Mohon tunggu...
Kyla Az Zahra
Kyla Az Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

Halo, saya Kyla Az Zahra Mahasiswi Airlangga Fakultas Kesehatan Masyarakat Program studi Gizi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

7,7 Persen Balita di Indonesia Alami Wasting

27 Mei 2024   16:45 Diperbarui: 27 Mei 2024   16:47 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahukah anda? 1000 hari pertama kehidupan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat penting karena di usia ini pertumbuhan dan perkembangan bekerja secara optimal.Indonesia merupakan salah satu negara dengan kasus wasting tertinggi di dunia. Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 menunjukkan angka balita wasting mengalami peningkatan. Yakni, angka wasting naik 0.6 % dari 7,1 % pada 2021 menjadi 7,7 % pada tahun 2022.
Wasting merupakan salah satu indikator kesehatan dunia yang mengacu pada kondisi anak yang memiliki komposisi tubuh terlalu kurus apabila dibandingkan tinggi badannya. Hal ini merupakan akibat dari penurunan berat badan yang drastis atau kegagalan dalam menambah berat badan. Kondisi Wasting pada tingkat tertentu justru merampas kesehatan dan masa depan anak-anak, karena balita yang mengalami Wasting memiliki kemungkinan 11 kali lebih besar untuk meninggal karena infeksi penyakit akibat pneumonia, kolera, malaria, dan campak dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki gizi yang baik. Selain itu, Wasting ini juga melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kerentanan terhadap penyakit dan keterlambatan perkembangan.

Pada tahun 2023, UNICEF berencana merawat setidaknya 8 juta anak yang menderita wasting ekstrem di 15 negara dengan Wasting terburuk di dunia dengan pemberian RUTF, yaitu makanan terapi siap pakai yang dikhususkan untuk penderita wasting berbentuk pasta kacang yang kaya nutrisi dan tahan disimpan yang dapat memulihkan kondisi wasting dalam waktu sekitar enam minggu.

selain itu, dalam pencegahan Wasting beberapa hal yang dapat dilakukan, diantaranya :

1. Memperhatikan nutrisi saat kehamilan

Memperhatikan nutrisi saat masa kehamilan membantu melindungi bayi di kemudian hari karena anak yang lahir dengan berat badan yang sehat merupakan kunci pencegahan wasting. Anak perempuan yang kekurangan gizi mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menjadi ibu yang kekurangan gizi di kemudian hari, yang pada gilirannya mempunyai peluang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan rendah, sehingga melahirkan siklus kekurangan gizi antargenerasi. Siklus ini dapat diperparah pada ibu-ibu muda, khususnya remaja perempuan yang mulai melahirkan sebelum mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang memadai.

 
2. Pemberian ASI eksklusif pada bayi dimulai pada jam pertama kelahiran hingga mencapai usia 6 bulan.

Selain melindungi bayi dari penyakit, ASI juga membantu menekan risiko anak mengalami malnutrisi. Di kawasan seperti Asia Selatan, dimana prevalensi berat badan lahir rendah dan wasting adalah yang tertinggi, anak-anak lebih mungkin mengalami wasting pada enam bulan pertama kehidupannya dibandingkan pada fase-fase kehidupan lainnya


3. Memaksimalkan makanan yang diperkaya mikronutrien dan suplemen makanan untuk anak-anak dibawah 2 tahun

Hal ini dapat membantu melindungi anak-anak dari Wasting dan pemeriksaan oleh petugas kesehatan masyarakat dapat meningkatkan akses dini terhadap pengobatan bagi anak-anak yang menderita wasting.
Selain itu, Lingkungan yang tidak sehat dan layanan air, sanitasi dan kebersihan (WASH) yang buruk meningkatkan risiko diare, malaria, saluran pernafasan akut dan infeksi lainnya, terutama di kalangan anak-anak dan untuk mengurangi jumlah anak yang menderita wasting, ketersediaan dan akses terhadap layanan WASH dengan kualitas yang memadai harus ditingkatkan.

Dengan memahami langkah-langkah pencegahan wasting diatas, diharapkan orang tua/pengasuh dan anggota masyarakat dapat lebih menyadari dan berupaya melakukan pencegahan wasting karena dampaknya yang tidak dapat disepelekan. 

Mari, pantau terus tumbuh kembang anak secara rutin di fasilitas kesehatan terdekat.

Simak juga informasi lebih lanjut mengenai wasting dan bagikan informasi seputar wasting kepada orang-orang terdekat.

Mari, Cegahi Wasting Jauhi Stunting

Penulis : Kyla Az Zahra, Universitas Airlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun