dan seperti apa audiens-nya. 

Bagaimana dengan pendapatmu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun