Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam Berselimut Embun, Siang Bertudung Awan

19 April 2018   00:29 Diperbarui: 19 April 2018   00:36 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Piluh hati ini merasakan

Saat pagi berjalan di atas jembatan

Mataku menatap keganjilan

Ada kehidupan dibawah jembatan

Rasa hati kian teriris

Saat malam bocah kecil menangis

Dibawah guyuran hujan gerimis

Meraung menangis sembari mengemis

Malam pun berselimut embun

Tanpa penutup di ubun

Siang pun bertudung awan

Tanpa tempat perlindungan

Kumuh, jijik kesan memandang

Tidur pun tak sebaik kandang

Kolong jembatan tempat bertandang

Kucilkan diri dari kaum terpandang

Mereka bukanlah tak punya harapan

Apalagi berkhayal punya kendaraan

Tuk tidur saja mencari jembatan

Tuk bertahan kejamnya kehidupan

Sungguh riskan bila di diamkan

Kan merusak tatanan perkotaan

Namun bukan harus di musnahkan

Tapi lakukanlah pembinaan

Berilah pelatihan ketrampilan

Agar selamanya tak ketergantungan

Mengubah hidup dari kolong jembatan

Meniti hidup indahnya perkampungan

Wahai pejabat berkumis

Tak usah kau miris

Berilah pelatihan gratis

Agar makan tak selamanya mengemis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun