Siang ini panasnya serasa meradang, kulit ari serasa terbakar, aku yang berkulit hitam serasa gosong bak cacing kepanasan, sudah panas hati juga kian meradang saat kau tidak sesuai dengan apa yang di janjikan pada saat jamuan makan, jadi lebih tepatnya "Rasa gondok di siang bolong" atas tingkah dan pola yang tidak sesuai dengan harapan. entah bohong entah ada yang di tutupi, siang ini hati serasa benci membayangkan tingkahnya yang "karep dewek". Akhirnya dalam ruangan nyalakan musik sekeras-kerasnya kebetulan lagunya " Leeya - Bohong " sontak serasa pas banget ini lagu di dengarkan saat hati sedang membara.
Bohong
Kau tukang bohong
Bohong
Ku tak percaya
Katamu hanya diriku
Pacarmu satu-satunya
Bohong
Kau tukang bohong
Bohong
Benci jadinya
Tertangkap basah dirimu
Ketika asik bercumbu
Ku tak suka tak suka tak suka
Punya pacar tapi hatiku tersiksa
Ku tak mau tak mau tak mau
Punya pacar yang nakalnya seperti kamu
Bohong
Kau tukang bohong
Bohong
Janjimu palsu
Selamat tinggal cintaku
Tiada maaf bagimu
Ku tak suka tak suka tak suka
Punya pacar tapi hatiku tersiksa
Ku tak mau tak mau tak mau
Punya pacar yang ulahnya bikin malu
Ku tak suka tak suka tak suka
Punya pacar tapi hatiku tersiksa
Ku tak mau tak mau tak mau
Punya pacar yang nakalnya seperti kamu
Kau tukang bohong
Ku tak percaya
Kau tukang bohong
Benci jadinya
Kau tukang bohong
Ku tak percaya
Kau tukang bohong
Benci jadinya
Bohong
Kau tukang bohong
Bohong
Janjimu palsu
Selamat tinggal cintaku
Tiada maaf bagimu
Ku tak suka tak suka tak suka
Punya pacar tapi hatiku tersiksa
Ku tak mau tak mau tak mau
Punya pacar yang ulahnya bikin malu
Ku tak suka tak suka tak suka
Punya pacar tapi hatiku tersiksa
Ku tak mau tak mau tak mau
Punya pacar yang nakal seperti kamu
Ku tak suka tak suka tak suka
Punya pacar tapi hatiku tersiksa
Ku tak mau tak mau tak mau
Punya pacar yang nakalnya seperti kamu
Lirik Lagu Leeya -- Bohong dipersembahkan oleh Lirik Lagu Indonesia Terbaru
Tak terasa satu lagu telah usai didengarkan, dan mata pun sayup-sayup mendekati ngantuk, mungkin pengaruh menu Cah kangkung pada saat  makan siang tadi di rumah makan. Walau mata serasa berat, namun hati dan pikirannya masih saja tetap tidak bisa nyaman untuk memejamkan apalagi berdendang, kebayang saja dia sedang dengan siapa, mungkin rasa ketidak percayaan yang membuatku begini, yaaa gimana mau percaya pola dan tingkahnya begitu terus, tidak pernah menyakinkan, jadi wajar yang ada hanya curiga dan curiga.
yaa sudahlah, terserah saja mungkin sedang tidak di butuhkan kehadirannya dan sedang butuhnya sama dia, maklum namanya juga namanya... kini saya berharap kebohongannya jangan dilestarikan, karena sudah faham akal-akalan dan sepak terjangnya, bak politisi yang jago berstrategi politik, licin dalam bersiasat dalam mencapai sesuatu.
Wanagati, 23/11/2017 (14.37 wib)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H