Malam belum begitu larut, namun mata Pak Hansip di Pos ronda sudah terkantuk-kantuk, maklum saja, san penjaga kemanan kampung itu kalau siang, menjadi tenaga administrasi honorer di sebuah sekolah dasar dekat rumahnya, jam dinasnya pun terpampang di pos ronda dari jam 21,00 hingga pukul 03.00, selebihnya di mampaatkan oleh sang penjaga itu untuk beristirahat bersama keluarganya di rumah sederhananya.
Maka, bila banyak yang di.kerjakan tugas dari sekolahnya, seringkali ke.pos ronda membawa laptop untuk menyelesaikannya di sela-sela jaganya, dan seringkali pula terlalu capek akan tugas-tugasnya si sekolah, sampai di pos ronda dilanda kantuk dan kepenatan yang sangat luar biasa.
Seperti malam ini, mata sang penjaga sudah tak tertahankan, sementara tugas kampung harus tetap di.laksanakan dengan penuh ke waspadaan.
Bukan saja mata yang terkantuk-kantuk, namun keinginan untuk menguap, beberapa kali di gagalkan, karena malu pada rekan jaga malam itu.
Melihat rekan jaganya npak suntuk dan terkantuk-kantuk demikian, Jumadi pun membuka obrolan untuk mengusir rasa ngantuk jelang tengah malam.
"Maaf Pak, barangkali bapak mau di buatkan kopi atau teh tubruk misalnya " kata Jumadi dengan begitu hormat kepada hansip seniornya itu. Namun mendapat tawaran begitu, Hansip senior bukan di jawab enak penawaran tersebut, justru di jawab dengan ketusnya,
"Apa urusannya saudara menanyakan hal itu pada saya ? Bentak hansip senior itu.
"maaf pak, bila bapak berkenan tawaran saya, saya siap akan buatkan kopi atau teh tubruk yang bapak pesankan "ungkap Jumadi masih dengan nada sopan, dan merendah.
"Gimana Pak, mau kopi atau teh tubruk, kemudian gulanya mau sedikit atau banyak ? Kembali Jumadi menawarkan kepada seniornya itu.
Namun lagi-lagi, jawaban lantang dan keras di tengah malam itu, membuat sakit hati Jumadi.
"Bukan hak anda bertanya seperti itu " bentak Komandan Hansip itu.