Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masih Ada Senyum saat Angkot Mogok Massal

1 Oktober 2017   04:45 Diperbarui: 1 Oktober 2017   04:51 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat Kesepakatan Bersama awak angkuta umum yang mogok massal (Dokumentasi Pribadi)

Demontrasi besar-besaran yang dilakukan oleh awak angkutan umum konvesional kian menjadi, setelah beberapa kali demo kepada Kepala Daerah dan DPRD atas maraknya Angkutan Umum yang berbasis aplikasi, Kepala Daerah pun berdasarkan rapat dengan lembaga perwakilan rakyat dan dinas terkait akan tuntutan para pengusaha dan supir angkutan umum /angkutan kota yang di organisir oleh Organda, mengambil kebijakan menghentikan sementara waktu operasional angkutan umum berbasis aplikasi sembari mengurus perijinan operasionalnya ke pihak pemerintah provinsi  dan dilarang melakukan kegiatan demontrasi selama daerahnya sedang menjadi tuan rumah kegiatan yang berskala nasional karena demo akan berdampak  mengganggu ketrentraman masyarakat, atas surat tersebut pihak organda bersama para pengusaha angkutan dan supir angkot dapat tersenyum renyah dan akan mematuhi apa yang sudah menjadi kesepakatan dengan pihak pemerintah.

Namun belum genap seminggu perhelatan akbar berskala nasional itu usai, para supir angkot, pengusaha dan organda justeru melakukan demo besar-besaran, seluruh armada angkutan umum di setian jurusan di paksa ikut demo dan memarkirkan kendaraannya di jalan pusat pemerintahan daerah, terang saja jalan lumpuh dan korbannya pasti masyarakat selaku pengguna angkutan kota, termasuk di dalamnya pelajar dan mahasiswa.

Demo kali ini tidak tanggung-tanggung garangnya, para sopir angkot dari setiap jurusan dengan diketahui oleh perwakilan organda membuat kecaman dan ancaman kepada pemerintah daerah berupa surat kesepakatan bersama " Mogok Massal " terhitung dari tanggal 28 September hingga 2 Oktober 2017, dampaknya jalan-jalan protocol yang dilalui angkutan kota yang sedang mogok nyaris lancar tanpa macet dan cenderung tertib, namun demikian jalanan di penuhi oleh para pelajar dan mahasiswa yang memilih berangkat dan pulang berjalan kaki walaupun beberapa instansi seperti TNI/Polri menyiapkan mobil angkutan untuk mangangkut gratis para pelajar tersebut baik berangkat maupun pulang sekolah.

Dampak dari mogoknya angkutan umum banyak pengguna angkot yang beralih dengan menggunakan Ojek Pangkalan Perkampungan, Becak ataupun diantar pakai kendaraan pribadi kalau yang punya, namun kalau yang tak punya kendaraan maka jalan kaki merupakan solusi handal untuk menjawab dampak dari mogok tersebut, imbasnya banyak karyawan dan pelajar atau mahasiswa yang terlambat masuk kerja dan sekolah atau ke kampusnya, begitu juga yang terjadi pada sekolahan dimana Pak Jum sebagai Penjaga sekolah turut merasakan hal yang sama, beberapa guru terlambat masuk kelas di hari pertama mogok karena banyak guru yang berdomisili jauh dari sekolah dan disetiap harinya selalu berketergantungan pada angkutan konvensional, namun ada juga beberapa guru yang sudah memiliki kendaraan sendiri.

Pak Jum selaku penjaga sekolah melihat kondisi seperti ini merasa iba, karena bukan saja sekolah yang dirugikan atas keterlambatan para guru, namun juga para siswanya yang terlambat mendapatkan kegiatan belajar mengajar di kelasnya, maka atas inisiasi Pak Jum terhadap beberapa guru yang mengalami keterlambatan tersebut dibuat kesepakatan untuk melaksanakan penjemputan di rumahnya masing-masing dengan saling berkomitmen di jemput dengan waktu yang berbeda dan tentunya harus mengerti betul kalau motor bebeknya juga butuh buat minum.

Di hari kedua mogok angkutan kota, mau tidak mau Pak Jum sebelum melaksanakan penjemputan pada guru-guru yang terlambat tadi kondisi ruangan sekolah harus sudah bersih dan rapih berikut air minum the panas sudah terbagikan disetiap meja gurunya. Akhirnya konsokuensi dari hal itu, sebelum subuh Pak Jum harus sudah bangun dan membersihkan semua sudut-sudut ruang guru, Ruang Kepala Sekolah, Perpustakaan, Kamar Mandi/Toilet dan tentunya seluruh halaman sudah tersapu dengan bersih, sehingga nanti para guru dan siswa datang sudah beres semua.

Tepat pukul 06.00, seluruh pekerjaan di sekolah sudah dalam kondisi bersih dan rapih, dan bersiap untuk melakukan penjemputan pada empat orang guru dengan jam penjemputan yang sudah disepakati bersama. Motor dikeluarkan dan dipanaskan sembari Pak Jum berpakaian layaknya tukang ojek, berjaket dan membawa helm cadangan tentunya, dan sebelum berangkat Pak Jum tak lupa mengingatkan kembali kepada guru yang akan dijemputnya agar bersiap-siap  dengan mengunakan SMS ataupun WA. "Assalamu'alaikum... siap-siap bu, aku datang" begitu bunyi SMS ataupun WA yang dibagikan yang secara kebetulan keempatnya adalah guru perempuan dan domisilinya agak berjauhan dari sekolah.

Mendapat SMS itu, Ibu Ristu yang berdasarkan kesepakatan jadwal di jemput pertama langsung membalas SMS tersebut "Sudah Siap, Pak Jum.... GPL" (Gak Pakai Lama ) balas Bu Ristu yang mengajar murid Kelas II. Sepuluh menit berikutnya Pak Jum sudah siap di depan pintu rumah Bu Ristu, dan tanpa basa-basi hanya cukup senyum sedikit Pak Jum menyerahkan helm cadangan ke bu Ristu untuk di kenakan, begitu sudah sempurna duduk di motor, Pak Jum pun berseloroh "berangkaattttt". Selama perjalanan pun hening tanpa ada percakapan yang akan mengganggu konsentrasi Pak Jum, akhirnya hanya waktu delapan menit, Bu Ristu pukul 06.18 sudah tiba disekolah padahal biasanya nyampe sekolah jam 06.45 bahkan seringnya pas jam 07.00.

Penjemputan kedua Pak Jum melaju kencang karena masih sepi jalannya, dan hanya butuh lima menit Pak Jum sudah nyampe di rumah Ibu Wati Wali Kelas III, singkatnya pukul 06.28 Bu Wati pun sudah nyampe ke sekolah, dan bergegas kembali Pak Jum melakukan penjemputan ke Ibu Aan wali kelas V, guru muda yang baru saja di angkat PNS dan belum bisa naik motor ini tepat sampai di sekolah pada pukul 06.35 pagi, namun entah kenapa dan siapa yang mengkomandoi, "Horeee.... Pak Jum datannnggg.... Sama Bu Aan...horeeeee" begitu Pak Jum yang membawa Bu Aan yang hitam manis ini masuk pintu gerbang sekolah, sontak tepukan tangan dan sorak sorai dari para siswa dan guru yang sudah datang duluan karena tidak terlambat masuk kelas, menjadi pemandangan yang cukup ramai, dan Pak Jum senang atas penyambutan dan sorakan tersebut karena Pak Jum dianggapnya pahlawan di mata siswa.

Sebelum melaju kembali melaksanakan penjemputan terakhir, Pak Jum ingat kalau kopi hitam yang terkenalnya itu belum habis dari gelasnya, maka dengan cepat gelas kopi disambarnya dan dihabiskannya kopi tersebut dengan penuh perasaan hingga tetes terakhir dan menyisakan ampas kopi hitam di dasar gelas andalannya itu. Setelah itu langsung saja motor dipacu kembali untuk penjemputan terakhir ke rumah Ibu Indah yang merupakan guru mulok yang mengajarkan bahasa daerah di setiap kelasnya. Namun baru saja mau keluar dari pintu gerbang sekolah, mendadak Pak Jum terhenti sejenak karena jalan keluarnya tertutup oleh mobil Avanza putih, dan terlihat dari pintu kiri depan mobil tersebut Kepala Sekolah Ibu Ani, turun dari mobilnya yang diantarkan oleh suaminya. Tak lupa Pak Jum pun memberi ucapan salam kepada bu Kepseknya sembari menganggukan kepala menyapa pada suaminya, serta tak lupa pak Jum pun melaporkan kalau dia sedang melakukan penjemputan kepada guru-guru. Tepat pukul 06.40 Pak Jum sudah langsung berdiri depan rumah Bu Indah, dan tidak makan waktu lama, pukul 06.52 Bu Indah sudah sampai disekolah, dan kembali sorak sorai karena tidak terlambat kembali meramaikan suasana pagi di sekolah itu, dan akhirnya tepat pukul 07.00 Pak Jum dengan sigap memencet bel pertanda masuk dan dimulainya kegiatan belajar mengajar dangn lancar karena tidak ada satu pun guru yang terlambat, sementara rata-rata siswa berasal dari sekitar sekolah jadi peluang terlambat tipis.

Setelah melakukan empat kali penjemputan tersebut, senyum manis dan bangga Pak Jum tersungging di bibirnya, padahal kelihatannya ada yang dirasakan, dan pastinya rasa lelah dan sesekali nepuk-nepuk perutnya yang ditakutkan masuk angin karena selama 1 jam berkendara tanpa henti demi guru-guru yang biasa naik angkot tidak terlambat masuk sekolah dan merugikan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Kini Pak Jum dapat beristirahat dengan nyaman di teras rumah dinas penjaga sekolah dan terduduk santai di kursi kayu buatanya sendiri, sembari duduk Pak Jum melaksanakan sarapan pagi berupa nasi kuning bungkus yang di belinya di kantin sekolah sambil sesekali matanya melirik ke pintu masuk ruang kepala sekolahnya, dan tentu saja nanti sepulang sekolah akan melakukan han yang sama kembali berupa mengantarkan para guru tadi dari sekolah ke rumah masing-masing, banyak hikmah yang dapat Pak Jum ambil dari tugas dadakan atau Job Kondisional tersebut, mengapa...? Karena walau rasa lelah sedari subuh sudah berkegiatan, namun ada kepuasan tersendiri manakalah proses belajar mengajar di sekolah yang di jaga berjalan lancar tanpa terpengaruh oleh demo nya angkot dalam beberapa hari ini, disamping itu pula, tanpa Pak Jum sadari saat mengantar pulang guru ke rumahnya, mereka memberikan uang kepada Pak Jum sebagai pengganti bensin, namun setelah dikumpulin dari ke empat orang itu ternyata hasilnya lumayan "Alhamdulillah..." guman Pak Jum dalam hati. ***(01102017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun