Indra Hutami Negoro
Siapa yang tak kenal Lembang, Bandung dengan sejuta pesona alam dan objek wisatanya? Kota yang selalu membuat siapapun yang pernah singgah disana ingin kembali dan kembali lagi kesana memang terkenal dengan banyak objek wisata alamnya. Danau, pegunungan, bukit dan masih banyak lagi. Di Bandung kini sedang marak pula dengan penggabungan wisata kuliner yang di kolaborasikan dengan sejuta pesona alam disana. Menikmati kuliner kuliner lezat dengan ditemani pemandangan alam, dikelilingi udara sejuk yang jauh dari polusi kendaraan.
Banyaknya objek wisata, berarti juga memunculkan banyaknya persaingan diantara objek wisata-objek wisata tersebut. Memuaskan pelanggan adalah cara yang selalu dilakukan para pengelola objek wisata. Apa dampaknya setelah pelanggan puas?
Kawasan Lembang seakan selalu ada di list pertama sebagai kawasan ideal untuk keluarga dan teman-teman dalam menghabiskan waktu liburnya. Floating Market Lembang adalah salah satu objek wisata di kawasan Lembang, Bandung. Terinspirasi dari iklan RCTI Oke yang menayangkan seorang ibu tua duduk di atas sampan di pasar terapung, Pery Tristianto yang merupakan pemilik dari Floating market pun berinisiatif menghadirkan obyek wisata Floating Market Lembang. Floating Market Lembang dilengkapi dengan Situ Umar yang menawarkan wisata alam pedesaan yang asri dan sejuk.
Sebagai kawasan wisata, Floating Market Lembang menghadirkan sejumlah wahana permainan yang sangat cocok untuk anak-anak dan keluarga. Seperti yang dikatakan diawal tadi, di Bandung belakangn ini sedang marak dengan wisata kuliner yang dipadukan dengan wisata alam, begitu pula dengan Floating Market Lembang, Tak hanya menyuguhkan keindahan alam, sebagai kawasan wisata Floating Market Lembang juga menyuguhkan berbagai jenis kuliner dan jajanan asli Jawa Barat dan Nusantara yang menggugah selera. Makanan western, seperti sosis dan lainnya pun tersedia.
Floating Market Lembang memang tidak berjualan sayuran, buah-buahan, atau daging mentah seperti yang dijajakan di Pasar Terapung di Kalimantan dan Sumatera. Di sini, aneka makanan, seperti baso tahu, colenak, siomay, sorabi, duren bakar, lotel, karedok, ketan bakar, dan lainnya yang dijual di atas perahu-perahu yang ditata dengan rapi.
Gambar Floating Market Lembang
Sumber: tempatwisatadibandung.info
Wisata yang komplit untuk dikunjungi keluarga dan kenyamanan-kenyamanan yang mereka suguhkan bisa diketahui dari orang-orang yang pernah berkunjung kesana. Dikutip dari majalah online swa.co.id, menurut Andrian (Putra pemilik Floating Market, Pery Tristianto yang turut mengelola bisnis The Big Price Cut Group milik Pery) , Floating Market tidak pernah beriklan. Strategi pemasaran benar-benar mengandalkan Word of Mouth (WOM) dan kekuatan media sosial. Seba, pengunjung banyak mengunduh foto-fotoLantaran mereka saat berlibur di Floating Market ke akun media sosial, baik ke Facebook, Instagram, mapun Twitter.
Kini di Instagram ada belasan ribu foto tentang Floating Market Lembang. Bukan pengelola Floating Market yang mengunggah foto-foto itu namun para pengunjung yang pernah berkunjung kesana yang mengguggah foto-foto tersebut. Dengan begitu secara tak langsung mereka sudah bercerita dan sharing tentang pengalaman yang mereka rasakan di Floating Market Bandung.
Beroperasi sejak 2012 silam, Floating Market Lembang meunjukan pertumbuhan yang sangat luar biasa. Dikutip dari majalah online swa.co.id, dengan investasi sekitar Rp30 miliar – di luar tanah – diakui Pery, konsep yang diusung Floating Market ternyata mendapat respon bagus. “Pertumbuhannya bagus dari tahun ke tahun,” katanya. Pery menambahkan di kawasan Floating Market tidak akan dibangun resor karena konsepnya tempat wisata. “Jumlah kamar di Lembang sudah penuh. Menginapnya di mana saja tapi jalan-jalannya, wisatanya ke Floating Market,” katanya.