Mohon tunggu...
Kutu Kata
Kutu Kata Mohon Tunggu... -

No comment

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Matinya Sang Primadona

22 Juni 2012   00:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:41 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di cermin itu aku. Dan bukan kamu.
Di kilap pisau garang ini aku. Dan bukan kamu.

Sembarang ku buang make up norak dari wajahku.
Dengan lengan ku hapus gincu genit dari bibirku.
Seakan ingin ku buang dan ku hapus catatan tentang diriku.

Kupandangi cermin itu lagi. Aku benci kamu.

Banjir ait mata melunturkan eye shadow murahan ku ke mana-mana.
Hihihi, seperti badut make up ku hancur berantakan.

Ku tikam pisau ini pada laki-laki di cermin itu.
Hingga ia terkapar.
Dan aku masih saja resah.
Ku tikam ia berjuta-juta kali.
Sejuta luka, sejuta karat.

Di cermin itu aku. Dan laki-laki itu yang terkapar mati.
Karena yang ku tikam tadi adalah diriku sendiri.
*****

Bau anyir dan amis darah tercium dari dalam sebuah kamar kost.
Terpaksa warga mendobrak pintunya.
Polisi yang datang kemudian menemukan seorang waria muda tewas.
Kesimpulan awal ia tewas bunuh diri dengan menyayat urat nadinya sendiri dengan sebuah pisau.

Selain darah yang berceceran di lantai,ada juga sebuah tulisan "I hate You" di cermin meja rias yang ditulis dengan darah.

Berdasarkan KTP si korban diketahui identitas korban bernama : Suwandono, kelahiran : Blora,Jawa Tengah.

Evakuasi korban berjalan cepat. Korban segera dimasukkan kedalam sebuah ambulan.

Di kerumunan warga yang menonton dar batas police line, ada seorang ibu berkata,"Oh pantas, sudah beberapa hari ini Donna tidak kelihatan."
"Kasihan Donna, tidak ada lagi Donna yang ceria, tidak ada lagi Donna yang sering membelikan jajanan pada anak-anak kita." Kata ibu lain yang ada disebelahnya.

Hmm, tidak ada lagi Donna sang primadona kampung. Bisik seorang anak muda yang menonton dari kejauhan yang diam-diam mengagumi kecantikan Donna.

*****

Kutu Kata, Matinya Sang Primadona, 22062012

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun