Saat jelang senja, seperti biasa Jumadi dan keluarga kecilnya ngobrol bareng di teras rumah dinas penjaga sekolah, tempat dimana tenaga dan waktunya tercurah di setiap harinya.
Walau hanya seorang penjaga sekolah dan masih honorer, namun Jumadi berserta keluarga kecilnya, tak pernah di buat pusing dalam menghadapi kehidupan sehari-harinya, apalagi ramai di media di beritakan tentang naiknya dolar, bagaikan angin lalu, hal itu tak berdampak apa-apa bagi dirinya maupun keluarga kecilnya.
Hal ini karena memang gaya hidup Jumadi sekeluarga apa adanya penuh kesederhanaan dan gak.muluk-muluk, baginya, lihat anak-anak sehat, ceria dan bersahaja di iringi senyum sang istri tercinta saja, sudah merupakan suatu Rahmat dan Rejeki yang sangat luat biasa di setiap harinya.
Namun senja kali ini, kebahagian Jumadi semakin bertambah, dimana ibu dari istrinya atau mertua perempuannya, sedari siang menengok anak cucu dan menantu kesayangannya, tentu saja kehadiranya tidak dengan tangan hampa, banyak buah tangan yang di bawahnya, dari mulai jajanan pasar sampai dengan buah-buahan yang di ambil dari kebun di kampung halamannya.
Sambil nikmati segelas kopi di teras, dan menikmati disetiap hisapan kreteknya, Jumadi obrol ngalor ngidul dengan mertuanya yang sudah tak muda lagi itu.
" Alhamdulillah, emak senang ketemu anak, cuxu dan menantu, semua dalam sehat-sehat dan nyambut emak dengan penuh kerinduan" kata Emak Mertua Jumadi membuka percakapan jelang senja itu.
Sambil narik kopi Jumadi pun menimpali ungkapan mertua perempuan tersebut.
" Ya Emak, Alhamdulillah berkat do'a emak dan harapan kita semua, kami di sini sehat-sehat dan selalu merindukan emak " ungkap menantu kesayangan emak ini.
Basa-basi saling mengungkapkan pun terjadi, di selingi canda tawa seisi rumah, hingga tanpa sadar magrib menjelang, namun di akhir obrolan, sang emak penasaran bertanya pada menantunya
" Dolar, denger-denger lagi meroket ya Nak Jum ? tanyanya.
Jumadi pun menjawab dengan santainya,
" Iya mak, sepertinya akan berdampak pada.kenaikan harga barang-barang, tapi Jumadi saat ini belum nyoba belanja, emak "
Mata emak menerawang ke atas, seolah-olah ada yang sedang di pikirkan di benaknya,
" dulu jaman emak seumuran istrimu Jum, kalau ke super market, Â sama ibu cukup di bawain uang sepuluj ribu perak, namun dapat belanjaan banyak, shampoo, pasta gigi, odol, sabun, minyak wangi, susu kental manis sachetan, sampai rokok buat abah juga, Jum"
Jumadi pun penasaran akhirnya bertanya, masa sepuluh ribu dapat belanjaan banyak gitu,
" trus emak,.kalau sekarang sepuluh ribu dapat apa aja ? Tanyanya.
" sekarang mah, susah Nak Jum, di setiap sudut dan lorongnya terpasang CCTV semua, nyala 24 jam" jawab emak sembari tersenyum kecut hingga terlihat lesung pipitnya yang mulai memudar dari titiknya.
Medengar jawaban itu, Jumadi hanya garuk-garuk kepala, dan ikutan tersemyum kecut seperti mertuanya.***TPS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H