Tidak mau terjerumus dalam toxic friendship, saya langsung membatasi interaksi dan menutup sedikit demi sedikit ruang untuk bercengkrama dengan orang-orang yang semacam ini. Karena sejatinya  hari weekend ialah hari untuk bersantai dan menenangkan pikiran, kita perlu istirahat dan merefreshkan otak dari kepenatan-kepenatan yang terjadi selama kita menjalankan roda aktivitas dari senin sampai jum'at.
Mengutak-atik Privasi Orang Lain
Salah satu bentuk toxic friendship lainnya ialah menyoal keprivasian. Ketika ada teman yang sering melihat layar handphone kita tanpa izin atau memaksa mengambil handphone kita dengan tingkat kekepoan level tinggi, maka segeralah jaga jarak.
Jika melihat gallery dan foto-foto yang ada di handphone mungkin kita tidak keberatan. Namun, jika sudah melihat pesan atau chatting dan rekening ewallet kemudian mengulik lebih dalam mengenai neraca keuangan kita, maka segeralah jauhi teman seperti ini. Biasanya teman dengan tingkat kekepoan yang sangat tinggi seperti ini hanya ingin mencari manfaat dari pribadi kita atau lingkungan pertemanan yang kita buat.
Selalu Mencari Manfaat
Kalian pernah mengalami dan mempunyai teman yang selalu pelit dan tidak mau mengeluarkan uang sepeser pun? Tidak mau patungan saat menyewa lapangan untuk bermain futsal, selalu minta keringanan biaya saat liburan bersama serta malas ketika disuruh dan dimintakan tolong. Satu kata untuk menghadapi tipe teman seperti ini, jauhi.
Selalu mencari kelemahan teman untuk mencapai kesenangan dan kepentingan pribadi ialah bentuk toxic friendship yang nyata. Langsung putuskan ikatan pertemanan jika menemukan teman semacam ini.
Manis di mulut pahit di kenyataan
Tipe teman seperti ini biasanya pandai beretorika dengan bahasa yang halus dan lembut. Pandai bersilat lidah dan selalu tahu tentang banyak hal, serta lihai memancing teman-teman yang lainnya agar iba dan respect dengan apa yang dilakukan dan dikatakannya. Namun, faktanya selalu berbanding terbalik dengan apa yang dikatakan di awal.
Solusi
Solusi untuk terhindar dari racun pertemanan ialah dengan pandai memfilter teman  sedari dini serta pahami lingkungannya. Ini adalah step awal dalam mencegah toxic friendsip. Kemudian hilangkan kata-kata "tidak enak", "sungkan" dan sebagainya. Karena meskipun tindakan yang mereka lakukan salah, mereka pun tidak malu dengan gerak-geriknya serta merasa benar akan langkahnya. Oleh karena itu cara terbaik menghindari toxic friendship adalah melawan dengan cara  menutup ruang interaksi.
Bagaimana jika sudah tercemplung dalam zona toxic friendship? Segeralah keluar dari circle atau lingkaran pertemanan itu sendiri, jauhi teman-teman yang tidak memberikan dampak positiv dalam kehidupan kita. Tinggalkan teman yang hanya ingin memanfaatkan kita dengan kedok pertemanan.