Semilir angin hiasi malam
Tertatih perlahan ku berjalan
Lewati lorong gelap nan sunyi
Berjalan di antara kerikil-kerikil jalanan
Keringat malam mulai bercucuran
Basahi raga dalam kerinduan
Kaki pun mulai kelelahan
ada cita yang harus di pertahankan
Langkah kecil ku lewati ronda malam
Perlahan agar tak di tahan
Terdiam agar tak di terkam
Merunduk lewati petugas yang terduduk
Pos satpam terlewati
Segera menuju pujaan hati
Gerbang tertutup dan terkunci
Tanpa sinar lampu lagi sunyi
Ucapkan salam tanpa balasan
Sepi ditelan dinginya malam
Pagar baru saja ku buka pelan
Suara alarm bersahutan
Petugas jaga berhamburan
Aku pun kebingungan
Diam tak berdaya
Lunglai hadapi marabahaya
Tanganku di borgol satpam
Menuduhku pencuri malam
Tuduhan yang sangat kejam
Mukaku tak lepas dari hujaman
Beruntung yang punya rumah keluar
Menerima laporan dari satpam kasar
Maling malam jadi dakwaan
Sembari keluarkan segala ocehan
Kekasihpun dukung laporan
Benarkan aku pencuri malam
Pencuri hati yang kasmaran
Dengan barang bukti cincin di jari tangan
Aku pun tersungkur diam
Wajahku jadi bulan-bulanan
Satpam akhirnya tersadarkan
Kalau aku pencuri hati majikan
Cirebon, 16 Juli 2017 (01:58)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H