Lain halnya dengan Ustadz yang lain, ketika ia datang anak-anak pun menaruh respect dengan tidak bercanda ataupun berhenti melakukan candaan. Apakah anak-anak itu takut? tentu tidak, hal semacam itu timbul jika rasa hormat telah tertanam di diri anak-anak.
Di hadapan anak-anak saja wibawanya sudah jatuh, bagaimana di hadapan orang dewasa lainnya?, entahlah yang jelas saya berharap tak ada kejadian serupa yang di lakukan baik oleh orang yang sama maupun oleh orang lain.
Karena sejatinya masjid memang tempat untuk anak. Jika dilarang dan dibentak, lantas siapa yang membaca Shalawatan sebelum Adzan Maghrib?, siapa yang meramaikan masjid ketika Zuhur dan Ashar yang selalu sepi oleh orang-orang dewasa?, jika bukan anak-anak.
Maka dari itu biarkan mereka berkembang dan menikmati masa kecilnya di Masjid atau Mushallah, tentunya dibarengi dengan memberi pengetahuan kepada mereka tentang adab-adab di dalam Masjid. Apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dalam Masjid.
Mengedukasi anak-anak tentang hal demikian nampaknya lebih bermanfaat, daripada melontarkan umpatan-umpatan yang tak pantas dibarengi dengan sikap reaktif yang dapat merusak mental anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H