Menanggapi artikel milik Aprilia Rusliana dalam http://www.kompasiana.com/apriliarusliana.
Dalam artikelnya, drama Turki di Indonesia memunculkan wabah dibandingkan kehadiran Drama Korea akhir-akhir ini. Saya menyetujui pendapat Beliau, tetapi keberadaan Drama Korea juga masih bertahan hingga kini dan daya tariknya masih tidak jauh kalah juga dibandingkan drama Turki yang akhir-akhir ini mencuri perhatian publik karena kesamaan budaya Islam yang dibawa. Berikut penjelasan keberadaan drama korea yang masih kuat karena pengaruh WOM kaum wanita.
Â
 [caption caption="sumber: http://www.blogs.babson.edu"][/caption]
    Korea Selatan menjadi sebuah negara yang saat ini menjadi perhatian banyak masyarakat dunia. Mulai dari perkembangan keadaan ekonomi negara yang patut diperhitungkan, daya tarik pariwisata yang dimiliki, keunikan budayanya, kuliner,  musik, fashion, hingga tayangan-tayangan broadcast televisi milik Korea Selatan. Korea Selatan memang tengah menciptakan penggemar dari berbagai masyarakat dunia. Hal ini disebut dengan istilah gelombang korean wave.
Â
Â
Â
    Sejarahnya, gelombang Korea Selatan atau fenomena korean wave awalnya masuk di daratan Cina pada tahun 1990an. Di Cina, diperkenalkan drama-drama televisi yang ternyata mendapatkan respons yang amat tinggi, mulai dari sinilah tersebar pemutaran serial-serial drama ke berbagai televisi di penjuru dunia. Kemudian menciptakan penggemar dari korean wave ini.
    Korean wave merupakan sebuah gelombang proses penyebaran nilai dan budaya populer Korea Selatan ke seluruh dunia. Budaya populer itu sendiri berarti sebuah budaya ‘nge-pop’ atau dinikmati oleh kalangan banyak yang memiliki ciri-ciri: trend, memiliki keseragaman bentuk, mudah diadopsi oleh khalayak, memiliki durabilitas, dan memiliki sisi profitabilitas bagi industri yang mendukung (sumber: http://puslit2.petra.ac.id/gudangpaper/files/2445.pdf). Produk budaya populer yang diperkenalkan Korea Selatan adalah serial drama televisi, film, musik-musik, dan artis-artisnya yang membawa revolusi pada kemajuan industri musik dan perfilman secara signifikan. Kepopuleran korean drama membawa kemudahan Korea menyebarkan pengaruh yang ingin mereka bawa.
    Korean drama adalah salah satu produk tayangan televisi produksi buatan Korea, didalamnya berupa cerita fiksi biasanya tidak jauh membahas mengenai kehidupan percintaan. Alasan drama Korea ini dapat disukai yakni bukan hanya jalan skenario cerita yang tidak dangkal, teknik pengambilan gambar serta kualitas gambar yang lebih baik, juga adanya transfer nilai budaya Korea yang diterima penonton, pengenalan bahasa-bahasa kepada penonton, dan bahkan nilai pariwisata yang dapat mendongkrak pertumbuhan devisa negara Korea.
   Indonesia juga terkena gelombang dari negara yang memiliki tahun kemerdekaan yang sama ini. Arus korean wave juga mulai menggaungi pertelevisian di Indonesia dimulai dari penayangan drama-drama yang mencuri perhatian banyak penontonnya. Penonton dan penggemar dari drama-drama Korea ini tidak lain adalah kaum hawa. Penayangan drama-drama Korea yang mulai mencuri banyak perhatian kaum wanita saat itu adalah Drama Full House dan Winter Sonata. Diteruskan dengan kemunculan drama Boys Before Flowers pada tahun 2010 yang membuat melejit arus gelombang hallyu di Indonesia.
Tiga alasan drama korea memiliki daya tariknya.
1. Karakter
  Penggunaan karakter biasanya menggunakan aktor tampan dan aktris yang cantik. Namun terkadang dalam Drama Korea, aktor dan aktris ditampilkan secara sealami mungkin hingga mungkin terlihat buruk hanya untuk merepresentasikan sesuai dengan alur cerita dalam drama.
Â
2. Plot
  Jalan atau alur cerita di dalam Drama Korea terkadang tidak jauh berbeda dengan jalan cerita intrik lainnya, yakni sulitnya kehidupan percintaan antara orang kaya yang jatuh cinta dengan anak orang miskin. Namun, menariknya banyak terselip nilai-nilai kehidupan yang mudah dipahami penonton/khalayak. Bukan hanya itu, realitas juga terkadang diungkap di dalam cerita drama milik Korea ini. Seperti drama Korea berjudul "Pinocchio" yang menyuguhkan teori-teori media dalam pemberitaan media televisi.
Â
3. Teknik pengambilan gambar
  Gambar-gambar yang disuguhkan tidak kalah dibandingkan film-film produksi buatan Amerika. Drama buatan Korea Selatan (atau di Indonesia sama seperti dengan sinetron) ini menyuguhkan grafis berkualitas, lagu-lagu soundtrack yang sengaja diciptakan untuk disesuaikan dengan nyawa drama tersebut. Hingga penggunaan properti-properti yang tidak biasa. Seperti helikopter, mobil tank, kapal pesiar demi mendukungnya alur cerita agar dapat ditampilkan secara maksimal kepada penonton.
Â
Â
    Wanita pada dasarnya memang memiliki kemampuan persuasi yang lebih baik dibandingkan pria. Biasanya mereka mengajak teman sekitarnya untuk menonton, kemudian ketika temannya suka, ia akan kembali dengan senang hati memberikan referensi drama televisi lainnya kepada temannya tersebut. Dan berlanjut pada temannya yang memberikan referensi ke teman-teman lainnya juga. Sama seperti dalam metode marketing yaitu WOM (word-of-mouth). Korea memanfaatkan metode ini dengan sangat baik, terlihat dari bagaimana awalnya ia hanya berusaha menyebarkan melalui tayangan-tayangan televisi berkualitas, mendapatkan respons, dan menimbulkan pangsa pasar yang besar.
    WOM atau word-of-mouth adalah suatu bentuk promosi bagian dari bauran komunikasi pemasaran, menjadi salah satu strategi paling berpengaruh dalam mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan produk dan jasa. Promosi dalam bentuk ini menjadi rekomendasi karena berupa dari mulut ke mulut dengan menceritakan pengalaman seseorang tentang produk dan jasa kepada orang lain, sehingga minat mendengarkan tentang produk dan jasa tersebut lebih didengarkan.
    Bertahannya keberadaan korean drama di Indonesia yang sebelumnya didominasi oleh keberadaan serial bollywood milik India tidak terlepas dari peran kaum wanita. Wanita memang suka sekali dengan hal-hal yang sensitif dan mempengaruhi emosional mereka. Jalan cerita dalam drama Korea dirasakan lebih menarik sehingga kemudahan menyebarkan dan mengajak wanita lainnya untuk menonton drama Korea lebih besar. Maka dari itu, keberadaan korean drama tetap menjadi pilihan wanita-wanita Indonesia.
Terbukti keberadaan Drama Korea masih eksis hingga saat ini yaitu dengan masih banyak web-web yang menayangkan drama Korea terbaru seperti MyAsianTv, Wikidrama, dan sebagainya. Hingga pertelevisian Indonesia juga masih banyak menayangkan Drama Korea sebagai programnya.
Â
Ditulis Oleh
Erlita Devi Fernanda
1204122135
Â
Telkom University
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H