"Badai yang paling berbahaya itu, justru yang awalnya tidak kelihatan tanda-tandanya".
Kalimat yang diucapkan dalam film Ipar Adalah Maut tersebut mungkin sudah yang paling tepat menggambarkan konflik yang terjadi di dalamnya. Film yang dibintangi oleh Deva Mahenra, Michelle Ziudith, dan Davina Karamoy ini menyorot isu perselingkuhan yang memang kerap terjadi di lingkungan Masyarakat. Namun bukan dikarenakan pihak luar, melainkan sang adik yang memang berperan menjadi orang ketiga dalam hubungan kakak kandungnya sendiri, Nisa. Namun masalah yang terjadi bukan hanya meninggalkan luka dan trauma pada satu anggota keluarga saja, melainkan juga menyisakan kesedihan pada beberapa anggota keluarga yang lain. Mari kita  gali lebih dalam permasalahan yang terjadi pada film Ipar Adalah Maut ini.
1. Rasa Sakit yang Dialami oleh Nisa
"Kamu sakit, Mas!" Adalah kalimat yang terucap dari mulut Nisa, seorang istri dan juga seorang  ibu, ketika mengetahui perbuatan suaminya, Aris, yang selingkuh di belakangnya. Luka yang dirasakannya semakin dalam bak luka yang ditabur garam karena ternyata sang suami "bermain api" dengan adik kandungnya sendiri, yaitu Rani. Pikirannya seketika berusaha memproses apa yang terjadi di hari itu, ketika ia mendengar sendiri perselingkuhan yang dilakukan suami dan adiknya melalui sambungan telepon. Nisa mendadak merasa jijik untuk sekadar disentuh oleh Aris setelah mengetahui hal yang membuatnya paling terpuruk, yaitu Aris yang ia kenal sebagai sosok suami dan ayah yang baik untuk Raya, putrinya, tega "bermain" di belakangnya dan malah menyalahkan dirinya yang terlalu sibuk mengurus toko roti yang membuat Aris merasa kesepian. Hal ini dapat menyebabkan trauma emosional dan gangguan panik yang mungkin dialami oleh korban perselingkuhan seperti Nisa.
2. Kesedihan sang anak
Walaupun apa yang dialami Nisa sebagai istri sah adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bagi dirinya, namun anak juga menjadi salah satu yang paling tersakiti dalam konflik ini. Raya, sebagai buah hati dari ayah dan ibu yang ia panggil Moa dan Fa. Aris mungkin gagal menjadi suami yang baik untuk Nisa, namun bagi Raya, Aris tidak pernah gagal menjadi ayah yang baik untuk dirinya. Raya yang selalu merasakan kasih sayang yang lebih dari cukup dari orang tuanya, merasa bingung ketika melihat ada yang berbeda dari perilaku Moa dan Fa-nya. Terlebih karena ia belum memiliki control atau keberdayaan dalam hidupnya, yang itu membuatnya merasa semakin kebingungan (Psikolog Acintya, K., 2022). Ia seperti ikut merasa sedih ketika melihat ibunya yang kerap menangis walaupun ia sendiri belum mengetahui apa yang terjadi pada kedua orang tuanya. Terlebih saat berada di pemakaman neneknya, ia merasa kalau ayah dan ibunya semakin memiliki jarak karena pulang dengan kendaraan yang berbeda saat ingin pulang ke rumah. Dirinya menangis dan meraung-raung ingin ikut pulang bersama ayahnya, yang langsung ditahan oleh Nisa, ibunya, yang mebuat hati kita meringis ketika menontonnya.
3. Self Blame pada diri sang ibuÂ
"Ibu nggak pernah se-gagal ini jadi orang tua!". Asri, yaitu ibu dari Nisa dan juga Rani, yang memang sejak awal sudah memiliki firasat akan hal kurang baik yang dilakukan oleh putri bungsunya, berulang kali melakukan Self Blaming atau menyalahkan dirinya sendiri atas perselingkuhan yang dilakukan oleh Rani dan menantunya, Aris. Ia merasa kalau dirinya lah yang menjadi sebab hal tercela ini terjadi dikarenakan ia yang sedari awal menitipkan Rani pada putri sulungnya, karena ia khawatir jika Rani menetap di indekos selama berkuliah. Bahkan rasa terkejut yang ia rasakan membuatnya tidak sadarkan diri akibat serangan jantung yang tiba-tiba menyerangnya. Alhasil pembuluh darahnya pecah, dan membuatnya kehilangan sebagian ingatannya karena kejadian tersebut.
Film Ipar Adalah Maut ini memberikan gambaran bagaimana perselingkuhan yang terjadi tidak hanya akan menyakiti satu pihak, namun semua anggota keluarga turut merasakan sedih dan sakit dari luka yang diberikan pelaku perselingkuhan. Terlebih jika yang melakukan perbuatan menjijikan ini adalah dua orang yang seharusnya menjadi keluarga, malah menjadi orang yang paling memberikan trauma psikis yang mendalam pada anggota keluarga yang lain. Film Ipar Adalah Maut juga mengajarkan bahwa jangan pernah memberi celah untuk membiarkan perselingkuhan terjadi, karena sejatinya perselingkuhan itu melanggar esklusifitas suatu hubungan dan di dalamnya pasti ada secret behavior yang dirahasiakan (Psikolog Irene, J., 2024).
Referensi:
 Psikolog Acintya, K. (2022). Trauma dan Bekasnya: Ketika Masa Lalu Menghantui Masa Sekarang | PAB #50 Psikolog Koleta Acintya. Bicarakan ID. https://youtu.be/A72GOa6M5fY?si=NaTjjqC_MsHTaBrN
Psikolog Irene, J. (2024). Mengapa Orang Bisa Selingkuh? Memahami Perselingkuhan dalam Hubungan. Bicarakan ID. https://youtu.be/kaGhkc0mXpk?si=4wuuIp0p4paJznSH
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H