Mohon tunggu...
Zainul Kutubi
Zainul Kutubi Mohon Tunggu... Administrasi - Menceritakan sesuatu lewat tulisan

Suka menulis puisi di tumblr: tulisanzainn.tumblr.com | ig: @zkutubi | twitter: @Al_kutub | Email: Al_kutub@ymail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Betawi dalam Prosa: Menggali Sastra Betawi Melalui Naskah Pecenongan

25 November 2020   23:56 Diperbarui: 26 November 2020   00:06 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepala Dinas Kebudayaan dan Permuseuaman Provinsi DKI Jakarta dalam buku Bunga Rampai: Sastra Betawi (2002) mengatakan, tujuan diterbitkannya buku Sastra Betawi adalah untuk mengungkapkan Sastra Betawi abad ke-19, sebagai salah satu aspek dari khazanah kebudayaan yang lama terpendam di daerahnya sendiri.

Seperti yang kita ketahui naskah-naskah kuno atau manuskrip sastra Betawi abad 19 banyak dikaji oleh para pakar sastra lama dari Universitas Leiden Belanda dan Leningrad Rusia, sejak tahun 1980-an.

Namun, di Negrinya sendiri baru muncul kembali dan dikaji awal dekade 2000-an. Dan Masyarakat cendrung belum mengetahui sastra Betawi lama atau naskah-naskah Pecenongan, karena memang referensi buku yang berkaitan dengan naskah tersebut dicetak secara terbatas, dan kebanyakan dipasarkan hanya untuk pelajaran Muatan Lokal saja di tingkat SLTP.

Katalog naskah pecenongan (sumber: foto pribadi)
Katalog naskah pecenongan (sumber: foto pribadi)

Sampai akhirnya tahun 2013 Perpustakaan Nasional (Perpusnas) mengadakan pameran tematik Naskah kono Nusantara dengan tema "Naskah Pecenongan Koleksi Perpustakaan Nasional; Sastra Betawi Akhir Abad ke-19".

Dalam pameran tersebut selain menampilkan informasi yang berkaitan dengan sastra Betawi, juga menampilkan bentuk fisik dari naskah-naskah pecenongan yang dimiliki dan dikoleksi oleh Perpustakaan Nasional.

Tujuan diadakannya pameran tersebut tentu untuk mensosialisasikan penelitian naskah-naskah kuno kepada generasi muda. Selain itu dengan diadakannya pameran tersebut diharapkan dapat menarik peneliti, budayawan, masyarakat Betawi untuk memahami dan mempelajari lebih dalam warisan budaya di Negrinya sendiri.

Setelah itu pada tahun 2014 terbit sebuah buku karangan Hendri Chambert Loir yang berjudul Iskandar Zulkarnain, Dewa Mendu, Muhammad Bakir dan Kawan-kawan: Lima Belas Karangan tentang Sastra Indonesia Lama. Buku tersebut berisi 15 artikel yang dituluis dalam rentang waktu 35 tahun antara 1975-2013.

Dengan semakin banyaknya referensi yang mengkaji  Sastra Betawi, mudah-mudahan menggerakkan minat masyarakat Betawi untuk membaca dan mengetahui tentang khazanah budayanya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun