Mohon tunggu...
Kyla Denaneer
Kyla Denaneer Mohon Tunggu... Mahasiswa - ʕっ•ᴥ•ʔっ

create your own sunshine🌞

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Terlalu Banyak Makan Di Benci oleh Allah SWT?

18 Januari 2022   10:10 Diperbarui: 18 Januari 2022   10:24 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. Manusia membutuhkan makanan untuk melangsungkan hidup. Bahan pangan yang dibutuhkan oleh manusia dapat berasal dari bahan pangan nabati maupun hewani. Dalam satu kali makan, tubuh membutuhkan sumber zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan juga air. Zat gizi tersebut harus tercukupi karena bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.

Allah SWT memberikan petunjuk kepada hamba-Nya untuk memasukan makanan dan minuman ke dalam tubuh yang dapat menyehatkan badan. Makanan yang dikonsumsi harus cukup tidak kurang dan tidak lebih. Jika makanan yang dikonsumsi melebihi ukuran yang semestinya atau melampaui batas, hal ini jelas dapat menimbulkan berbagai penyakit. Sebaliknya, tidak makan dan minum yang cukup juga dapat menyebabkan gizi buruk dan dehidrasi. Seseorang yang berlebihan saat mengonsumsi makanan dan minuman akan menimbulkan masalah gizi. Orang yang memiliki uang yang cukup dapat membeli semua jenis makanan, sehingga cenderung memiliki kebiasaan makan yang berlebihan dan tidak sehat. Akibatnya dapat menyebabkan diabetes, penyakit jantung koroner, kanker, dan kegemukan.

Selain kegemukan, masalah gizi yang sering dan masih banyak terjadi di Indonesia adalah gizi buruk. Program-program yang dilakukan pemerintah dalam upaya mencegah gizi buruk terus dilaksanakan agar prevelensinya tidak terus melonjak tiap tahun. Berbagai program seperti aspek kesehatan, pendididkan, dan ekonomi terus dilakukan untuk mencegah terjadinya gizi buruk di seluruh penjuru Indonesia.

Gizi buruk iasanya terjadi pada anak-anak. Kondisi tersebut terlihat memprihantinkan karena anak seharusnya menjadi generasi emas yang akan melanjutkan sebagai pemimpin negeri ini justru mengalami hal yang memprihantunkan. Permasalahan gizi buruk perlu dukungan dari berbagai pihak untuk diatasi dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Sebagai agama yang menjunjung nilai kemanusiaan, islam sangat menekankan para umatnya untuk menjaga kesehatan makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Oleh sebab itu, banyak kajian islam yang membahas tentang permasalahan gizi buruk dan turut adil dalam mencari solusinya.

 Gizi bagi Kehidupan

 Gizi dibutuhkan dari kita masih dalam bentuk embrio atau janin. Zat gizi yang membuat kita hidup dan tumbuh menjadi seorang yang dewasa. Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya untuk memproduksi energi, memelihara dan membentuk jaringan, dan mengatur proses kehidupan. Gizi adalah proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, dan metabolisme dengan diakhiri dengan pengeluaran zat sisa yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh.

Penggolongan zat gizi secara besar digolongkan menjadi dua yaitu makronutrien dan mikronutrien. Makronutrien komponen yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, dan air. Sedangkan mikronutrien adalah golongan yang lebih kecil seperti glukosa, serat, lipid, asam amino, vitamin, dan mineral. Fungsi tiap zat gizi berbeda-beda. Karbohidrat menjadi sumber tenaga kita saat melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, protein sebagai zat pembagun atau pembentuk dan pemeliharaan jaringan, lemak sebagai cadangan makanan dan mengatur suhu tubuh, serta vitamin dan mineral untuk mengatur proses oksidasi, menjaga fungsi normal saraf dan otot, membantu perdaran darah, dan lain sebagainya.

Kebiasaan Makan Berlebihan dalam Islam

 Islam mengajarkan sekaligus mewajibkan tiap muslim untuk mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib. Menurut QS. Al Maidah: 3, halal berarti terbebas dari zat-zat yang diharamkan oleh islam seperti darah, bangkai, daging babi, dan binatang yang disembelih tidak menyebut nama Allah. Sedangkan thayyib artinya baik dan bermanfaat untuk kesehatan serta tidak menimbulkan masalah jika dikonsumsi dalam jangka pendek maupun jangka panjang sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah: 168

Islam sangat memperhatikan kesehatan saat makan. Karena makanan yang halal tidak akan merusak pikiran dan fisik manusia. Makanan memberikan kekuatan bagi kehidupan, menyumbangkan unsur-unsur baru dalam membentuk sel tubuh dan memperbaharui yang rusak. Islam melarang untuk berlebihan dalam hal makan. Makan bukan karena lapar hingga kekenyanngan, melainkan makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. Islam juga menegaskan utnuk menjaga etika ketika makan. Karena secara ilmiah, makan berlebihan akan memaksimalkan volume lambung  sehingga kerja lambung saat mencerna makanan tidak maksimal. Salah satu hadis Nabi Muhammad saw. Yang dikutip oleh Syamsuddin al-Zahabi bahwa :”Sumber segala penyakit adalah burdah (gangguang pencernaan)”. Oleh sebab itu perlu membatasi porsi yang mengundang selera untuk banyak makan.

 Dalam kitab Imam al-Gazali yangg berjudul Ihya’ Ulumuddin menjelaskan ada enam macam penyakit fisik dan batin yang disebabkan oleh perilaku terlalu kenyang antara lain melunturkan rasa takut kepada Allah SWT, semakin malas beribadah, hilangnya rasa belas kasih terhadap sesama, tertutupnya hati dan telinga dari berbagai hikmah dan nasihat, saat memberikan nasihat akan mudah dilupakan, dan mengundang banyak penyakit serta mengundang kebencian Allah. Kesehatan fisik dan batin merupakan hal yang penting untuk dijaga. Keduanya merupakan konsep yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan karena menyangkut seluruh aspek kesehatan dalam kehidupan. Jika dipisahkan maka akan terjadi ketidakseimbangan jasmani dan rohani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun