Indonesia juga terlihat lebih tertarik untuk mengambil pendekatan yang menjunjung nilai-nilai kerja sama dan diplomasi baik bilateral, maupun multilateral, seperti lewat ASEAN, untuk meredam ketegangan dan potensi eskalasi di Laut China Selatan.
Alih-alih mengandalkan organisasi internasional layaknya PBB atau ASEAN, Indonesia harus mengutamakan aspek domestik terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan jika Indonesia lebih memilih untuk menjadikan organisasi internasional sebagai wadah negosiasi dan diplomasi utama sengketa LC, Â ada kemungkinan kesepakatan yang dihasilkan tidak begitu efektif. Hal ini telah ditekankan oleh China tentang bagaimana China lebih memilih penyelesaian sengketa secara bilateral. Artinya, China lebih memilih negara-negara yang bersengketa dengan China untuk merundingkan dan mencari solusi terbaik dengannya langsung, alih-alih melibatkan pihak ketiga, baik itu organisasi internasional ataupun negara lain (seperti Amerika Serikat). Tidak semua negara anggota ASEAN memiliki kepentingan dalam sengketa Laut China Selatan, sehingga urgensi untuk menyelesaikan sengketa Laut China Selatan lewat ASEAN tidak relevan bagi semua negara anggota. Walaupun demikian, posisi ASEAN di sengketa Laut China Selatan berguna untuk memelihara dan menggandeng China agar tidak semakin agresif dan untuk mencegah sengketa Laut China Selatan menjadi konflik terbuka.
Dengan demikian, peningkatan industri militer Indonesia merupakan langkah strategis yang harus diprioritaskan oleh pemerintah Indonesia sebagai upaya untuk menjaga kedaulatan dan keamanan nasional dalam sengketa Laut China Selatan. Dengan mempunyai kekuatan militer yang mutakhir, Indonesia dapat mencegah sikap China yang cenderung semena-mena di LCS. Dalam konteks menjaga kedaulatan Indonesia, memiliki kekuatan militer yang mumpuni berdampak pada kemampuan Indonesia untuk mempertahankan dan mengamankan kepentingan nasionalnya di LCS dalam bidang ekonomi, politik, hingga militer. Dengan kekuatan militer yang kuat, Indonesia bisa lebih efektif melindungi sumber daya alamnya, mulai dari perikanan, mineral dan gas, hingga migas.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H