Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hati Bercabang?

9 April 2018   18:26 Diperbarui: 9 April 2018   18:41 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pohon itu tertiup sang bayu

Goyahkan dedaunan membisu

Berguguran satu-persatu

Jatuh ke bumi tak lagi menyatu

Ranting pun ikut pilu

Tak kuat menahan bayu

Desirannya hadirkan debu

Runtuh mengering menjadi kayu

Namun cabang tidaklah rapuh

Desiran hebat sang bayu

Di biarkannya berlalu

Walaupun rontokkan daun dan ranting membisu

Cabang kuat menahan sembilu

Terikat pada batang bermutu

Tak goyah hadapi sang bayu

Walau hati kayunya merindu

Merindu akan indahnya masa lalu

Bercabang namun ceria selalu

Walau terpaan datang memburu

Hati kayu selalu bersatu

Batang tak kuat menahan sang bayu

Bila cabang tak lagi bersatu

Cabang selalu lupakan masa lalu

Pada ranting dan daun rapuh

Karena dibalik semua itu

Akan hadir ranting baru

Pupus daun pun baru

Muda serasa lupakan masa lalu

Entahlah bila hati juga bercabang

Mungkin kan terjadi perang

Bukan lagi sang bayu yang datang

Namun badai topan kan menerjang

Hati yang bercabang?

Seperti apakah itu?

Apakah seperti empe-empe Palembang

Dengan cuko Pak Raden bikin lidah bergoyang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun