Mohon tunggu...
kyla shafwa julia
kyla shafwa julia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi

if you never try, you will never know

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjadi Anak Tunggal: Tantangan dan Peluang dalam Mengembangkan Kesehatan Mental pada Anak Tunggal

8 Desember 2024   20:08 Diperbarui: 8 Desember 2024   20:09 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi anak tunggal seringkali dianggap berbeda dibandingkan dengan anak lain yang memiliki saudara kandung. Banyak yang berpikir anak tunggal lebih sering merasa kesepian, kurang bisa berbagi, atau bahkan cenderung egois. Padahal, menjadi anak tunggal juga memiliki sisi positif! Meskipun ada tantangan tersendiri, ada banyak peluang yang bisa mendukung kesehatan mental mereka. Lalu, apa saja tantangan dan peluang yang dihadapi anak tunggal dalam mengembangkan kesehatan mental? Yuk, kita bahas!

Tantangan Kesehatan Mental pada Anak Tunggal

1.Perasaan Kesepian

Salah satu tantangan besar yang sering dirasakan anak tunggal adalah perasaan kesepian. Tanpa saudara kandung yang bisa diajak bermain atau berbagi cerita, anak tunggal kadang merasa sepi, terutama ketika mereka harus bermain atau menghabiskan waktu sendiri di rumah. Meskipun orang tua memberikan perhatian lebih, tetap saja, rasanya kurang seru kalau tidak ada teman berbagi cerita di rumah.

2.Tekanan untuk Jadi “Sempurna”

Anak tunggal seringkali jadi pusat perhatian di keluarga, dan ini kadang menambah tekanan. Karena tidak ada saudara lain yang bisa berbagi beban, orang tua cenderung menaruh harapan besar pada anak tunggal, baik dalam akademik, perilaku, maupun pencapaian lainnya. Tekanan ini bisa membuat anak merasa stres atau cemas, apalagi jika mereka merasa tidak bisa memenuhi ekspektasi tersebut.

3.Kurang Berlatih Berbagi

Tanpa saudara kandung, anak tunggal jarang merasa “terpaksa” untuk berbagi mainan, perhatian, atau waktu dengan orang lain. Padahal, berbagi adalah keterampilan sosial yang penting. Oleh karena itu, anak tunggal kadang kesulitan berinteraksi dengan teman-teman sebaya atau merasa tidak nyaman ketika harus berbagi sesuatu.

Peluang dalam Pengembangan Kesehatan Mental Anak Tunggal

1.Kemandirian Lebih Dini

Karena tidak ada saudara kandung, anak tunggal seringkali belajar mandiri lebih cepat. Mereka terbiasa untuk memecahkan masalah sendiri dan tidak selalu bergantung pada orang lain. Kemandirian ini tentu bisa jadi kekuatan di masa depan, baik dalam pekerjaan, hubungan sosial, atau kehidupan secara umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun