Bila mengingat-ngingat kejadian beberapa bulan yang lalu, terkadang suka senyum-senyum sendiri,  bagaimana tidak senyum sendiri coba,  anak-anak /peserta didik saya  menggelar acara "Scout Up Comedy" pada sebuah perkemahan tingkat Kwartir Cabang Kota Cirebon,  pesertanya adalah masing-masing Sangga Pramuka Penegak dan Pandega di setiap pangkalanya,  wajib menampilkan komikanya,  model stand up comedy gitu,  seperti di televisi,  kata anak-anak bilang,  saat mengusulkan rencana kegiatan.
Sementara para jurinya 3 orang, Â di ambil dari Korp Pelatih atau anggota Pusdiklatcab, Â namun yang bikin gerogi adalah, Â saya selaku pembina putra mereka, Â mengusulkan agar dapat memberikan sambutan sekaligus membuka acara, Â yang harus di tutup dengan "oven mike" Scout Up Comedy selama 7 menit.
Akhirnya session pembukaan di mulai, Â dan saya pun maju ke depan mewakili Kwatir Cabang membuka acara tersebut. Â Semua materi sambutan sudah di lalap habis berikut pemukulan mimbar tiga kali (tidak pakai gong seperti pejabat saja) Â dan tepuk Pramuka dua kali,sebagai pertanda dibukanya acara Scout Up Comedy.
Pada saat inilah keringat sebiji-biji jagung keluar dan berguguran ke lantai, Â materi comedy yang sudah di baca berulang-ulang, Â nyaris lenyap, Â karena saya kelamaan diam, Â namun diamnya saya menjadikan penonton tertawa, Â bingungkan? Â Dimana lucunya coba? Â atau tertawain kebingungannya, Â hanya mereka-mereka yang tahu sebabnya tertawa.
Setelah lama terdiam akhirnya kata meluncur tanpa senyum seperti biasanya, setelah mengucap salam sebagai awalan oven mike, Â tak lupa saya juga mempernalkan diri, Â karena yakin semua komika dari penjuru Kota Cirebon belum semuanya mengenal saya, Â
"Kenalkan nama gue.. Eeh maaf maksude nama Kakak," geerr...yang di depan baru segitu saja sudah pada ketawa, "nama pendeknya kakak adalah Kak Thirman, Â alias suka tidur tengah malam," penonton tertawa lagi, Â bahkan ada yang nyletuk, Â "lucu kak, Â lucu kak".
Saya hanya nyengir kuda, Â sembari bilang, Â "lucu dari hongkong, orang kakak baru saja ngenalin diri" jawabku demikian eh malah di tepukin tidak berhenti-henti sampai saya pun menyetopnya.
" stoooppp, Â kalau tepuknya kelamaan, Â terus kakak kapan stand up nya " eehh tambah keras ketawanya.
Akhirnya, saya mencoba menguasai panggung, Â biar tidak kelihatan kalau sedang demam panggung. Akhirnya setelah merenung cepat dan dan di benaknya langsung ingat Bang Radit yang di TV, Â dengan materi Act-out, Â andalan para komika ternama,
" Gue.. Ehhh Kakak baru beli handpond baru coy, kagak pake pencet-pencet seperti jaman muda kakak, tapi pakai layar touch screen pakai ludah, tuil-tuiill kalau kaga ngerti mah, " sambil ngeluarin Handphone jari dikasih ludah, Â kemudian di tempelkan pada layar handphone. Â Bocorlah tawa mereka terpingkal-pingkal.