Mohon tunggu...
Kyand cavalera
Kyand cavalera Mohon Tunggu... -

Aku..Meinkampf...dan kikir sikat gigi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Borok Pelaku Jaman

21 April 2011   04:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:34 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku hanya mendengarkan diskusi atau lebih tepatnya dongeng penuh caci maki ini. Aku terdiam, dan sesekali menanggapi. Mereka tak pernah tahu ketakutanku yamg sebenarnya. Ketakutan setelah melihat laporan yang disodorkan padaku. Rupiah dalam bentuk proposal itu yang membuatku takut. Takut pada resiko atau lebih tepatnya takut pada kenyataan bahwa ini salah, bahwa rupiah tak mudah dan murah memperolehnya. Bapak dan Mamak mereka sama saja, juga susah payah sudah mengusahakan rupiah. Miskin juga toh asalnya. Teriakan ini hanya dalam batin, dan aku malu. Cacat ini tak bisa kuhilangkan dan sudah jadi sejarah di otakku. Juga jadi sejarah diluar otakku. Dan dulu aku menerima rencana itu dan tanpa malu pula aku ikut mencaci. Sekarang tanpa malu pula aku diam. Cacat ini tak bisa kuhilangkan dan telah jadi sejarah.

Sejarah ini tak bisa kuhilangkan dan hanya bisa kusimpan. Suatu saatpun bau busuknya keluar dan tercium. Aku ingin keluar. Aku, kami, mereka, semua telah bersejarah dan sejarah tak hanya cerita tentang cinta dan kepahlawanan, didalamnya ada darah, peluh, dan air mata. Aku sudah muak dengan cerita kepahlawanan ini karena aku sudah ikut jadi penjahat lakon dan lakon penjahat di gelapnya cerita. Aku telah muak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun