Mohon tunggu...
Lensa Karana Media
Lensa Karana Media Mohon Tunggu... Penulis - Media komunikasi Pramuka Banyuwangi

Akun official Lensa Karana Media untuk semua informasi tentang Pramuka Banyuwangi dan Nasional serta informasi positif lainnya, info Update liputan kontak 085236662268

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kembali ke Alam atau Meninggalkannya? Sebuah Kritik Atas Pramuka Zaman Now

6 Desember 2018   22:21 Diperbarui: 7 Desember 2018   04:38 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BANYUWANGI - Ana Rosdiana, Pamong Saka Wanabakti Tingkat Ranting Banyuwangi, Rabu (5/12/2018) di Gedung Pramuka Banyuwangi mengungkapkan pendapatnya, kualitas pembinaan pramuka zaman sekarang dihadapkan tantangan kemajuan teknologi.

"Pramuka zaman sekarang menjadi lebih manja, seperti yang dulu kemah di alam terbuka, memasak sendiri, sekarang banyak yang kemah dengan makan disediakan panitia dalam bentuk nasi bungkus. Akibatnya, peserta didik susah untuk berkembang," jelasnya.

Kemajuan teknologi, kata Ana, juga memicu pergeseran nilai perkemahan. Dulu, kemah di alam terbuka adalah kegiatan yang paling dinanti. Sekarang, kegiatan perkemahan menjadi kekhawatiran tersendiri bagi orang tua karena banyak informasi negatif tentang perkemahan makan di tanah yang beredar di media sosial.

"Padahal, keunikan pramuka itu adalah perkemahan di alam terbuka. Terkadang, peserta didik sangat dimanja oleh kakak-kakak pembina dengan alasan takut dengan resiko, sehingga yang biasa kemah di alam terbuka malah berkemah di kelas, dan yang dulu kemah masak sendiri, dengan alasan enggan ribet maka disiapkan nasi bungkus. Hal ini tidak sesuai dengan konsep pembinaan di Gerakan Pramuka," imbuhnya.

Menurut Angelo Gladicho, Pramuka Penegak dari Gugusdepan SMA Katolik Hikmah Mandala Banyuwangi mengungkapkan pendapatnya, kegiatan bertahan hidup di alam terbuka seharusnya menjadi kegiatan yang menarik.

"Masak bersama-sama itu lebih nikmat daripada makan nasi bungkus, karena kita bisa mengurangi sampah. Kedua, kita bisa merasakan kebersamaan, contohnya yang pernah saya alami waktu ikut perkemahan di Yogyakarta, peserta disiapkan makanan metah sehingga dimasak bersama. Melalui kegiatan masak bersama ini kami bisa saling mengenal dan saling melengkapi. Namun demikian, kekurangan pramuka zaman sekarang ini yaitu minimnya kegiatan untuk penegak untuk kemah di alam terbuka karena lebih susah perizinannya. Kalau kemah di sekolah, ini mengurangi kebiasaan pramuka yang suka pergi ke alam terbuka," jelasnya.

Menurut Mohamad Arif Fajartono, Andalan Cabang urusan Hubungan Masyarakat Kwartir Cabang Banyuwangi menanggapi, konsumsi kemah menggunakan nasi bungkus, mungkin maksudnya agar memudahkan kegiatan adik-adik dengan cara makan nasi bungkus siap saji.

"Tetapi justru itulah masalahnya. Pramuka itu adalah gerakan yang berkegiatan di alam terbuka, oleh sebab itu, seharusnya mereka itu hebat di materi bertahan hidup di alam terbuka minimal mampu mengolah bahan makanan," katanya.

Arif menambahkan, kegiatan kemah yang menggunakan pola nasi bungkus memiliki kelemahan. Salah satunya adalah keterampilan memasak yang seharusnya dikuasai justru menurun. Jangankan memasak, peserta didik bahkan kesusahan untuk menghidupkan kayu bakar.

"Apabila keterampilan bertahan hidup di alam terbuka sudah menurun, itu ibarat kucing yang tak mampu menangkap tikus, maka bukan kucing lagi. Keistimewaan kegiatan pramuka salah satunya adalah memasak di alam terbuka. Kalau anggota pramuka sendiri sudah tidak melakukan aktivitas memasak, itu kurang pas sekali konsep pendidikan kepramukaan," ungkap Arif.

Seperti program acara survivor yang disiarkan National Geographic Channel, papar Arif, itu ada orang yang dilepas di pulau terpencil, maka yang pertama mereka lakukan adalah membuat tempat berteduh dan berlindung. Oleh karena itu, saat kegiatan di alam terbuka anggota pramuka mendirikan tenda yang berfungsi sebagai tempat berteduh. Kedua, adalah bertahan hidup dengan mencari bahan makanan. Kalau di kegiatan pramuka, memasak adalah syarat untuk bertahan hidup.

Arif berharap, pramuka hendaknya membiasakan kembali berkemah di alam terbuka, bukan di kelas dan pramuka kembali memasak, bukan pesan nasi bungkus.  

"Kalaupun cuaca hujan, maka itu adalah berkah bagi pramuka yang berguna untuk berlatih bertahan hidup di alam terbuka. Kedua, kembalilah memasak sendiri, walaupun tidak enak rasanya jika memasak di alam terbuka secara bersama-sama, saya yakin rasanya lebih nikmat dari pada makan di restoran," pungkasnya.

Penulis   : Fery Bisma Pramudita
Editor     : Rofiudin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun